Lompat ke isi

Peternakan kambing

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Seseorang yang sedang menggembala kambing.

Usaha beternak kambing adalah usaha peternakan, dan pengembangan kambing. Biasanya di Indonesia, orang mencari keuntungan dari peternakan ini lewat lebaran Idul Adha atau lebaran haji, karena banyak dicari. Beberapa "subspesies" kambing, seperti kambing etawa dicari susunya karena memang susu ini terasa enak di lidah. Adapun di beberapa negara Afrika yang serba berkekurangan, kambing dijadikan sebagai makanan pokok. Kambing enak dimasak pelbagai jenis masakan seperti sup kambing atau kambing guling atau kambing golek.

Sebenarnya ada beberapa alasan apabila kita hendak memelihara kambing. Pada waktu lebaran Idul Adha, kambing kepunyaan sendiri bisa saja kita jual, dan kita tarik keuntungannya hasil dari perdagangan itu; apalagi pada hari raya kurban, kambing juga akan melambung harganya.[1][2] Selain itu, di dunia Barat, ada yang bisa kita ambil dari daging kambing ini: dagingnya, bulu-bulunya, dan susunya yang bisa diolah sebagai mentega, keju, dan yoghurt. Sebab itu, kambing yang dipakai untuk diambil faidah-faidahnya adalah kambing pigmi.[3] Disebutkan bahwa kambing dapat menghasilkan susu sebanyak 1-2 liter perhari. Kambing punya protein dan susu yang lebih muda dicerna daripada sapi, sehingga tidak masalah orang yang punya masalah dengan masalah pernapasan dan penyakit di lambung.[4] Tapi, karena kita di Indonesia, bisa kita pergunakan kambing jawa, atau kambing kibas.[2]

Langkah-langkah

[sunting | sunting sumber]

Langkah awal yang bisa kita lakukan untuk beternak kambing adalah mencari tempat yang bagus seperti pedesaan, karena selain tanahnya masih subur, sawah-sawahpun masih luas. Sesudahnya, buatlah pagar yang membatasi lingkungan lain dan peternakan.[1][2] Ada baiknya kalau memang kita hendak menjadikan kambing itu sebagai kambing kurban, sebaiknya peliharalah kambing 5 bulan sebelum Idul Adha - atau akan lebih baik, setahun sebelumnya. Carilah kambing yang hendak kita kurban tidak cacat, tidak sakit, dan dalam keadaan sehat. Belilah kambing yang seperti disebutkan di atas dengan umur 10 bulan (lebih kurangnya), dan carilah yang sepasang jantan dan betina. Kurang lebih, kambing ini berharga 2 juta setengah. Dalam waktu setahun sekali, kambing bisa melahirkan 1 atau 2 ekor. Sehingga, bisa diambil garis tengah bahwa dalam setahun, kambing sudah mencapai 2-4 ekor kambing.[1]

Kalau memang kita hendak memelihara kambing dalam jumlah banyak, buatlah kandang berukuran 6 × 6 m, dengan sekat kamar perkambingnya 150 cm × 60 cm. Setiap kamar ada 20 kambing, sehingga kalau dijumlah 100 kambing dari 5 kamar tersebut agar tidak terlalu kebanyakan dan kambing-kambing itu tidak berkelahi. Selanjutnya carilah pekerja yang bisa membantu memelihara kambing itu yang benar-benar punya pengalaman mengurusi kambing. Di akhir, untuk pemasaran bisa dilakukan lewat pamflet, atau bisa juga dilakukan di saat hari raya kurban.[2]

Berdasar Peraturan Menteri Pertanian Nomor 102/Permentan/OT.140/7/2014 tentang Pedoman Pembibitan Kambing Dan Domba Yang Baik , ukuran sekatan kandang kambing yang benar memenuhi persyaratan daya tampung sebagai berikut :

  • Ukuran kandang kambing Jantan dewasa adalah 1-1,2 m²/ekor
  • Ukuran kandang kambing Betina dewasa yaitu 0,7-1m²/ekor
  • Ukuran kandang kambing Induk laktasi seluas 0,7-1m²/ekor + 0,5m²/ekor anak
  • Ukuran kandang kambing Jantan/betina muda (7-12 bln) adalah0,75 m²/ekor
  • Ukuran kandang kambing Jantan/betina sapihan (4-7 bln) adalah 0,5 m² /ekor
Kambing memakan daun ketela pohon.
Seorang peternak memberi makan kambing-kambingnya di Kulon Progo, Yogyakarta.

Dalam mengurusi kambing, selain memakan rumput, kita bisa mempergunakan pakan fermentasi. Ia terbuat dari jerami yang difermentasi dengan bakteri. Jerami-jerami itu dicampur dengan gedebong pisang, ampas tahu, bekatul dan ampas kacang dan uniknya dalam 10 hari, kambing bisa naik berat badan sampai 10 hari.[5] Berikut akan dijelaskan secara singkat:[5]

  • Pertama, jerami dan gedebong dicacah kecil-kecil, kemudian campurkan air dan parutan nanas. Masukkan bahan-bahan ini ke dalam wadah.
  • Di sisi lain, hancurkan jerami-jerami dengan ampas tahu dan bekatul; masukkan ke wadah yang lebih besar.
  • Larutan yang berisi air, gula pasir dan parutan nanas 1 buah tadi aduk rata dan diamkan sejenak selama kurang lebih 15 menit. Kemudian masukan lagi larutan itu kedalam air ±10 liter lalu siramkan secara merata ke dalam campuran pakan dalam wadah besar, kemudian sebagai tambahan taburkan garam dan aduk lagi terus menerus hingga semuanya tercampur rata.
  • Masukkan kesemuanya ke dalam wadah lain dan dan tutuplah dengan terpal plastik selama sehari jika memakai jerami kering, dan memakai gedebong pisang selama 1-3 jam. Pakanpun sudah siap.

Apabila memakai rumput, pemberian rumput adalah 2 kali. Pertama di waktu pagi, setelah kita bersihkan kandang kambing. Maka, pakannya kita jemur sampai siang dulu. Dijemur sampai layu dulu ini dimaksudkan untuk supaya pakan ini kering dan kemudian, tidak begitu membuat perut kambing jadi kembung karena pakan masih basah.[2] Kedua, di waktu sore. Pada waktu ini, jangan terlalu banyak memberi kambing. Sisakan untuk besok, seraya mencari lagi rerumputan buat kambing-kambing tersebut.[2]

Catatan lain

[sunting | sunting sumber]

Kadang kala, memelihara kambing mendapat beberapa halangan. Semisal, kekurangan pakan di waktu musim kemarau. Maka dari itu, kita bisa memakai pakan fermentasi[5] untuk mengatasi permasalahan tersebut.[1]

Pemeliharaan kambing juga mempunyai halangan dari segi kesehatan. Kambing mudah mendapat jangkitan penyakit dan memerlukan modal usaha untuk membina kandang tinggi.

Manfaat lain

[sunting | sunting sumber]

Telah disebutkan di atas bahwa kambing membawa banyak sekali manfaat, seperti dagingnya, bulunya, dan susunya. Selaain itu, kotorannyapun bisa kita gunakan juga. Telepong, atau nama lain kotoran kambing (dan juga sapi) bisa kita gunakan untuk membuat pupuk organik jika kita punya lahan dan suka bertani. Jika tidak, kotoran kambing bisa diolah dan dijual sebagai kompos.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e "Tabungan Usaha Ternak". Elfata. 14 (11): 38 – 39. 2014. ISSN 1693-7783. 
  2. ^ a b c d e f Tsabit, Muaz (17 Juli 2009). "Usaha Ternak Penggemukan Kambing Jawa untuk Hari Raya Kurban Iedul Ad'ha". Pengusaha Muslim. Diakses tanggal 17 Juli 2015. 
  3. ^ "How to Choose and Keep Goats". Country Wide. Diakses tanggal 17 Juli 2015. 
  4. ^ "Animal Husbandry". ICIMOD. Diakses tanggal 17 Juni 2015. 
  5. ^ a b c "Membuat Pakan Fermentasi Ternak Kambing". Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan. 15 September 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-06-17. Diakses tanggal 17 Juli 2015.