Pertempuran Sungai Salween
Pertempuran Sungai Salween | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Peperangan Qing–Dzungar | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Dinasti Qing | Kekhanan Dzungar | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Erentei † | Tsering Dhondup |
Pertempuran Sungai Salween adalah pertempuran yang terjadi pada September 1718 dekat Sungai Salween di Tibet, antara ekspedisi militer Dinasti Qing ke Lhasa dengan pasukan Kekhanan Dzungar yang memblokade jalannya.
Setelah Tsering Dhondup menaklukkan Tibet pada tahun 1717 atas perintah sepupunya, Dzungar Khong Tayiji Tsewang Rabtan,[1] Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing memerintahkan para jenderalnya untuk mengerahkan tentara dan mengusir bangsa Dzungar dan para pendukung mereka dari Tibet, namun jarak yang sangat jauh dan kesulitan logistik menghalangi reaksi yang segera. Pada tahun 1718, Qing sedang mengerahkan sebuah ekspedisi militer di Xining yang terdiri dari tentara Tiongkok dan Muslim.[2] Pasukan Tiongkok mengambil rute terpendek ke Lhasa yang membawa mereka ke barat Xining dan melewati daerah yang sepi ke Lhasa.[2]
Perjalanan panjang melewati sebuah negeri yang sepi menghabiskan persediaan ekspedisi dan menyebabkan para tentara jatuh sakit sehingga mengakibatkan Erentei menghentikan perjalanan di Dam dekat Sungai Salween sekitar 1,000 kilometer (0,621 mi) dari Xining,[3] sebuah tempat yang tidak jauh dari Lhasa. Di sana mereka membangun sebuah benteng batu dan menjelajahi daerah pedesaan untuk mencari makanan.[4] Mengetahui kehadiran pasukan Tiongkok, penguasa Dzungar mengerahkan milisi mereka dan melakukan mars untuk bertemu dengan pasukan Tiongkok. Kedua pasukan tersebut bertempur di medan terbuka namun pasukan Dzungar membunuh Erentei selama pertempuran dan pasukan Tiongkok terdesak kembali ke kamp mereka di mana pasukan Oirat dan Tibet menahan mereka di bawah pengepungan yang ketat.[3][4] Saat pengepungan berlangsung, pasukan Tiongkok terpaksa memakan mayat rekan-rekan mereka yang telah tewas karena persediaan mereka telah habis dan memakan kuda mereka sendiri.[4]
Pihak Tiongkok berusaha untuk merundingkan penarikan mundur pasukan dengan pihak Dzungar dan memperoleh bantuan dari beberapa lama Tibet untuk memediasi antara mereka dan komandan Dzungar, Tsering Dhondub mengizinkan mereka meninggalkan kamp dan kembali ke utara ke wilayah Qing.[4] Pihak Dzungar setuju namun ketika pasukan Tiongkok keluar dari kamp, mereka membantai pasukan Tiongkok tersebut.[4]
Pada tahun 1720, pasukan ekspedisi yang lebih besar yang dikirim oleh Kaisar Kangxi memasuki Lhasa, mengusir bangsa Dzungar dari Tibet dan memulai kekuasaan Qing di Tibet.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]Sumber
[sunting | sunting sumber]- Desideri, Ippolito (2010). Mission to Tibet:The Extraordinary Eighteenth-Century Account of Father Ippolito Desideri, S.J. Wisdom Publications. ISBN 978-0-86171-676-0.[pranala nonaktif permanen]
- Perdue, Peter (2005). China Marches West: The Qing Conquest of Central Eurasia. Harvard University Press. ISBN 978-0-674-01684-2.