Pembelandaan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pembelandaan atau Belandanisasi (bahasa Belanda: vernederlandsing[1], bahasa Inggris: Dutchification[2]) adalah penyebaran bahasa Belanda, bangsa Belanda, atau budaya Belanda, baik secara paksa maupun asimilasi budaya.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Belanda[sunting | sunting sumber]

Situasi bahasa tahun 2007 di Belanda Utara

Di Belanda, Pembelandaan berfokus pada perubahan bahasa. Ada juga upaya untuk mengubah konvensi budaya dalam skala yang lebih kecil. Sebagian besar upaya ini difokuskan pada wilayah Frisia. Selama Perang Frisia-Holland (1256-1422), County of Holland (tempat bahasa Franka Hilir dan kemudian bahasa Belanda Tengah digunakan) berhasil menaklukkan Friesland Barat; wilayah ini secara perlahan-lahan di-Belanda-kan. Sementara itu, kota dagang Groningen secara bertahap menyebarkan bahasa Sachsen Hilir Belanda ke seluruh Ommelanden yang berbahasa Frisia Timur pada Akhir Abad Pertengahan.[3] Pada tahun 1492, Groningen telah memperluas wilayah kekuasaannya ke sebagian besar provinsi Friesland saat ini dengan bantuan para bangsawan Vetkoper Frisia, di mana pada saat itu para bangsawan Schieringer Frisia meminta bantuan Albert III, Adipati Sachsen, yang berhasil mengusir orang-orang Groninger dan ditunjuk sebagai 'Gubernator Frisia' oleh Kaisar Habsburg Maximilian I pada tahun 1498. Dalam Perang Guelders berikutnya, jenderal Habsburg Georg Schenck van Toutenburg menaklukkan Friesland pada tahun 1524 dan menjadi gubernur pertamanya. Bahasa Belanda secara bertahap menjadi semakin penting secara administratif dalam beberapa dekade berikutnya, dan pada saat Friesland bergabung dengan Republik Belanda pada tahun 1580-an, bahasa Belanda telah menggantikan bahasa Frisia sebagai bahasa hukum dan pemerintahan. Kehadiran pejabat berbahasa Belanda yang terus meningkat di daerah perkotaan Frisia sangat memengaruhi komunikasi sehari-hari, dan mendorong munculnya dialek Stadsfries.[4] Akibatnya, bahasa Frisia Barat mengasimilasi berbagai kata bahasa Belanda, banyak di antaranya adalah kata serapan atau pinjam terjemah dari bahasa Belanda. [butuh rujukan]

Antara tahun 1950-an dan awal 1980-an, persentase penduduk Friesland yang menggunakan bahasa Frisia Barat sebagai bahasa ibu mereka turun dari 71% menjadi 59%, terutama karena migrasi penutur bahasa Frisia Barat di pedesaan ke daerah perkotaan di luar Frisia Barat dan menetapnya penutur bahasa Belanda dari luar provinsi di pedesaan Frisia. Bahasa Frisia Barat itu sendiri secara bertahap juga mengalami proses pembelandaan.[2][5]

Sebuah penelitian dari Universitas Radboud Nijmegen tahun 2016 yang dilakukan oleh ahli bahasa Geert Driessen menunjukkan bahwa persentase penutur bahasa Frisia Barat terus menurun antara tahun 1994 dan 2014, dan beralih ke bahasa Belanda. Selama dua puluh tahun tersebut, jumlah anak-anak yang berbicara bahasa Frisia Barat di dalam keluarga menurun dari 48% menjadi 32%, dan di luar keluarga (di antara teman-teman mereka) dari 44% menjadi 22%. Persentase orang tua yang berbicara bahasa Frisia Barat di antara mereka sendiri turun dari 58% menjadi 35%. Menurut Driessen, 'dalam dua generasi, tidak akan banyak yang tersisa', karena orang-orang tidak akan lagi dapat membaca dan menulis dalam bahasa Frisian Barat. Bahasa Belanda mungkin akan bertahan beberapa generasi lebih lama daripada bahasa Frisia Barat, tetapi Driessen memperkirakan bahwa 'semuanya akan beralih ke bahasa Inggris'.[6][7]

Belgia[sunting | sunting sumber]

Di Belgia, pembelandaan pendidikan di Flandria merupakan bagian penting dari tujuan politik Gerakan Flandria, sebuah gerakan sosial yang menuntut pengakuan terhadap bahasa dan budaya Belanda.[8] Ketika Belgia didirikan pada tahun 1830, pemerintah Prancis menindas penduduk Belanda. Bahasa Belanda dilarang digunakan dalam pendidikan tinggi, politik, dan peradilan demi mendukung bahasa Prancis. Oleh karena itu, pembelandaan di Belgia sebagian besar mengacu pada proses penggantian bahasa Prancis sebagai bahasa pendidikan di universitas dan sebagai bahasa budaya di kalangan elit.[butuh rujukan]

Belanda Baru[sunting | sunting sumber]

Dalam toponimi Belanda Baru, sebuah provinsi abad ke-17 di Amerika Utara, pembelandaan terlihat pada banyak nama tempat yang didasarkan pada rumpun bahasa Delaware.[butuh rujukan]

Untuk konsep pembelandaan di Amerika Utara pada masa kolonial, lihat:

  • John M. Murrin, "English Rights as Ethnic Aggression: The English Conquest, the Charter of Liberties of 1683, ... suggests that "Batavianization" played as significant a role as "Anglicization" in early New York.[butuh rujukan]

Juga:

  • Richard C. Simmons - 1976: The American colonies: from settlement to independence [9]
  • Joyce D. Goodfriend: Before the Melting Pot: Society and Culture in Colonial New York City, 1664-1730 [10]
  • Jeremy Adelman, Stephen Aron (2001): Trading cultures: the worlds of Western merchants: essays on authority [11]
  • Ned C. Landsman: Crossroads of Empire: The Middle Colonies in British North America[butuh rujukan]
  • Amy Turner Bushnell - 1995: Establishing exceptionalism: historiography and the colonial Americas -[butuh rujukan]

Indonesia[sunting | sunting sumber]

Untuk konsep pembelandaan pada masa kolonial Hindia Belanda, lihat:

  • Gerald H. Krausse - 1988: Urban Society in Southeast Asia: Political and cultural issues -[butuh rujukan]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Encarta Winkler Prins Encyclopaedia (1993–2002) s.v. "taalwetgeving. §2. Taalwetten 1893–1921 ". Microsoft Corporation/Het Spectrum.
  2. ^ a b Fase, Willem; Koen Jaspaert; Sjaak Kroon (2013). The State of Minority Languages. International Perspectives on Survival and Decline. Routledge. hlm. 293. ISBN 9781134379422. Diakses tanggal 21 March 2017. 
  3. ^ Encarta Winkler Prins Encyclopaedia (1993–2002) s.v. "Friese taal. §2. Oost-Fries". Microsoft Corporation/Het Spectrum.
  4. ^ Encarta Winkler Prins Encyclopaedia (1993–2002) s.v. "Friesland. §2.1 Friesland in the Duitse rijk; "Friese taal. §4. Ontwikkeling".
  5. ^ "Frisian languages, alphabets and pronunciation". 
  6. ^ Menno de Galan & Willem Lust (9 July 2016). "Friese taal met uitsterven bedreigd?". Nieuwsuur. NOS. Diakses tanggal 21 March 2017. 
  7. ^ "Frisian languages, alphabets and pronunciation". 
  8. ^ Encarta Winkler Prins Encyclopaedia (1993–2002) s.v. "taalwetgeving. §2. Taalwetten 1893–1921; Vlaamse Beweging. §4. Vernieuwing door democratisering (1893–1914) and §5. De Eerste Wereldoorlog en de gevolgen ervan (1914–1933)". Microsoft Corporation/Het Spectrum.
  9. ^ Simmons, Richard C. (1981). The American Colonies: From Settlement to Independence. New York: Norton. ISBN 0-393-00999-8. OCLC 6422601. 
  10. ^ Goodfriend, Joyce D. (9 October 1994). Before the Melting Pot: Society and Culture in Colonial New York City, 1664-1730. Princeton, N.J. ISBN 978-0-691-22298-1. OCLC 1231562801. 
  11. ^ Bakken, Gordon Morris (4 October 2010). The World of the American West. London: Routledge. ISBN 978-1-136-93159-8. OCLC 1100437281.