Paradoks

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Paradox)

Paradoks adalah sebuah pernyataan yang seolah-olah bertentangan atau berlawanan dengan asumsi umum, tetapi dalam kenyataannya mengandung sebuah kebenaran. Dalam ilmu sastra, paradoks termasuk ke dalam kategori ketidaklangsungan ekspresi yang berwujud penyimpangan arti.[1] Umumnya, kata paradoks sering kali digunakan dengan kontradiksi, tetapi sebuah kontradiksi oleh definisi yang tidak benar. Banyak sekali paradoks yang memiliki sebuah jawaban, meskipun tetap tidak bisa terpecahkan atau hanya bisa dipecahkan dengan perdebatan.[2] Kata paradoks berasal dari bahasa Yunani paradoxon. Istilah tersebut memiliki arti contrary to expectations, existing belief or perceived opinion (bertentangan dengan harapan, keyakinan yang ada atau pendapat yang dirasakan). Paradoks adalah suatu gaya bahasa yang menarik karena mengajak pembaca untuk berpikir lebih luas dan kritis terhadap ungkapan yang disampaikan.[3]

Paradoks dijadikan sebuah media untuk menyampaikan pernyataan retorik yang menyiratkan pertentangan tetapi sesungguhnya berisi kebenaran. Paradoks bisa menarik perhatian pembaca karena mereka harus menelaah proposisi bertentangan yang eksplisit atau implisit. Paradoks dapat merangkum imajinasi, realitas dan polemik. Sehingga, jika dirangkum secara keseluruhan, paradoks mempunyai ciri khas yang unik karena berbeda dari majas lainnya dalam hal penyajian pertentangan yang bisa memberi efek kejut karena preposisi dan makna dibalik pertentangan yang dideskripsikan.[4]

Contoh[sunting | sunting sumber]

Grandfather paradox[sunting | sunting sumber]

Teori ini menerangkan perjalanan waktu ke masa lalu untuk bertemu dan membunuh seorang kakek. Jika kakek terbunuh pada masa sebelum ayah atau ibu lahir atau sebelum kakek bertemu dengan nenek, maka ayah atau ibu tidak pernah dilahirkan ke dunia.

Dampaknya adalah tidak akan pernah dilahirkan dan tidak akan pernah melakukan perjalanan waktu ke masa lalu untuk membunuh kakek. Lalu, jika tidak pernah melaksanakan perjalanan waktu ke masa lalu untuk membunuh kakek, kakek hidup, ayah atau ibu pasti dilahirkan dan seorang anak pun akan terlahir.[5]

Predestination Paradox[sunting | sunting sumber]

Teori paradoks ini menggambarkan sesuatu yang ditakdirkan terjadi atau sudah pasti akan terjadi. Dalam paradoks predestination, bisa menciptakan perubahan di masa lalu tapi tidak dapat mengubah suatu hal yang ditakdirkan terjadi di masa yang akan datang.[5]

Bootstrap Paradox[sunting | sunting sumber]

Bootstrap adalah paradoks yang mengakibatkan tidak jelasanya suatu objek atau efek objek sebagai sebuah perjalanan waktu. Sebagai contoh di masa sekarang ada seorang ilmuwan membaca gagasan ide mengenai teori relativitas Einstein. Lalu mencoba melakukan perjalanan waktu agar bisa kembali ke masa lalu dan mengajarkan teori kepada Einstein jauh sebelum ia menemukan teori tersebut. Lantas terdapat pertanyaan, siapa penemu teori itu? Jika itu jawabannya, tentu mustahil karena membaca ide yang diciptakan oleh Einstein. Namun jika Einstein adalah penemu hal tersebut, tentu juga mustahil karena ia diajarkan kembali ke masa lalu.

Kidnapper Paradox[sunting | sunting sumber]

Kidnapper paradox diumpamakan sebagai suatu tebak-tebakan yang dilakukan penculik kepada Ayah yang diculik. Penculik berkata kepada sang Ayah yang anaknya diculik, “Jika kau dapat menebak apa yang aku akan lakukan nanti maka aku akan mengembalikan anakmu“ Dan sang ayah menebak "Aku tebak, kau tidak akan mengembalikan anak itu.” Penculik sangat menyesal dengan permainan tebak-tebakannya, sebab seorang Ayah berhasil menebak apa yang akan dilakukan. Artinya, anak tersebut harus tetap dikembalikan. Namun, jika dikembalikan maka tebakan Ayah sudah salah.[5]

Butterfly Effect Paradox[sunting | sunting sumber]

Butterfly Effect Paradox adalah efek paradoks yang diciptakan dari sebuah perjalanan waktu. Konsekuensi perjalanan waktu dan tindakan yang dilakukan di masa lalu dapat menyebabkan efek skala besar di masa yang akan mendatang.

Misalnya, ada seorang penggemar film “Star Wars” dan “Indiana Jones”. Kemudian penggemar melakukan perjalanan ke masa lampau untuk bertemu dengan seorangGeorge Lucas. Namun, hal itu membuatnya berhenti belajar di sebuah sekolah film hingga berdampak pada masa depan. Hal itu membuat film “Star Wars” dan “Indiana Jones” tidak pernah diproduksi dan teknologi yang telah tercipta karena inspirasi dari film yang pernah ada.[5]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Saptoyo, Rosy Dewi Arianti (2020-11-11). "Contoh Majas Paradoks". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-01-05. 
  2. ^ Nugraha, Jevi (2021-05-18). "Paradoks Adalah Pendapat yang Bertentangan, Berikut Penjelasan dan Contohnya". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-07. 
  3. ^ "Majas Paradoks: Kekacauan yang Menarik". Bernaspos.com. 2021-10-24. Diakses tanggal 2021-12-07. 
  4. ^ Jayantini, I Gusti Agung Sri Rwa; Umbas, Ronald; Lestari, Ni Nyoman Ayu Dewi (2020). "Paradoks dalam Antologi Puisi Rupi Kaur The Sun and Her Flowers". Wanastra : Jurnal Bahasa dan Sastra. 12 (2): 143. ISSN 2579-3438. 
  5. ^ a b c d Hany, Arief (30 Maret 2021). "5 Paradoks Ini Akan Membuat Otakmu Berpikir Keras". IDN Times. Diakses tanggal 2021-12-07. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]