Pandemi Covid-19 di Kota New York

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pandemi COVID-19 di Kota New York berawal dari anggapan remeh para pejabat Kota New York terhadap penyakit koronavirus 2019. Mereka tetap memberikan izin kegiatan transportasi khususnya kereta bawah tanah. Akhirnya, pandemi COVID-19 menjadi bencana yang paling banyak menimbulkan kematian dalam sejarah Kota New York. Akhirnya, pemerintah negara bagian New York mengeluarkan mandat pemakaian masker wajah di seluruh wilayahnya. Perintah ini dikeluarkan pada tanggal 15 April 2020. Penularan koronavirus sebagian besar disebabkan oleh kontak tubuh antarpenumpang kereta bawah tanah dan angkutan massal lainnya. Hal ini diungkapkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat pada bulan Mei 2020.[1][2][3] Sebanyak 3.019.434 dosis vaksin COVID-19 telah diberikan kepada warga Kota New York pada tanggal 17 Maret 2021 untuk menanggulangi pandemi.[4]

Tanggapan pemerintah[sunting | sunting sumber]

Awalnya, para pejabat Kota New York menganggap remeh koronavirus. Pada 2 Maret 2020, de Blasio memberi komentar di twitter bahwa orang harus mengabaikan virus dan tetap melakukan aktivitas sehari-hari serta tetap keluar kota meskipun ada koronavirus. Dalam konferensi pers yang diadakan pada tanggal 3 Maret 2020, Oxiris Barbot selaku Komisaris Kesehatan Kota New York menganjurkan kepada penduduk Kota New York untuk menjalani kehidupan sehari-hari mereka seperti biasa.[5] Pada 4 Maret, dia kembali mengatakan bahwa tidak ada risiko tertular penyakit koronavirus 2019 meski berada di dalam mobil atau kereta bawah tanah bersama seseorang yang berpotensi sakit.[6] Robert Holden dan Eric Ulrich selaku anggota Dewan Kota New York menulis permintaan kepada de Blasio agar Barbot diundurkan dari jabatannya.[6]

Setelah 89 kasus dikonfirmasi di negara bagian New York, Andrew Cuomo mengumumkan keadaan darurat bagi New York pada tanggal 7 Maret 2020. 70 kasus di antaranya terjadi di Westchester County, 12 di Kota New York, dan 7 di kota lainnya.[7] Pada 20 April, de Blasio mengumumkan pembatalan acara-acara besar hingga Juni 2020, termasuk pawai kebanggaan dan Parade Puerto Riko.[8] Pada 5 Agustus, de Blasio mengumumkan pendirian pos pemeriksaan COVID-19 di jalur perlintasan dan terowongan utama. Pendirian pos ini bertujuan untuk membantu pelaksanaan karantina yang diwajibkan selama 14 hari bagi pelancong dari daerah dengan tingkat transmisi tinggi. INi sejalan dengan permintaan Cuomo dalam koordinasi dengan Departemen Kepolisian Kota New York.[9] Tiap warga yang tidak mematuhi kebijakan ini akan dikenakan denda sebesar 2.000 Dolar hingga 10.000 Dolar.[10][11]

Dampak ekonomi[sunting | sunting sumber]

Pada April 2020, The New York Times melaporkan bahwa pengangguran terjadi pada ratusan ribu warga Kota New York. Kota New York sendiri telah mengalami kehilangan pendapatan dari pajak dengan jumlah sebesar 7,4 miliar Dolar. Kerugian secara ekonomi paling dirasakan oleh Teater Broadway, restoran, hotel, dan sistem transit. Selain itu, kerugian juga dialami oleh perusahaan di bidang konstruksi dan pengembangan lahan yasan karena segala kegiatannya dihentikan. Jutaan penyewa ragu terhadap kemampuan mereka dalam membayar uang sewa rumah. Kehilangan pendapatan yang parah dialami oleh para pekerja dengan penghasilan yang rendah. Hal yang sama dirasakan oleh para pekerja pengalengan dan pedagang kaki lima.[12][13] Penuruan laba atau risiko kerugian juga dialami oleh firma hukum, perusahaan jasa keuangan, dan para pekerja kerah putih. Pemutusan hubungan kerja dalam kisaran 475.000 hingga 1,2 juta orang diperkirakan dialami oleh para pekerja dengan upah yang rendah pada akhir April 2020. Ini membuat risiko pengangguran yang tinggi pada sektor ritel, transportasi, dan restoran.[14]

Dampak sosial[sunting | sunting sumber]

Pembatasan sosial[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 30 Maret, Walikota New York mengumumkan bahwa prosedur karantina telah dilakukan dengan menutup sebagian besar tempat ibadah. Sinagoge dan gereja yang tidak mematuhi aturan tersebut akan ditutup permanen jika ketahuan melakukan kegiatan selama masa karantina.[15] Beberapa panggilan dan penangkapan dilakukan karena aturan pembatasan sosial dilanggar oleh masyarakat. Seorang pemilik bar Brooklyn ditangkap pada 28 Maret 2020 karena menentang larangan Cuomo di bar dan restoran.[16] Aturan pembatasan sosial juga dilanggar oleh beberapa lusin orang dengan mengadakan sebuah pesta di Bronx. Para pesertanya kemudian ditangkap oleh Departemen Kepolisian Kota New York pada tanggal 3 April 2020.[17] Pada 7 April, NBC News melaporkan pelanggaran terhadap perintah PAUSE di seluruh kota dalam negara bagian New York. De Blasio menghimbau agar masyarakat yang menemukan pelanggaran terhadap perintah tersebut melapor ke 311.[18]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "COVID-19: Data Main - NYC Health". www1.nyc.gov. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Juni 2020. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  2. ^ "The Flu Epidemic of 1918". NYC Department of Records & Information Services (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 November 2020. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  3. ^ "SUMMARY OF VITAL STATISTICS - 2017 - THE CITY OF NEW YORK" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 16 November 2020. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  4. ^ "COVID-19: Data on Vaccines - NYC Health". www1.nyc.gov. 
  5. ^ Lawson, Kyle (3 Maret 2020). "Coronavirus risk 'remains low' in NYC; same-day testing now available, officials say". SILive.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Maret 2020. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  6. ^ a b Edelman, Susan (4 April 2020). "NYC pols urge de Blasio to oust health commissioner over coronavirus response". New York Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 April 2020. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  7. ^ "Coronavirus in N.Y.: Cuomo Declares State of Emergency". The New York Times. 8 Maret 2020. ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Maret 2020. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  8. ^ "No Room for Error: NY Over Peak But Cuomo Urges Caution or We Face 'Hell All Over Again'". NBC. 20 April 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Juni 2020. Diakses tanggal 25 Maret 2020. 
  9. ^ "NYC Setting Up COVID-19 Checkpoints To Enforce Quarantine Rules". WCBS Newsradio 880 (dalam bahasa Inggris). 5 Agustus 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 November 2020. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  10. ^ "NYC to Impose Checkpoints to Enforce Cuomo Quarantine Order, Mayor Says". NBC New York (dalam bahasa Inggris). August 5, 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 16, 2020. Diakses tanggal August 5, 2020. 
  11. ^ "Mayor de Blasio Announces COVID-19 Checkpoints to Enforce New York State Quarantine Orders". The official website of the City of New York. August 5, 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 16, 2020. Diakses tanggal August 5, 2020. 
  12. ^ "Press Release: New Report on NYC Street Vendors and Canners Reveals Depth of COVID Exclusion on Informal Workforce | WIEGO". www.wiego.org. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  13. ^ "NYC's Struggling Street Vendors Confront Their Worst-Ever Crisis". Bloomberg.com (dalam bahasa Inggris). 10 Desember 2020. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  14. ^ Goodman, J. David (20 April 2020). "'I Don't Think the New York That We Left Will Be Back for Some Years'". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Juni 2020. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  15. ^ "NYC mayor to synagogues: Close for coronavirus or shut down permanently". The Jerusalem Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Maret 2020. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  16. ^ Coronavirus: New York bar owner becomes first to be arrested for ignoring lockdown Diarsipkan 31 Maret 2020 di Wayback Machine. by Gino Spocchia, The Independent, 30 Maret 2020
  17. ^ "Cops bust boozy Bronx party ignoring coronavirus social distancing rules". New York Post. 4 April 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Mei 2020. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  18. ^ "Chopper Video Shows Large Groups at NYC Parks Despite Cuomo Extending PAUSE Order". NBC. 7 April 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Mei 2020. Diakses tanggal 25 Maret 2021.