Palalang, Pakong, Pamekasan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Desa Palalang
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenPamekasan
KecamatanPakong
Kode pos
69352
Kode Kemendagri35.28.09.2008
Luas-
Jumlah penduduk1.503 jiwa
Kepadatan-


Palalang adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan Provinsi Jawa Timur dengan batas barat Desa Seddur, batas selatan Desa Somalang, batas timur Desa Batuampar dan batas utara Desa Bajur

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Palalang merupakan pecahan dari desa lain yaitu “Somalang” dan muga banyak memiliki versi cerita yang cukup berfariatif,hal tersebut disebabkan oleh banyaknya tempat yang dikeramatkan kenudian dipercaya dan dijadikan pedoman sebagai tokoh yang kemudian dipercaya dan orang pertama datang membabat desa.

Dari dasar diatas akhirnya kami membagi legenda Desa Palalang menjadi dua legenda yang diangkat dari dua tokoh yang berasal dari dua dusun yaitu Dusun Palalang bagian utara yang dibabat oleh Buyut “ HUSEIN” dan Dusun Palalang bagian selatan dibabat oleh Buyut” PARANJAK” ( Dulakmat ) yang merupakan keturunan buyut Al-Ashar atau kata orang sekarang “PUJUK BAGANDAN” dan keduanya merupakan Pertapa digunung Pasekaran.

Karena secara Umum masyarakat meyakini bahwa keduanya merupakan tokoh orang pertama yang membabat hutan Padang dan Lalang dan khususnya dipinggiran paling utara yang penuh rumput-rumput dan Lalang di desa ini yang kemudian desa ini dinamakan Desa Palalang.

Pada Jaman Belanda Desa Palalang berbentuk dari dua pedukuhan yaitu dukuh Palalang bagian selatan dan dukuh Palalang bagian utara, tiap dukuh dipimpin oleh seorang dukuh yang membawahi RT/RW yang dibantu oleh Bayan,Petangan,Kami Tua serta lembaga lain yang juga menjadi jaka baya penanggung jawab keamanan dukuh dan mereka semua diberi imbalan berupa lahan tanah garapan/ percaton. Namun pda zaman Orde Baru Desa Palalang yang asalnya pecah jadi dua yaitu: Palalang Utara dan Palalang Selatan lalu digabung menjadi satu Desa Palalang yang terdiri dari 4 dusun yaitu:

  • Dusun Sorok
  • Dusun Pogag
  • Dusun Pandiyan
  • Dusun Palalang

Keempat dusun tersebut mempunyai kepala dusun masing-masing sampai sekarang ini dan satu Kepala Desa, berkut ini nama-nama yang pernah menjabat Kepala Desa Palalang:

  • K.Ageng Kenari
  • K.Ageng Dulakmat Pranjak
  • K.Mbah Buyut Samalun Pranjak Kosomo
  • A.Sama’uddin Wiryo Kosomo ( 1925-1971 )
  • H.Abdus Samad ( 1971-2007 )
  • Zaifurrachman ( 2007- sekarang )

Demografi[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2010, jumlah penduduk Desa Palalang adalah terdiri dari 400 KK, dengan jumlah total 1.503 jiwa, dengan rincian 763 laki-laki dan 740 perempuan sebagaimana tetera pada tabel di bawah ini

Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia[sunting | sunting sumber]

No Usia Laki-laki perempuan Jumlah Prosentase
1 0-4 55 54 109 orang 7,2 %
2 5-9 65 61 126 orang 8,3 %
3 10-14 64 62 126 orang 8,3 %
4 15-19 68 66 134 orang 8,9 %
5 20-24 71 70 141 orang 9,4 %
6 25-29 73 71 144 orang 9,5 %
7 30-34 71 70 141 orang 9,4 %
8 35-39 62 61 123 orang 7,9 %
9 40-44 65 64 129 orang 8,7 %
10 45-49 56 54 110 orang 7,4 %
11 50-54 52 51 103 orang 7,2 %
12 55-58 40 38 78 orang 5,2 %
13 >59 21 18 39 orang 2,6 %
Jumlah Total 763 740 1.503 orang 100%

Dari data di atas tampak bahwa penduduk usia produktif pada usia 20-49 tahun Desa Palalang sekitar 791 atau hampir 52,6 %. Hal ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.

Tingkat kemiskinan di Desa Palalang termasuk tinggi. Dari jumlah 400 KK di atas, sejumlah 301 KK tercatat sebagai Pra Sejahtera; 31 KK tercatat Keluarga Sejahtera I; 23 KK tercatat Keluarga Sejahtera II; 27 KK tercatat Keluarga Sejahtera III; 18 KK sebagai sejahtera III plus. Jika KK golongan Pra-sejahtera dan KK golongan I digolongkan sebagai KK golongan miskin, maka lebih 75,25 % KK Desa Palalang adalah keluarga miskin.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber Daya Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada peningkatan perekonomian. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru, sehingga akan membantu program pemerintah dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan. Prosentase tinggkat pendidikan DesaPalalang dapat dilihat pada di bawah ini.

Tabel Tamatan Sekolah Masyarakat[sunting | sunting sumber]

No Keterangan Jumlah Prosentase
1 Buta Huruf Usia 10 tahun ke atas 181 12  %
2 Usia Pra-Sekolah 109 7,2 %
3 Tidak Tamat SD 202 13,4 %
4 Tamat Sekolah SD 407 27,1 %
5 Tamat Sekolah SMP 361 24,2  %
6 Tamat Sekolah SMA 209 13,9 %
7 Tamat Sekolah PT/ Akademi 34 2,2 %
Jumlah Total 1.503 100  %

Dari di atas menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa Palalang hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun (SD dan SMP). Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadahi dan mumpuni, keadaan ini merupakan tantangan tersendiri.

Rendahnya kualitas tingkat pendidikan di Desa Palalang, tidak terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah ekonomi dan pandangan hidup masyarakat. Sarana pendidikan di Desa Palalang baru tersedia ditingkat pendidikan dasar 9 tahun (SD dan SMP), sementara untuk pendidikan tingkatmenengah ke atas berada di tempat lain yang relatif jauh.

Sebenarnya ada solusi yang bisa menjadi alternatif bagi persoalan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa Palalang yaitu melalui pelatihan dan kursus. Namun sarana atau lembaga ini ternyata juga belum tersedia dengan baik di Desa Palalang Bahkan beberapa lembaga bimbingan belajar dan pelatihan yang pernah ada tidak bisa berkembang.

Kesehatan[sunting | sunting sumber]

Masalah pelayanan kesehatan adalah hak setiap warga masyarakat dan merupakanhal yang penting bagi peningkatan kualitas masyarakat kedepan. Masyarakat yang produktifharus didukung oleh kondisi kesehatan. Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang terserang penyakit. Dari data yang ada menunjukkan adanya jumlah masyarakat yang terserang penyakit relatif tinggi. Adapun penyakit yang sering diderita antara lain infeksi pernapasan akut bagian atas, malaria, penyakit sistem otot dan jaringan pengikat. Data tersebut menunjukkan bahwa gangguan kesehatan yang sering dialami penduduk adalah penyakit yang bersifat cukup berat dan memiliki durasi lama bagi kesembuhannya, yang diantaranya disebabkan perubahan cuaca serta kondisi lingkungan yang kurang sehat. Ini tentu mengurangi daya produktivitas masyarakat Desa Palalang secara umum.

Sedangkan data orang cacat mental dan fisik juga cukup tinggi jumlahnya. Tercatat penderita bibir sumbing berjumlah 0 orang, tuna wicara 15 orang, tuna rungu 28 orang, tuna netra 7 orang, dan lumpuh 3 orang. Data ini menunjukkan masih rendahnya kualitas hidup sehat di Desa Palalang

Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah terkait keikutsertaan masyarakat dalam KB. Terkait hal ini peserta KB aktif tahun 2010 di Desa Palalang berjumlah 261 pasangan usuia subur. Sedangkan jumlah bayi yang diimunisasikan dengan Polio dan DPT-1 berjumlah 98 bayi. Tingkat partisipasi demikian ini relatif tinggi walaupun masih bisa dimaksimalkan mengingat cukup tersedianya fasilitas kesehatan berupa sebuah Puskesmas, dan Polindes di Desa Palalang Maka wajar jika ketersediaan fasilitas kesehatan yang relatif lengkap ini berdampak pada kualitas kelahiran bagi bayi lahir. Dari 21 kasus bayi lahir pada tahun 2010, hanya 0 bayi yang tidak tertolong.

Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah kualitas balita. Dalam hal ini, dari jumlah 109 balita pada tahun 2010, masih terdapat 0 balita bergizi buruk, 8 balita bergizi kurang dan lainnya sedang dan baik. Hal inilah kiranya yang perlu ditingkatkan perhatiannya agar kualitas balita Desa Palalang ke depan lebih baik.

Keada Sosial[sunting | sunting sumber]

Dengan adanya perubahan dinamika politik dan sistem politik di Indonesia yang lebih demokratis, memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme politik yang dipandang lebih demokratis. Dalam konteks politik lokal Desa Palalang, hal ini tergambar dalam pemilihan kepala desa dan pemilihan-pemilihan lain (pilleg, pilpres, pemillukada, dan pimilugub) yang juga melibatkan warga masyarakat desa secara umum.

Khusus untuk pemilihan kepala desa Palalang, sebagaimana tradisi kepala desa di Jawa, biasanya para peserta (kandidat) nya adalah mereka yang secara trah memiliki hubungan dengan elit kepala desa yang lama. Hal ini tidak terlepas dari anggapan masyarakat banyak di desa-desa bahwa jabatan kepala desa adalah jabatan garis tangan keluarga-keluarga tersebut. Fenomena inilah yang biasa disebut pulung –dalam tradisi jawa- bagi keluarga-keluarga tersebut.

Jabatan kepala desa merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat diwariskan kepada anak cucu. Mereka dipilh karena kecerdasan, etos kerja, kejujuran dan kedekatannya dengan warga desa. Kepala desa bisa diganti sebelum masa jabatannya habis, jika ia melanggar peraturan maupun norma-norma yang berlaku. Begitu pula ia bisa diganti jika ia berhalangan tetap.

Karena demikian, maka setiap orang yang memiliki dan memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam perundangan dan peraturan yang berlaku, bisa mengajukan diri untuk mendaftar menjadi kandidat kepala desa. Fenomena ini juga terjadi pada pemilihan Kepala Desa Palalang pada tahun 2007 Pada pilihan kepala desa ini partisipasi masyarakat sangat tinggi, yakni hampir 77,8%. Tercatat ada dua kandidat kepala desa pada waktu itu yang mengikuti pemilihan kepala desa. Pemilihan kepala Desa bagi warga masyarakat Desa Palalang seperti acara perayaan desa.

Pada bulan April dan Agustus ini masyarakat juga dilibatkan dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur putaran I dan II secara langsung. Walaupun tingkat partisipasinya lebih rendah daripada pemilihan kepala Desa, tetapi hampir 1.170 daftar pemilih tetap, memberikan hak pilihnya. Ini adalah proggres demokrasi yang cukup signifikan di desa Palalang

Setelah proses-proses politik selesai, situasi desa kembali berjalan normal. Hiruk pikuk warga dalam pesta demokrasi desa berakhir dengan kembalinya kehidupan sebagaimana awal mulanya. Masyarakat tidak terus menerus terjebak dalam sekat-sekat kelompok pilihannya. Hal ini ditandai dengan kehidupan yang penuh tolong menolong maupun gotong royong.

Walaupun pola kepemimpinan ada di Kepala Desa namun mekanisme pengambilan keputusan selalu ada pelibatan masyarakat baik lewat lembaga resmi desa seperti Badan Perwakilan Desa maupun lewat masyarakat langsung. Dengan demikian terlihat bahwa pola kepemimpinan di Wilayah Desa Palalang mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis.

Berdasarkan deskripsi beberapa fakta di atas, dapat dipahami bahwa DesaPalalang mempunyai dinamika politik lokal yang bagus. Hal ini terlihat baik dari segi pola kepemimpinan, mekanisme pemilihan kepemimpinan, sampai dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem politik demokratis ke dalam kehidupan politik lokal. Tetapi terhadap minat politik daerah dan nasional terlihat masih kurang antusias. Hal ini dapat dimengerti dikarenakan dinamika politik nasional dalam kehidupan keseharian masyarakat Desa Palalang kurang mempunyai greget, terutama yang berkaitan dengan permasalahan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara langsung.

Berkaitan dengan letaknya yang berada diperbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah suasana budaya masyarakat Jawa sangat terasa di Desa Palalang Dalam hal kegiatan agama Islam misalnya, suasananya sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Madura. Hal ini tergambar dari dipakainya kalender Umum / Islam, masih adanya budaya Kontes Sapi Sonok, Hadrah, Ketopak/Ludruk, Kerapan Sapi, dan lainnya, yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam dan Madura.

Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-hal lama ini mulai mendapat respon dan tafsir balik dari masyarakat. Hal ini menandai babak baru dinamika sosial dan budaya, sekaligus tantangan baru bersama masyarakat Desa PalalangDalam rangka merespon tradisi lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial, politik, agama, dan budaya di Desa Palalang Tentunya hal ini membutuhkan kearifan tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi adalah baik tetapi secara sosiologis ia akan berisiko menghadirkan kerawanan dan konflik sosial.

Dalam catatan sejarah, selama ini belum pernah terjadi bencana alam dan sosial yang cukup berarti di Desa Palalang Isu-isu terkait tema ini, seperti kemiskinan dan bencana alam, tidak sampai pada titik kronis yang membahayakan masyarakat dan sosial.

Keadaan Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Tingkat pendapatan rata-rata penduduk Desa Palalang Rp. 400.000/bln Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Palalang dapat teridentifikasi ke dalam beberapa sektor yaitu pertanian, jasa/perdagangan, industri dan lain-lain. Berdasarkan data yang ada, masyarakat yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 755 orang, yang bekerja disektor jasa berjumlah 30 orang, yang bekerja di sektor industri 7 orang, dan bekerja di sektor lain-lain 49 orang. Dengan demikian jumlah penduduk yang mempunyai mata pencaharian berjumlah 841 orang. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.

Tabel Mata Pencaharian dan Jumlahnya[sunting | sunting sumber]

No Mata Pencaharian Jumlah Prosentase
1 Pertanian 755 orang 89,7 %
2 Jasa/ Perdagangan

1. Jasa Pemerintahan

2. Jasa Perdagangan

3. Jasa Angkutan

4. Jasa Ketrampilan

5. Jasa lainnya

30 orang
    9  orang
    5  orang
    7  orang
    9  orang
    0  orang
3,6 %
 1    %
 0,5 %
 0,8 %
 1    %
 0    %
3 Sektor Industri 7 orang 0,8 %
4 Sektor lain 49 orang 5,9 %
Jumlah 841 orang 100  %

Dengan melihat data di atas maka angka pengangguran di Desa Palalang masih cukup tinggi. Berdasarkan data lain dinyatakan bahwa jumlah penduduk usia 20-55 yang belum bekerja berjumlah 329 orang dari jumlah angkatan kerja sekitar 213 orang. Angka-angka inilah yang merupakan kisaran angka pengangguran di Desa Palalang

Referensi[sunting | sunting sumber]