Mikropsia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sindrom Alice in Wonderland
Ilustrasi dari Alice's Adventures in Wonderland karya Lewis Carroll, menggambarkan karakter utama yang duduk membungkuk di sebuah ruangan kecil. Alice diposisikan dengan canggung dengan berat badannya yang ditopang sebagian oleh lengan kirinya, yang bertumpu di lantai dan membentang hampir setengah dari panjang ruangan. Kepalanya menunduk di bawah langit-langit rendah dan lengan kanannya mencapai luar, bertumpu pada ambang jendela yang terbuka. Lipatan gaun Alice menempati sebagian besar ruang kosong yang tersisa di ruangan tersebut.
Persepsi seseorang yang dapat terjadi karena mikropsia, gejala potensial dismetropsia. Diambil dari judul novel tahun 1865 karya Lewis Carroll Alice's Adventures in Wonderland
Informasi umum
Nama lainSindrom Todd,[1] halusinasi liliput, dismetropsia
SpesialisasiPsikiatri, neurologi
Aspek klinis
Gejala dan tandaMikropsia (disorientasi persepsi penglihatan pada objek disekitar)
KomplikasiGangguan penglihatan
Awal munculSebelum, selama, atau setelah migrain[2]
DurasiSetiap gejala terpisah dan hanya akan terjadi dalam jangka waktu 20 hingga 50 menit.[3]

Sindrom Alice in Wonderland atau mikropsia adalah keadaan disorientasi saraf yang memengaruhi persepsi penglihatan pada manusia. Dinamakan Sindrom Alice di Wonderland sesuai dengan judul novel karya Lewis Carroll.

Penderita sindrom ini akan merasa melihat rekannya, bagian tubuh dari manusia, hewan, objek tak bergerak menjadi lebih kecil dari kenyataan. Secara umum, objek yang dipersepsi muncul sangat jauh atau sangat dekat pada waktu bersamaan. Misalnya, seorang penderita melihat kucing peliharaannya menjadi sekecil tikus. Tanda ini disebut juga Penglihatan Liliput atau Halusinasi Liliput, yang istilahnya diambil dari nama negeri yang dihuni oleh makhluk setinggi enam inci dalam Petualangan Gulliver, novel karya Jonathan Swift. Tanda ini hanya berpengaruh pada persepsi saja, tidak pada mekanika mata. Persepsi dipengaruhi oleh interpretasi otak terhadap informasi yang didapat dari mata.

Dalam kondisis sementara, sindrom ini sering dikaitkan dengan sakit kepala migrain, tumor otak, dan penggunaan obat psikoaktif. Sindrom Alice di Wonderland ini dapat merupakan gejala utama dari Virus Epstein-Barr (lihat infeksi mononukleosis).[4]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Sindrom ini disebut juga sindrom Todd, mengacu pada Dr. John Todd (1914-1987), seorang berkebangsaan Inggris berprofesi sebagai Psikiater Konsultan di Rumah Sakit Jiwa High Royds di Menston, Yorkshire Barat, yang pada tahun 1955 mendeskripsikan kondisi yang sama.[5][6][7] Todd menemukan beberapa pasiennya mengalami sakit kepala migrain yang parah yang mengakibatkan mereka melihat dan mempersepsikan objek-objek sangat berubah ukurannya. Mereka menderita karena merasakan perubahan waktu dan sentuhan, serta persepsi yang menyimpang terhadap tubuh mereka sendiri. Meskipun ada gejala sakit kepala migrain, tidak seorang pasien pun yang mengalami tumor otak, kerusakan penglihatan, atau penyakit kejiwaan yang memiliki gejala yang sama. Mereka juga mampu berpikir jernih dan dapat membedakan halusinasi dari kenyataan. Tetapi, persepsi mereka tidak sesuai dengan yang sebenarnya.[8]

Lewis Carroll, sang penulis novel Alice’s Adventures in Wonderland (tahun 1865), diketahui menderita migrain dengan gejala yang serupa, Todd kemudian berspekulasi bahwa Carroll telah menjadikan migrain yang dideritanya sebagai sumber inspirasi novel terkenalnya itu. Catatan harian Carroll mengungkapkan bahwa pada 1856 ia berkonsultasi pada William Bowman, seorang oftalmologis ternama, mengenai manifestasi visual dari migrainnya.[9] Karena Carroll telah menderita gejala migrain selama bertahun-tahun sebelum ia menulis Petualangan Alice, cukup beralasan bahwa Carroll menjadikannya sebagai sebuah inspirasi.

Tanda dan gejala[sunting | sunting sumber]

Untuk penderita sindrom Alice di Wonderland, sistem optik secara fisik normal sepenuhnya. Sindrom menyebabkan perubahan persepsi yang berbeda dengan malafungsi mata itu sendiri. AIWS mempengaruhi indra penderita terkait dengan penglihatan, sensasi, sentuhan, dan pendengaran, termasuk citra tubuh sendiri.

Gejala yang menonjol dan sering mengganggu adalah perubahan citra tubuh: penderita mungkin mengalami kebingungan mengenai ukuran dan bentuk bagian (atau seluruh) tubuhnya. Sindrom Alice di Wonderland mengakibatkan distorsi persepsi ukuran dan bentuk objek. Dampak dan tanda lainnya yang mungkin dari sindrom adalah migrain, penggunaan obat-obatan yang bersifat halusinogen, dan infeksi mononukleosis.[10]

Selain itu, penderita sindrom dapat mengalami halusinasi liliput, yaitu melihat objek-objek lebih kecil atau lebih besar daripada ukuran sebenarnya.[11]

Diagnosis[sunting | sunting sumber]

Sindrom Alice di Wonderland lebih merupakan gangguan persepsi daripada perubahan fisiologis tertentu pada sistem tubuh. Sindrom dapat didiagnosis ketika penyebab-penyebab fisik lainnya tidak diketemukan dan jika pasien merasakan gejalan-gejala bersamaan dengan migrain dan merasakan sakit selama siang hari (meskipun dapat juga terjadi pada malam hari). Gejala sindrom lainnya adalah distorsi bunyi, seperti setiap gerakan kecil mengakibatkan suara berisik.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Longmore, Murray; Wilkinson, Ian; Turmezei, Tom; Cheung, Chee Kay (2007). Oxford Handbook of Clinical Medicine. Oxford. hlm. 686. ISBN 978-0-19-856837-7. 
  2. ^ "Alice and Wonderland Syndrome and Visual Migraines". 
  3. ^ "Alice in Wonderland Syndrome | Symptoms & Treatment". Share.upmc.com. 2016-10-25. Diakses tanggal 2019-08-30. 
  4. ^ Cinbis, M; Aysun, S (05-1992). "Alice in Wonderland syndrome as an initial manifestation of Epstein-Barr virus infection". The British Journal of Ophthalmology (dalam bahasa Inggris). 76 (5): 316. doi:10.1136/bjo.76.5.316. PMC 504267alt=Dapat diakses gratis. PMID 1390519. 
  5. ^ Todd, John (1955). "The syndrome of Alice in Wonderland". Canadian Medical Association Journal (dalam bahasa Inggris). 73 (9): 701–704. PMC 1826192alt=Dapat diakses gratis. 
  6. ^ Lanska, John Robert; Lanska, Douglas J. (2013). "Alice in Wonderland Syndrome: somesthetic vs visual perceptual disturbance". Neurology. 80 (13): 1262–1264. doi:10.1212/WNL.0b013e31828970ae. PMID 23446681. 
  7. ^ "The Career of Dr John Todd And Drug Addiction Case Studies". Highroydshospital.com. Diakses tanggal 2014-06-04. 
  8. ^ Cau C. (10-1999). "The Alice in Wonderland Syndrome". Minerva Medica (dalam bahasa Italia). Edizioni Minerva Medica S.p.A. 90 (10): 397–401. PMID 10767914. 
  9. ^ Martin, R. (03-2011). "Through the Looking Glass, Another Look at Migraine" (PDF). Irish Medical Journal (dalam bahasa Inggris). Irish Medical Organisation. 104 (3): 92. PMID 21667617. Diakses tanggal 2013-09-15. 
  10. ^ "Alice in Wonderland syndrome". Taber's Online Medical Dictionary (dalam bahasa Inggris). Philadelphia: F.A.Davis Company. Diakses tanggal 2014-12-30. 
  11. ^ Epstein, Jane; Stern, Emily; Silbersweig, David (2004). "H: Hallucinations". Dalam Craighead, W. Edward; Nemeroff, Charles B. The Concise Corsini Encyclopedia of Psychology and Behavioral Science (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-third). Hooboken, NJ: John Wiley & Sons, Inc. hlm. 420–422. ISBN 978-0-471-22036-7. Diakses tanggal 2014-12-30.