Manglietia glauca

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Manglid
Manglietia glauca

Daun dan buah Manglid Baros ( Manglietia glauca Bl.)
Taksonomi
DivisiTracheophyta
SubdivisiSpermatophytes
KladAngiospermae
Kladmagnoliids
OrdoMagnoliales
FamiliMagnoliaceae
SubfamiliMagnolioideae
TribusMagnolieae
GenusManglietia
SpesiesManglietia glauca
Blume
Tata nama
Sinonim taksonMagnolia Blumei PRANTL.

Manglietia glauca Bl atau Manglid baros dengan nama botaninya Magnolia Blumei PRANTL, Manglietia glauca Bl., merupakan salah satu jenis dari famili Magnoliaceae dan dikenal dengan nama daerah Baros, Manglid (Sunda); Baros, cempaka bulus (Jawa); Cempaka, Kepelan (Bali); Jatuh (Karo); Madang limpaung, Sitibai (Minangkabau).[1]

Magnolia Blumei PRANTL. ( Manglietia glauca Bl.) dikenal dengan nama manglid atau manglid baros. Dari hasil laporan Ekspedisi Manglid Rimpala Institut Pertanian Bogor tahun 2002 di kawasan Gunung Salak diketahui bahwa dari 3 desa yang diamati ternyata kondisi tegakan Manglid yang ada di daerah Kawah Ratu, Ciapus, dan Cidahu hanya ditemukan tingkat pohon 40 batang, 97 tingkat tiang, 35 tingkat pancang, 22 tingkat semai dan 70 tunggak bekas tebang atau tumbang. Dari data tersebut dapat dirasakan kehawatiran kelangkaan yang teramat sangat karena jumlah pohon dan jumlah tiang Manglid yang relatif sedikit, kerapatan tingkat permudaan (semai dan pancang) yang tidak terlalu besar serta adanya tunggak-tunggak bekas penebangan yang relatif banyak.

Sampai saat ini, perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji belum banyak diketahui karena benih mempunyai viabilitas rendah yaitu daya simpan/ketahanan biji manglid rendah yaitu bersifat rekalsitran (tidak tahan disimpan lama) hanya berkisar antara 2-5 minggu, dimana setelah lewat waktu tersebut biji akan sulit untuk tumbuh. Kloning tanaman Manglid sebagai alternatif untuk perbanyakan dengan perlakuan yang telah diberikan ternyata tidak berhasil tumbuh sebagaimana yang telah diharapkan.

Diskripsi Tumbuhan dan Lingkungan[sunting | sunting sumber]

Manglid berupa pohon, tinggi mencapai 25 – 40 m dengan bebas cabang 25 m dan diameter mencapai 150 cm, tersebar di ketinggian 1000 – 1500 m dpl. Hidupnya berkelompok dan di tempat yang lembap. Tajuk membulat, lebat, percabangannya berbentuk garpu yang dimulai jauh dari atas tanah, Daun tunggal bentuk elips memanjang atau elips melebar, kebanyakan bulat telur memanjang, ukuran 13–18 cm, panjang kadang sampai 25 cm. Ujung dan pangkal daun runcing, tangkai daun panjang. Tidak berbulu, permukaan bawah daun berwarna abu-abu kebiruan, permukaan atas hijau muda agak mengkilap, tersusun spiral.

Bunga terminal, soliter, besar, tangkai panjang 2,5 – 4 cm, berwarna kuning muda, harum, kelopak 9-13 tersusun dalam 3 lingkaran, benang sari banyak dan tersusun spiral, tangkai benang sari panjang atau pendek. Ovary ada 4 atau lebih pada masing-masing karpel. Penyerbukan dibantu oleh lebah madu dan berbunga sepanjang tahun. Buah majemuk, berbentuk kerucut (kegelvormig) panjang 6–8 cm, pada permukaan berwarna hijau dengan titik-titik putih, kemudian menjadi coklat hitam. Biji 2-6 banyaknya, kadang sampai 12, berwarna merah.

Sumber benih[sunting | sunting sumber]

Menurut informasi, tanaman manglid diketahui masih terdapat di Bedugul, Bali Utara, pada ketinggian ± 500 m dpl dan musim buahnya sekitar bulan oktober sampai Desember.

Potensi Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Di Jawa Barat dan Bali kayu jenis ini sangat disukai karena selain kayunya mengkilat, strukturnya padat, halus, ringan dan kuat. Kekuatan kayunya digolongkan dalam kelas III dan keawetanya kelas II. Adapun keuntungan dari kayu Manglid tersebut karena ringan yaitu dengan berat jenis (b.j.) 0,41 sehingga mudah dikerjakan, dan karena kekuatan dan keawetannya jenis kayu tersebut sering dijadikan bahan baku pembuatan jembatan, perkakas rumah, dan barang-barang. Pengeringan kayu dibutuhkan 4 bulan dengan cara kering angin dengan ketebalan papan 40 mm dan mencapai 320–580 kg/m³ dengan kadar air 15%.

Selain itu, ekstrak daun manglid dapat digunakan sebagai penghambat pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis oleh fraksi kloroform pada konsentrasi 2,5 persen . Sedangkan jamur Alternaria solani ( Jamur pada tomat ) dan Sclerotium oryzae (jamur pada padi ), fraksi kloroform dapat menghambat pertumbuhan mulai tampak pada konsentrasi 0,5 persen dan pada 1,5 persen jamur tersebut tidak tumbuh sama sekali.

Penanganan Benih[sunting | sunting sumber]

Buah manglid berbentuk cone yaitu dalam satu buah mempunyai banyak ruang yang berisi satu benih setiap ruangnya seperti buah srikaya. Benihnya mempunyai sifat masak buah yang berkaitan dengan waktu pengunduhan dan cara penangan benih yang khas, yaitu:

• Buah dapat diunduh apabila benih sudah masak fisiologis yaitu dicirikan dengan warna kulit buah hijau tua kecoklatan dengan warna benih merah. • Ekstraksi benih dilakukan dengan cara menjemur buah sampai ruang-ruang benih terbuka. Setelah itu, benih dikeluarkan dengan cara mengetuk-ngetuk buah diatas tampah sampai benih keluar. • Kulit benih yang berwarna merah dikelupaskan dari benihnya agar benih mudah berkecambah. • Kemudian, benih dipisah dari kotoran-kotoran sisa ekstraksi. • Viabilitas benih mudah turun sehingga harus segera ditabur. • Budidaya Tanaman

Sampai saat ini, laporan mengenai budidaya manglid baros masih sangat kurang sedangkan laju pengurangan tanaman di habitatnya sangat cepat. Hal ini harus menjadi perhatian bagi pengamat jenis-jenis andalan setempat.

Setiap kilogram berisi lebih kurang 41.500 benih kering, dapat disimpan sampai 5 minggu dimana pada 2 minggu pertama perkecambahan akan meningkat dan daya berkecambah antara 55 - 70 %. Di Jawa Barat, sudah dilakukan penanaman dengan masa penebangan setiap 35 tahun dengan hasil 12,1m³/ha.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Dharmawati F. Djam'an - Peneliti di Balai Litbang Teknologi Perbenihan-Bogor, Dept. Kehutanan (2006). "Mengenal Manglid Baros (Manglietia glauca Bl.) - Manfaatnya dan Permasalahan". Majalah Kehutanan Edisi VI, Dephut.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-23. Diakses tanggal 22 Agustus 2015.