Manawa Dharmasastra

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Salah satu lembaran dari Weda. Manawa Dharmasastra juga menjadi salah satu bagian dari Kitab Weda

Manawa Dharmasastra adalah salah satu kitab yang paling berpengaruh di antara kitab-kitab Dharmasastra.[1] Kitab ini merupakan bagian dari Kitab Dharma yang dihimpun secara sistematis oleh Bhagawan Bhrigu, seorang penganut ajaran Manu, dan juga seorang Sapta Rsi.[2] Kitab ini dianggap paling penting bagi masyarakat Hindu dan dikenal sebagai salah satu bagian dari kitab Sad Wedangga.[2] Wedangga sendiri adalah kitab yang merupakan batang tubuh weda yang tidak dapat dipisahkan dari Weda Sruti dan Weda Smrti.[2] Oleh karena itu, kitab ini dijadikan dasar hukum oleh masyarakat Hindu.[1] Di zaman Majapahit, Manawa Dharmasastra lebih populer disebut sebagai Manupadesa.[2] Proses penyesuaian kaidah-kaidah hukum Hindu tampaknya berjalan terus hingga abad ke-12 dipelopori oleh tokoh-tokoh suci: Wiswarupa, Balakrida, Wijnaneswara, dan Apararka. Menurut tradisi lingkungan kekuasaan, masa berlakunya hukum itu dibedakan atas empat kelompok yakni:

  1. Manu untuk zaman Krtayuga
  2. Gautama untuk zaman Tretayuga
  3. Sankha dan Likhita untuk zaman Dwaparayuga
  4. Parasara untuk zaman Kaliyuga.[1]

Ajaran Manu banyak berpengaruh di Indonesia dan telah digubah pula ke dalam Bahasa Jawa Kuno dengan judul Manusana dan Manupadesa.[1] Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia pada tahun 1974 oleh Gde Pudja dan Tjokorda Rai Sudharta.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e (Indonesia) Shaadily, Hassan. Ensiklopedia Indonesia Jilid 4. Jakarta: Ichtiar Baru dan Van Hoeve.
  2. ^ a b c d (Indonesia) "Manawa Dharmasastra".