Makam Syekh Barau

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Makam Syekh Barau Silungkang adalah salah satu cagar budaya yang berada di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, tepatnya berada di Jalan Prof. DR. Hamka, Desa Silungkang Tigo, Kecamatan Silungkang. Cagar budaya ini merupakan salah satu cagar budaya tidak bergerak. Makam ini tercatat tercatat sebagai cagar budaya di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar dengan nomor inventaris 24/BCB-TB/A/06/2007.[1]

Posisi[sunting | sunting sumber]

Secara astronomis, cagar budaya ini berada di titik: 00°43′24.4″S 100°45′50″E (-0.7234444, 100.7638889). Sedangkan secara geografis, situs cagar budaya Makam Syekh Barau Silungkang 249 Mdpl. adapun luas bangunan ± 10,10 m x 5,7 m (57,57 m²) lahan ± 17,3 m x 14,4 m (249,12 m²). Jika digambarkan, lokasinya berada di pinggir Jalan Raya Silungkang. Persis berada di sebelah Masjid Raya Silungkang. Apabila ingin mengunjungi objek ini dapat dicapai dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Pemilik Makam Syekh Barau Silungkang adalah masyarakat, dan dikelola oleh masyarakat.[1]

Sejarah atau Historis[sunting | sunting sumber]

Syekh Barau bernama asli M. Saleh bin Abdullah, yang diyakini mempelopori dan memimpin berdirinya Surau Godang dan Mesjid Silungkang. Ia merupakan seorang ulama besar pada abad ke 19 dan mempelajari seluk-beluk agama Islam hinga Mekkah.[1] Syekh Barau bernama asli Syekh Muhammad Saleh Bin Abdullah. Tak ada catatan persis kelahiran ulama besar ini. Namun, beliau diperkirakan lahir pada akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19. Sementara, tahun wafat, sejumlah buku mencatat pada 1872. Namanya tidak hanya harum di tanah kelahirannya, namun dicatat penulis Belanda sebagai ulama yang berpengaruh.[2] Sebagai tanda penghormatan terhadap Syekh Barau, ditandai dengan adanya ikan bernama Barau. Akan tetapi, ada masyarakat yang berpendapat supaya jangan kualat, akhirnya nama ikan itu nama ikan Tobang.[1]

Situs resmi Kemendikbud mencatat, Syekh Muhammad Saleh wafat pada 29 Zulhijjah 1288 H, atau bila dikonversikan ke tahun masehi bertepatan dengan 9 Maret 1872. Menurut Azyumardi Azra, sepeninggal Syekh Muhammad Saleh, pendidikan di Surau Silungkang tak lagi semaju pada saat beliau hidup. Oleh karena itu, terdapat makam yang bernama makam Syekh Barau. Makam ini terletak di samping mesjid yang dibangun oleh Syekh Barau yang telah mengalami renovasi sekitar tahun 1990-an.[1] Makam Syekh dimasukkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai salah satu situs cagar budaya di Kota Sawahlunto.[2]

Deskripsi Arkeologis[sunting | sunting sumber]

Mesjid dan kompleks makam ini terletak di pinggir Jalan Negara Lintas Sumatera. Disana juga terdapat Perguruan Muhamadiyah Silungkang. Kompleks makam ini terdiri dari dua bangunan, yaitu bangunan yang pertama berukuran 6 x 5 meter dan bangunan II dengan ukuran 14 x 5,8 meter. Pada bangunan II inilah terdapat makam keramat , yaitu makam Syekh Barau. Nisan makam terbuat dari bahan semen dan jirat juga terbuat dari semen.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e "Sejarah Cagar Budaya Makam Syekh Barau Silungkang di Kota Sawahlunto". halonusa.com. Diakses tanggal 2024-02-10. 
  2. ^ a b c Redaksi (2021-04-27). "Syekh Muhammad Saleh, Tokoh Pendidikan Surau Abad Ke-19 dari Silungkang". Langgam.id. Diakses tanggal 2024-02-10.