Masjid Raya Silungkang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Masjid Raya Silungkang adalah masjid besar di Nagari Silungkang, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Masjid ini berdiri di kompleks Surau Gadang Silungkang yang menjadi salah satu pusat pendidikan Islam terbesar di Minangkabau dengan figur ulama terkenal Muhammad Saleh atau akrab disapa Syekh Barau.[1][2] Bentuk Masjid Raya Silungkang sekarang merupakan hasil perombakan yang dilakukan pada tahun 1978.[3]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Surau Gadang Silungkang telah eksis sebagai pusat pendidikan Islam terbesar di Minangkabau pada akhir abad ke-19. Di sini, Muhammad Saleh alias Syekh Barau mengajar ribuan murid yang datang dari berbagai penjuru nagari di Minangkabau. Secara ukuran, Surau Gadang Silungkang merupakan salah satu surau terbesar di Minangkabau pada saat itu. Surau lainnya adalah Surau Batuhampar, diasuh oleh Syekh Abdurrahman (kakek Mohammad Hatta), saudara seperguruan Syekh Barau.

Lantaran Surau Gadang Silungkang tidak cukup untuk menampung banyaknya jemaah yang datang untuk beribadah, timbul keinginan masyarakat memiliki masjid. Untuk keinginan tersebut, Syekh Barau pergi ke Padang. Terinspirasi dari bentuk Masjid Raya Ganting yang baru berdiri, Syekh Barau menemui tukang yang membuat masjid tersebut dan mengajaknya untuk bekerja membangun masjid di Silungkang.

Bentuk[sunting | sunting sumber]

Bentuk awal Masjid Raya Silungkang

Pada awal berdiri, Masjid Raya Silungkang memiliki bentuk yang mirip dengan Masjid Raya Ganting dengan ukuran denah dasar 24 x 24 meter. Pada 1950, bangunan masjid dirombak. Masjid diperbesar dan dibuat bertingkat dengan bantuan dana salah satunya dari H. Aziz Udin. Perluasan dan pembangunan masjid selesai pada tahun 1958.

Adapun saat ini, bentuk Masjid Raya Silungkang merupakan hasil perombakan yang dilakukan pada tahun 1978.[3]

Bangunan lain[sunting | sunting sumber]

Di kompleks masjid, terdapat Makam Syekh Barau dan sebuah rumah tabuah peninggalan Surau Gadang Silungkang. Kedua objek tersebut telah ditetapkan menjadi cagar budaya.[4]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Redaksi (2021-04-27). "Syekh Muhammad Saleh, Tokoh Pendidikan Surau Abad Ke-19 dari Silungkang". Langgam.id. Diakses tanggal 2024-02-10. 
  2. ^ Tijdschrift voor Nederlandsch Indië (dalam bahasa Belanda). Ter Lands-drukkerij. 1869. 
  3. ^ a b https://simas.kemenag.go.id/profil/masjid/91694
  4. ^ "PORTAL - DapoBudBas". budbas.data.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2024-02-11.