Kolangiokarsinoma

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Kanker saluran empedu)
Kolangiokarsinoma
Gambar mikroskopik pada kolangiokarsinoma intrahepatik (gambar sebelah kanan) yang berdekatan dengan sel hati normal (gambar sebelah kiri). Noda H&E.
Informasi umum
Nama lainKanker saluran empedu
Pelafalan
SpesialisasiOnkologi
Faktor risikoPrimary sclerosing cholangitis, ulcerative colitis, infeksi cacing hati tertentu, malformasi kongenital pada hati
Aspek klinis
Gejala dan tandaNyeri perut, Kulit menguning, Penurunan berat badan, Pruritis, Demam
Awal muncul70 tahun
DiagnosisDikonfirmasi dengan pemeriksaan tumor secara mikroskopik
PerawatanPembedahan, kemoterapi, terapi radiasi, prosedur pemasangan stent, transplantasi hati
Prevalensi1-2 dari 100.000 orang per tahun (kejadian di negara Barat)

Kolangiokarsinoma atau dikenal sebagai kanker saluran empedu adalah jenis kanker yang terbentuk di saluran empedu.[1] Beberapa gejala yang timbul pada pengidap kolangiokarsinoma antara lain sakit perut, kulit kekuningan, penurunan berat badan, rasa gatal, dan demam.[2] Perubahan warna tinja menjadi lebih terang atau urin menjadi lebih gelap juga dapat terjadi.[3] Kanker saluran empedu lainnya yaitu kanker kandung empedu dan kanker ampula vater.[4]

Faktor risiko untuk kolangiokarsinoma antara lain adalah primary sclerosing cholangitis (penyakit radang saluran empedu), kolitis ulseratif, sirosis, hepatitis C, hepatitis B, infeksi cacing hati tertentu, dan beberapa malformasi hati kongenital.[2][5][6] Namun, kebanyakan orang tidak memiliki faktor risiko yang dapat diidentifikasi. Diagnosis dicurigai berdasarkan kombinasi tes darah, pencitraan medis, endoskopi, dan terkadang melalui tindakan bedah. Untuk mengonfirmasi penyakit ini dilakukan pemeriksaan sel tumor menggunakan mikroskop.[3] Kolangiokarsinoma biasanya merupakan adenokarsinoma (kanker yang membentuk kelenjar atau mengeluarkan musin).[5]

Setelah didiagnosis, kolangiokarsinoma biasanya tidak dapat disembuhkan. Oleh karena itu, deteksi dini sangat diperlukan.[2][7]Dalam kasus ini, perawatan paliatif yang dapat dilakukan antara lain adalah tindakan bedah, kemoterapi, terapi radiasi, dan prosedur pemasangan stent.[2] Pada sekitar sepertiga kasus yang melibatkan saluran empedu dan lebih jarang dengan lokasi lain, tumor dapat diangkat sepenuhnya melalui tindakan pembedahan yang memberikan kesempatan untuk sembuh.[2] Bahkan ketika operasi pengangkatan berhasil, kemoterapi dan terapi radiasi umumnya akan tetap direkomendasikan sebagai terapi tambahan.[2]Dalam kasus tertentu, tindakan operasi termasuk transplantasi hati dapat dilakukan.[5] Namun, ketika operasi berhasil, kelangsungan hidup 5 tahun biasanya kurang dari 50%.[8]

Kolangiokarsinoma jarang terjadi di negara Barat, dengan perkiraan kejadian 0,5-2 dari 100.000 orang per tahun.[2][8]Kolangiokarsinoma lebih banyak diidap oleh masyarakat di Asia Tenggara di mana banyak terjadi kasus infeksi oleh cacing hati.[9] Di Thailand, tingkat kejadian kolangiokarsinoma adalah 60 dari 100.000 orang per tahun.[9]Kanker ini biasanya terjadi pada orang berusia 70-an. Namun, pada orang yang mengidap penyakit radang saluran empedu (primary sclerosing cholangitis), peluang kemungkinan munculnya kanker ini terjadi lebih awal yaitu pada usia 40-an. Tingkat kejadian kolangiokarsinoma di negara Barat telah mengalami peningkatan.

Tanda dan gejala[sunting | sunting sumber]

Menguningnya kulit (jaundice) dan mata (scleral icterus).

Indikasi paling umum yang ditemukan pada penderita kolangiokarsinoma adalah abnormalitas pada hasil tes fungsi hati, penyakit kuning (mata dan kulit menguning terjadi ketika saluran empedu tersumbat oleh tumor), sakit perut (30-50%), gatal-gatal (66%), penurunan berat badan ( 30–50%), demam (hingga 20%), dan perubahan warna tinja atau urin.[10] Gejala yang timbul bergantung pada lokasi tumor. Penderita kolangiokarsinoma di saluran empedu ekstrahepatik (di luar hati) lebih mungkin mengalami penyakit kuning, sedangkan penderita kolangiokarsinoma yang tumornya tumbuh pada saluran empedu di dalam hati lebih sering mengalami nyeri tanpa adanya penyakit kuning.[11]

Tes fungsi hati pada orang dengan kolangiokarsinoma sering menunjukkan apa yang disebut "gambaran obstruktif", dengan peningkatan kadar bilirubin, alkalin fosfatase, dan gama glutamil transferase, dan kadar transaminase yang relatif normal. Temuan laboratorium tersebut menunjukkan terjadinya obstruksi saluran empedu sebagai penyebab utama penyakit kuning bukan peradangan atau infeksi parenkim hati.[12][13]

Siklus hidup dari Clonorchis sinensis, cacing hati yang terkait dengan kolangiokarsinoma

Faktor risiko[sunting | sunting sumber]

Meskipun kebanyakan pengidap tidak memiliki faktor risiko, sejumlah faktor risiko untuk perkembangan kolangiokarsinoma dapat dideskripsikan. Di negara Barat, faktor risiko yang paling umum adalah primary sclerosing cholangitis (PSC), penyakit radang saluran empedu yang terkait erat dengan kolitis ulseratif (UC).[14] Studi epidemiologis menyebutkan bahwa seseorang yang mengidap primary sclerosing cholangitis (PSC) akan lebih berisiko sebesar 10-15% untuk terkena kolangiokarsinoma.[15][16][17] Meskipun, dari suatu seri otopsi telah menemukan risiko yang lebih tinggi yaitu sebesar 30% pada penderita primary sclerosing cholangitis (PSC) untuk terkena kolangiokarsinoma.[18]

Penyakit hati yang disebabkan oleh parasit tertentu dapat juga menjadi faktor risiko dari kolangiokarsinoma. Kolonisasi dengan cacing hati Opisthorchis viverrine (ditemukan di Thailand, Laos, dan Vietnam)[19][20] atau Clonorchis sinensis (ditemukan di Cina, Taiwan, Rusia Timur, Korea, dan Vietnam)[21][22] telah dikaitkan dengan perkembangan kolangiokarsinoma. Program pengendalian (Integrated Opisthorchiasis Control Program) yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi makanan mentah dan setengah matang telah berhasil menurunkan angka kejadian kolangiokarsinoma di beberapa negara.[23] Orang dengan penyakit hati kronis, baik berupa hepatitis akibat virus (misalnya hepatitis B atau hepatitis C),[24][25][26] penyakit hati pada alkoholik, atau sirosis hati, secara signifikan meningkatkan risiko kolangiokarsinoma.[27][28] Infeksi HIV juga teridentifikasi dalam satu penelitian sebagai faktor risiko potensial untuk kolangiokarsinoma, meskipun tidak jelas apakah penyebab utamanya adalah HIV itu sendiri atau terdapat faktor lain yang berkorelasi (misalnya infeksi hepatitis C).

Infeksi bakteri Helicobacter bilis dan Helicobacter hepaticus dapat menyebabkan kanker saluran empedu.[29] Abnormalitas bawaan pada hati, seperti penyakit Caroli (tipe spesifik dari lima kista koledokus yang dikenali), telah dikaitkan sebagai faktor risiko dari kolangiokarsinoma sebesar 15%.[30][31] Kelainan bawaan langka sindrom Lynch II dan biliary papillomatosis juga telah ditemukan terkait dengan kolangiokarsinoma.[32][33] Adanya batu empedu (cholelithiasis) tidak jelas kaitannya dengan kolangiokarsinoma. Namun, penyakit batu intrahepatik (disebut hepatolitiasis), yang tidak umum terjadi di negara Barat tetapi umum di beberapa bagian Asia, sangat terkait dengan kolangiokarsinoma.[34][35][36] Paparan Thorotrast, suatu bentuk thorium dioksida yang digunakan sebagai media kontras radiologis, telah dikaitkan dengan perkembangan kolangiokarsinoma hingga 30-40 tahun setelah paparan. Thorotrast dilarang di Amerika Serikat pada 1950-an karena karsinogenisitasnya.[37][38]

Patofisiologi[sunting | sunting sumber]

Diagram sistem pencernaan yang menunjukkan lokasi saluran empedu

Kolangiokarsinoma dapat mempengaruhi area di saluran empedu, baik di dalam maupun di luar hati. Tumor yang terjadi di saluran empedu di dalam hati disebut sebagai intrahepatik, sementara yang terjadi di saluran di luar hati adalah ekstrahepatik, dan tumor yang terjadi di tempat keluarnya saluran empedu dari hati dapat disebut sebagai perihilar. Kolangiokarsinoma yang terjadi pada pertemuan di mana duktus hepatik bagian kiri dan kanan bertemu untuk membentuk duktus hepatikus dapat disebut sebagai tumor Klatskin.[39]

Meskipun kolangiokarsinoma diketahui memiliki gambaran histologis dan molekuler dari adenokarsinoma sel epitel yang melapisi saluran empedu, asal sel sebenarnya tidak diketahui. Bukti terbaru menunjukkan bahwa sel transformasi awal yang menghasilkan tumor primer mungkin muncul dari sel punca pluripoten hepatik.[40][41][42] Kolangiokarsinoma diperkirakan berkembang melalui serangkaian tahap dari hiperplasia dan metaplasia dini, melalui displasia, hingga perkembangan karsinoma yang nyata dalam proses yang serupa dengan yang terlihat pada perkembangan kanker usus besar.[43] Peradangan kronis dan obstruksi saluran empedu, dan aliran empedu yang terganggu, dianggap berperan dalam perkembangan kolangiokarsinoma.[43][44][45]

Secara histologis, kolangiokarsinoma dapat bervariasi mulai dari tidak berdiferensiasi hingga berdiferensiasi dengan baik. Sel-sel kanker tersebut sering dikelilingi oleh respons jaringan fibrotik atau desmoplastik yang cepat dengan adanya fibrosis yang luas sehingga akan sulit untuk membedakan kolangiokarsinoma yang berdiferensiasi dengan baik dari epitel normal. Tidak ada pewarnaan imunohistokimia yang sepenuhnya spesifik yang dapat membedakan jaringan ganas pada kantong empedu dari jaringan jinak pada kantong empedu. Namun, pewarnaan untuk sitokeratin, antigen karsinoembrionik, dan musin dapat membantu dalam diagnosis.[46] Sebagian besar tumor yang terbentuk (>90%) adalah adenokarsinoma.[47]

Diagnosis[sunting | sunting sumber]

Tes darah[sunting | sunting sumber]

Mikrograf intrahepatik, yaitu di dalam hati, kolangiokarsinoma (sebelah kanan dari gambar); hepatosit jinak terlihat (gambar sebelah kiri). Secara histologis, gambar ini menunjukkan kolangiokarsinoma sebagai (1) sel saluran empedu yang tidak normal (gambar sebelah kiri) memanjang dari tumor dalam septum interlobular (lokasi anatomi normal saluran empedu) dan (2) tumor yang memiliki stroma desmoplastik berlimpah yang sering terlihat pada kolangiokarsinoma. Portal triad (gambar sebelah kiri atas) memiliki saluran empedu yang normal secara histologis.

Tidak ada tes darah khusus yang dapat dilakukan mendiagnosis kolangiokarsinoma. Pada kondisi kolangiokarsinoma, kadar serum antigen karsinoembrionik (CEA) dan CA19-9 sering kali mengalami peningkatan, tetapi hal tersebut tidak cukup sensitif atau spesifik untuk digunakan sebagai alat skrining umum. Namun, penentuan kadar serum antigen karsinoembrionik (CEA) dan CA19-9 dapat berguna pada metode pencitraan dalam mendukung diagnosis kolangiokarsinoma.[48][49]

Pencitraan abdominal[sunting | sunting sumber]

Ultrasonografi pada hati dan saluran empedu sering digunakan sebagai pencitraan awal pada orang dengan dugaan obstruktif penyakit kuning (jaundis).[50] Ultrasonografi dapat mengidentifikasi obstruksi dan dilatasi saluran dan dalam beberapa kasus, cukup untuk mendiagnosis kolangiokarsinoma.[51] Pemindaian tomografi terkomputasi (CT Scan) juga memainkan peran penting dalam proses diagnosis kolangiokarsinoma.[52][53]

Pencitraan saluran empedu[sunting | sunting sumber]

Meskipun pencitraan abdominal dapat berguna dalam diagnosis kolangiokarsinoma, pencitraan langsung dari saluran empedu sering kali tetap diperlukan. Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP), prosedur endoskopi yang dilakukan oleh gastroenterolog atau dokter bedah yang terlatih khusus, telah banyak dilakukan. Meskipun ERCP adalah prosedur invasif dengan risiko yang menyertainya, keuntungannya adalah mencakup kemampuan untuk mendapatkan biopsi dan memasang stent atau melakukan intervensi lain untuk meredakan obstruksi saluran empedu.[54] Ultrasonografi endoskopi juga dapat dilakukan pada saat ERCP dan dapat meningkatkan keakuratan biopsi dan menghasilkan informasi tentang invasi dan kelayakan kelenjar getah bening untuk dapat dibedah atau tidak.[55] Sebagai alternatif untuk ERCP, percutaneous transhepatic cholangiography (PTC) dapat dilakukan. Magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP) adalah alternatif noninvasif untuk ERCP.[56][57] Terdapat penulis yang menyarankan bahwa MRCP harus menggantikan ERCP dalam diagnosis kanker saluran empedu karena dapat lebih akurat menentukan tumor dan menghindari risiko daripada ERCP.[58]

CT scan yang menunjukkan kolangiokarsinoma

Pembedahan[sunting | sunting sumber]

Eksplorasi bedah mungkin diperlukan untuk mendapatkan biopsi yang sesuai dan untuk menentukan stadium seseorang dengan kolangiokarsinoma secara akurat. Laparoskopi dapat digunakan untuk tujuan penentuan stadium dan dapat menghindari kebutuhan akan prosedur bedah yang lebih invasif, seperti laparotomi, pada beberapa orang.[59]

Patologi[sunting | sunting sumber]

Gambar ERCP dari kolangiokarsinoma, menunjukkan penyempitan saluran empedu dan pelebaran saluran empedu proksimal

Secara histologis, kolangiokarsinoma secara klasik adalah adenokarsinoma yang berdiferensiasi baik hingga sedang. Imunohistokimia berguna dalam diagnosis dan dapat digunakan untuk membantu membedakan kolangiokarsinoma dari karsinoma hepatoseluler dan metastasis tumor gastrointestinal lainnya.[60] Kuretase sitologi yang sering kali dilakukan terkadang tidak dapat mendiagnosis[61] karena tumor ini biasanya memiliki stroma desmoplastik yang tidak melepaskan sel tumor diagnostik melalui proses pengkuretan.

Penentuan stadium[sunting | sunting sumber]

Meskipun setidaknya ada tiga sistem penentuan stadium untuk kolangiokarsinoma (misalnya Bismuth, Blumgart, dan American Joint Committee on Cancer), tidak ada yang terbukti berguna dalam memprediksi kelangsungan hidup.[62] Masalah penentuan stadium yang paling penting adalah apakah tumor dapat diangkat melalui pembedahan atau apakah terlalu dini untuk melakukan pembedahan pada tumor. Seringkali, penentuan ini hanya dapat dilakukan pada saat pembedahan berlangsung.[54]

Pedoman umum untuk pembedahan meliputi:[63][64]

  • Tidak adanya metastasis ke kelenjar getah bening atau hati
  • Tidak adanya keterlibatan vena portal
  • Tidak adanya invasi langsung ke organ yang berdekatan
  • Tidak adanya penyebaran metastatis penyakit
Foto kolangiokarsinoma pada hati manusia.

Pengobatan[sunting | sunting sumber]

Kolangiokarsinoma dianggap sebagai penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan bersifat letal kecuali semua tumor dapat sepenuhnya direseksi (diangkat melalui pembedahan). Dalam beberapa kasus, kemampuan tumor untuk dapat dibedah hanya dapat diketahui selama pembedahan berlangsung,[65] mayoritas penderita akan menjalani eksplorasi pembedahan kecuali terdapat indikasi yang jelas bahwa terhadap tumor tidak dapat dilakukan pembedahan.[54] Namun, Mayo Clinic telah melaporkan keberhasilan yang signifikan dalam mengobati kanker saluran empedu dini dengan transplantasi hati menggunakan pendekatan protokol dan kriteria seleksi yang ketat.[66] Terapi adjuvan diikuti dengan transplantasi hati dapat memiliki peran tertentu dalam pengobatan terhadap tumor yang tidak dapat dibedah pada beberapa kasus tertentu.[67] Terapi lokoregional termasuk kemoembolisasi transarterial (TACE), radioembolisasi transarterial (TARE), dan terapi ablasi memiliki peran dalam varian intrahepatik kolangiokarsinoma untuk memberikan perawatan paliatif atau penyembuhan potensial pada penderita kolangiokarsinoma yang bukan kandidat layak untuk dibedah.[68]

Kemoterapi adjuvan dan terapi radiasi[sunting | sunting sumber]

Jika tumor dapat diangkat melalui pembedahan, penderita akan menerima kemoterapi adjuvan atau terapi radiasi setelah operasi untuk meningkatkan kemungkinan penyembuhan. Jika margin jaringan negatif (yaitu tumor telah dieksisi total), kemoterapi adjuvan tidak dapat dipasti manfaatnya. Hasil positif[69] dan negatif[11][70][71] dari terapi radiasi adjuvan telah dilaporkan dan tidak ada uji coba terkontrol acak prospektif yang telah dilakukan pada Maret 2007. Kemoterapi adjuvan tampaknya tidak efektif pada orang dengan tumor yang direseksi total.[72] Peran kemoradioterapi kombinasi dalam pengobatan terhadap kolangiokarsinoma masih belum jelas. Namun, jika margin jaringan tumor positif, menunjukkan bahwa tumor tidak sepenuhnya diangkat melalui pembedahan, maka terapi adjuvan dengan radiasi dan kemungkinan kemoterapi umumnya direkomendasikan berdasarkan data yang tersedia.

Pengobatan penyakit lebih lanjut[sunting | sunting sumber]

Mayoritas kasus pada kolangikarsinoma bersifat tidak dapat dilakukan pembedahan (tidak dapat dioperasi).[73] Dalam hal ini, penderita umumnya diobati dengan kemoterapi paliatif, dengan atau tanpa radioterapi. Kemoterapi telah ditunjukkan dalam uji coba terkontrol secara acak untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang kelangsungan hidup pada orang dengan kolangiokarsinoma yang tidak dapat dibedah.[74] Tidak ada panduan kemoterapi tunggal yang digunakan secara universal, dan pendaftaran dalam uji klinis sering direkomendasikan bila memungkinkan. Agen kemoterapi yang digunakan untuk mengobati kolangiokarsinoma termasuk 5-fluorourasil dengan leucovorin,[75] gemsitabin sebagai agen tunggal,[76] atau gemsitabin dan cisplatin,[77] irinotecan,[78] atau capecitabine.[79] Dalam sebuah studi, dinyatakan adanya manfaat dari erlotinib inhibitor tirosin kinase pada penderita kolangiokarsinoma tingkat lanjut.[80] Terapi radiasi diamati mampu memperpanjang kelangsungan hidup pada orang dengan kolangiokarsinoma ekstrahepatik yang direseksi,[81] dan beberapa laporan tentang penggunaannya pada kolangiokarsinoma yang tidak dapat direseksi menunjukkan peningkatan kelangsungan hidup, tetapi jumlahnya kecil.[8]

Infigratinib (Truseltiq) adalah penghambat tirosin kinase dari reseptor growth factor fibroblast (FGFR) yang telah disetujui untuk penggunaan medis di Amerika Serikat pada Mei 2021.[82] Infigranatinib diindikasikan untuk pengobatan penderita kolangiokarsinoma stadium lanjut atau metastasis yang sebelumnya diobati secara lokal di mana menyimpan fusi atau terjadi penataan ulang terhadap FGFR2.[82]

Prognosis[sunting | sunting sumber]

Reseksi bedah merupakan satu-satunya kemungkinan penyembuhan yang potensial pada kolangiokarsinoma. Untuk kasus kolangiokarsinoma yang tidak dapat dibedah, tingkat kelangsungan hidup dalam lima tahun ke depan adalah 0% di mana penyakit ini tidak dapat dioperasi karena kelenjar getah bening distal menunjukkan metastasis,[83] dan kurang dari 5% pada umumnya.[84] Durasi rata-rata kelangsungan hidup keseluruhan kurang dari 6 bulan pada penderita yang tumornya sudah bermetastasis.[85][86]

Untuk kasus kolangiokarsinoma yang dapat bedah, kemungkinan penyembuhan bervariasi tergantung pada lokasi tumor dan apakah tumor dapat diangkat seluruhnya, atau hanya sebagian. Kolangiokarsinoma distal (yang timbul dari saluran empedu umum) umumnya diobati dengan pembedahan dengan prosedur Whipple di mana tingkat kelangsungan hidup jangka panjang berkisar dari 15 hingga 25%, meskipun dalam satu penelitian melaporkan kelangsungan hidup lima tahun 54% untuk penderita tanpa keterlibatan kelenjar getah bening.[87][88][89] Kolangiokarsinoma intrahepatik (yang timbul dari saluran empedu di dalam hati) biasanya diobati dengan hepatektomi parsial. Berbagai seri penelitian telah melaporkan perkiraan kelangsungan hidup setelah operasi mulai dari 22 hingga 66%. Hasil tersebut dapat bergantung pada keterlibatan kelenjar getah bening dan kelengkapan operasi.[90][91] Kolangiokarsinoma perihilar (yang terjadi di dekat tempat keluarnya saluran empedu dari hati) paling tidak mungkin dapat dioperasi. Ketika pembedahan memungkinkan, tumor umumnya diperlakukan dengan pendekatan agresif yang sering kali termasuk pengangkatan kantong empedu dan kemungkinan bagian dari hati. Pada pasien dengan tumor perihilar yang dapat dioperasi, tingkat kelangsungan hidup 5 tahun yang dilaporkan berkisar antara 20 hingga 50%.[92][93][94]

Prognosis mungkin lebih buruk bagi pengidap primary sclerosing cholangitis yang mengembangkan kolangiokarsinoma, kemungkinan karena kanker tidak terdeteksi sampai stadium lanjut.[18] Beberapa bukti menunjukkan bahwa hasil mungkin membaik dengan pendekatan bedah yang lebih intensif dan terapi adjuvan.[95]

Epidemiologi[sunting | sunting sumber]

Jenis tumor pada hati yang banyak terjadi pada orang dewasa di Amerika Serikat, dengan kolangiokarsinoma ada pada peringkat atas[96]

Kolangiokarsinoma adalah bentuk kanker yang relatif jarang terjadi. Setiap tahun, sekitar 2.000 hingga 3.000 kasus baru didiagnosis di Amerika Serikat, yang berarti 1-2 kasus per 100.000 orang dilaporkan per tahun.[97] Dalam suatu seri otopsi telah melaporkan prevalensi 0,01% hingga 0,46%.[98][99] Terdapat prevalensi yang lebih tinggi dari kolangiokarsinoma di Asia, yang telah dikaitkan dengan infestasi parasit kronis endemik. Insiden kolangiokarsinoma meningkat seiring bertambahnya usia dan penyakit ini sedikit lebih sering terjadi pada pria daripada wanita (dimungkinkan karena tingkat primary sclerosing cholangitis sebagai faktor risiko utama tingkat kejadianya lebih tinggi pada pria).[47] Prevalensi dari kolangiokarsinoma pada orang dengan primary sclerosing cholangitis adalah sebesar 30%, berdasarkan studi otopsi.[18]

Berbagai penelitian telah mendokumentasikan peningkatan yang stabil dalam insiden kolangiokarsinoma intrahepatik. Peningkatan tersebut telah terlihat di Amerika Utara, Eropa, Asia, dan Australia.[100][101][102][103] Alasan peningkatan terjadinya kolangiokarsinoma belum bisa dijelaskan. Metode diagnostik yang lebih baik mungkin dapat membantu, tetapi prevalensi faktor risiko potensial untuk kolangiokarsinoma, seperti infeksi HIV juga telah mengalami peningkatan.[27]

Usia kematian standar dari kolangiokarsinoma intrahepatik (IC) dan ekstrahepatik (EC) untuk pria dan wanita berdasarkan negara[104]
Negara IC (pria/wanita) EC (pria/wanita)
Amerika Serikat 0,60/0,43 0,70/0,87
Jepang 0,23/0,10 5,87/5,20
Australia 0,70/0,53 0,90/1,23
Inggris 0,83/0,63 0,43/0,60
Skotlandia 1,17/1,00 0,60/0,73
Prancis 0,27/0,20 1,20/1,37
Italia 0,13/0,13 2,10/2,60

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "cholangiocarcinoma". cancer (dalam bahasa Inggris). 2011-02-02. Diakses tanggal 2022-02-10. 
  2. ^ a b c d e f g "Bile Duct Cancer (Cholangiocarcinoma) Treatment (PDQ®)–Health Professional Version - National Cancer Institute". cancer (dalam bahasa Inggris). 2021-10-08. Diakses tanggal 2022-02-10. 
  3. ^ a b "Bile Duct Cancer (Cholangiocarcinoma) Treatment (PDQ®)–Patient Version - National Cancer Institute". www.cancer.gov (dalam bahasa Inggris). 2021-08-20. Diakses tanggal 2022-02-10. 
  4. ^ Benavides, M.; Antón, A.; Gallego, J.; Gómez, M. A.; Jiménez-Gordo, A.; La Casta, A.; Laquente, B.; Macarulla, T.; Rodríguez-Mowbray, J. R. (2015-12-01). "Biliary tract cancers: SEOM clinical guidelines". Clinical and Translational Oncology (dalam bahasa Inggris). 17 (12): 982–987. doi:10.1007/s12094-015-1436-2. ISSN 1699-3055. PMC 4689747alt=Dapat diakses gratis. PMID 26607930. 
  5. ^ a b c Razumilava, Nataliya; Gores, Gregory J. (2014-06-21). "Cholangiocarcinoma". The Lancet (dalam bahasa English). 383 (9935): 2168–2179. doi:10.1016/S0140-6736(13)61903-0. ISSN 0140-6736. PMC 4069226alt=Dapat diakses gratis. PMID 24581682. 
  6. ^ Steele, Jennifer A.; Richter, Carsten H.; Echaubard, Pierre; Saenna, Parichat; Stout, Virginia; Sithithaworn, Paiboon; Wilcox, Bruce A. (2018-05-17). "Thinking beyond Opisthorchis viverrini for risk of cholangiocarcinoma in the lower Mekong region: a systematic review and meta-analysis". Infectious Diseases of Poverty. 7 (1): 44. doi:10.1186/s40249-018-0434-3. ISSN 2049-9957. PMC 5956617alt=Dapat diakses gratis. PMID 29769113. 
  7. ^ Zhang, Tan; Zhang, Sina; Jin, Chen; Lin, Zixia; Deng, Tuo; Xie, Xiaozai; Deng, Liming; Li, Xueyan; Ma, Jun (2021-11-23). "A Predictive Model Based on the Gut Microbiota Improves the Diagnostic Effect in Patients With Cholangiocarcinoma". Frontiers in Cellular and Infection Microbiology. 11: 751795. doi:10.3389/fcimb.2021.751795. ISSN 2235-2988. PMC PMC8650695alt=Dapat diakses gratis Periksa nilai |pmc= (bantuan). PMID 34888258 Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  8. ^ a b c Bridgewater, John A.; Goodman, Karyn A.; Kalyan, Aparna; Mulcahy, Mary F. (2016-05-01). "Biliary Tract Cancer: Epidemiology, Radiotherapy, and Molecular Profiling". American Society of Clinical Oncology Educational Book (36): e194–e203. doi:10.1200/EDBK_160831. ISSN 1548-8748. 
  9. ^ a b Bosman, Frank T. (2014). World Cancer Report 2014 (PDF). Bernard W. Stewart, Christopher P. Wild. Lyon, France: International Agency for Research on Cancer WHO. hlm. 403–12. ISBN 978-92-832-0429-9. OCLC 903962851. 
  10. ^ Llano, Rodrigo Castaño (2011). "Hilar Cholangiocarcinoma (Klatskin tumor)" (PDF). Col Gastroenterol. 26 (2). 
  11. ^ a b Nakeeb, Attila; Pitt, Henry A.; Sohn, Taylor A.; Coleman, JoAnn; Abrams, Ross A.; Piantadosi, Steven; Hruban, Ralph H.; Lillemoe, Keith D.; Yeo, Charles J. (1996-10). "Cholangiocarcinoma: A Spectrum of Intrahepatic, Perihilar, and Distal Tumors" (PDF). Annals of Surgery (dalam bahasa Inggris). 224 (4): 463–475. doi:10.1097/00000658-199610000-00005. ISSN 0003-4932. PMC 1235406alt=Dapat diakses gratis. PMID 8857851. 
  12. ^ Roche, Sean P.; Kobos, Rebecca (2004). "Jaundice in the Adult Patient" (PDF). American Family Physician. 69 (2). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-03-03. Diakses tanggal 2022-02-20. 
  13. ^ Fargo, Matthew V.; Grogan, Scott P.; Saguil, Aaron (2017). "Evaluation of Jaundice in Adults" (PDF). American Family Physician. 95 (3). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-02-20. Diakses tanggal 2022-02-20. 
  14. ^ Chapman, R.W. (1999). "Risk factors for biliary tract carcinogenesis". Annals of Oncology. 10 (2). doi:DOI: 10.1093/annonc/10.suppl_4.S308 Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  15. ^ Bergquist, Annika; Ekbom, Anders; Olsson, Rolf; Kornfeldt, Dan; Lööf, Lars; Danielsson, Åke; Hultcrantz, Rolf; Lindgren, Stefan; Prytz, Hanne (2002-03-01). "Hepatic and extrahepatic malignancies in primary sclerosing cholangitis". Journal of Hepatology (dalam bahasa English). 36 (3): 321–327. doi:10.1016/S0168-8278(01)00288-4. ISSN 0168-8278. 
  16. ^ Bergquist, Annika; Glaumann, Hans; Persson, Bo; Broomé, Ulrika (1998). "Risk factors and clinical presentation of hepatobiliary carcinoma in patients with primary sclerosing cholangitis: A case-control study". Hepatology (dalam bahasa Inggris). 27 (2): 311–316. doi:10.1002/hep.510270201. ISSN 1527-3350. 
  17. ^ Burak, Kelly; Angulo, Paul; Pasha, Tousif M; Egan, Kathleen; Petz, Jan; Lindor, Keith D (2004-03). "Incidence and Risk Factors for Cholangiocarcinoma in Primary Sclerosing Cholangitis" (PDF). American Journal of Gastroenterology. 99 (3): 523–526. doi:10.1111/j.1572-0241.2004.04067.x. ISSN 0002-9270. 
  18. ^ a b c Rosen, Charles B.; Nagorney, David M.; Wiesner, Russell H.; Coffey, ROBERT J. Jr; Larusso, Nicholas F. (1991-01). "Cholangiocarcinoma Complicating Primary Sclerosing Cholangitis". Annals of Surgery (dalam bahasa Inggris). 213 (1): 21–25. doi:10.1097/00000658-199101000-00004. ISSN 0003-4932. PMC 1358305alt=Dapat diakses gratis. PMID 1845927. 
  19. ^ Watanapa, P; Watanapa, W B (2002-08-01). "Liver fluke-associated cholangiocarcinoma". British Journal of Surgery. 89 (8): 962–970. doi:10.1046/j.1365-2168.2002.02143.x. ISSN 0007-1323. 
  20. ^ Sripa, Banchob; Kaewkes, Sasithorn; Sithithaworn, Paiboon; Mairiang, Eimorn; Laha, Thewarach; Smout, Michael; Pairojkul, Chawalit; Bhudhisawasdi, Vajaraphongsa; Tesana, Smarn (2007-07-10). "Liver Fluke Induces Cholangiocarcinoma". PLOS Medicine (dalam bahasa Inggris). 4 (7): e201. doi:10.1371/journal.pmed.0040201. ISSN 1549-1676. PMC 1913093alt=Dapat diakses gratis. PMID 17622191. 
  21. ^ Locke, Victoria; Kusnik, Alexander; Richardson, Melissa S. (2022-01-09). Clonorchis Sinensis (dalam bahasa Inggris). StatPearls Publishing. PMID 30422487. 
  22. ^ Kim, Tong-Soo; Pak, Jhang Ho; Kim, Jong-Bo; Bahk, Young Yil (2016-11-30). "Clonorchis sinensis, an oriental liver fluke, as a human biological agent of cholangiocarcinoma: a brief review" (PDF). BMB Reports (dalam bahasa Inggris). 49 (11): 590–597. doi:10.5483/BMBRep.2016.49.11.109. ISSN 1976-6696. PMC 5346318alt=Dapat diakses gratis. PMID 27418285. 
  23. ^ Sripa, Banchob; Tangkawattana, Sirikachorn; Sangnikul, Thinnakorn (2017-08-01). "The Lawa model: A sustainable, integrated opisthorchiasis control program using the EcoHealth approach in the Lawa Lake region of Thailand". Parasitology International. Special Issue: Opisthorchiasis: 100 Years of Discovery (dalam bahasa Inggris). 66 (4): 346–354. doi:10.1016/j.parint.2016.11.013. ISSN 1383-5769. PMC 5443708alt=Dapat diakses gratis. PMID 27890720. 
  24. ^ Kobayashi, Masahiro; Ikeda, Kenji; Saitoh, Satoshi; Suzuki, Fumitaka; Tsubota, Akihito; Suzuki, Yoshiyuki; Arase, Yasuji; Murashima, Naoya; Chayama, Kazuaki (2000). "Incidence of primary cholangiocellular carcinoma of the liver in Japanese patients with hepatitis C virus–related cirrhosis". Cancer (dalam bahasa Inggris). 88 (11): 2471–2477. doi:10.1002/1097-0142(20000601)88:11<2471::AID-CNCR7>3.0.CO;2-T. ISSN 1097-0142. 
  25. ^ Yamamoto, Satoshi; Kubo, Shoji; Hai, Seikan; Uenishi, Takahiro; Yamamoto, Takatsugu; Shuto, Taichi; Takemura, Shigekazu; Tanaka, Hiromu; Yamazaki, Osamu (2004). "Hepatitis C virus infection as a likely etiology of intrahepatic cholangiocarcinoma". Cancer Science (dalam bahasa Inggris). 95 (7): 592–595. doi:10.1111/j.1349-7006.2004.tb02492.x. ISSN 1349-7006. 
  26. ^ Huiying, Lu; Ye, Michele Q.; Thung, Swan N.; Dash, Srikanta; Gerber, Michael A. (2000). "Detection of hepatitis C virus RNA sequences in cholangiocarcinomas in Chinese and American patients". Chinese Medical Journal. 113 (12): 1138–1141. doi:https://doi.org/10.3760/cma.j.issn.0366-6999.2000.12.116 Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  27. ^ a b Shaib, Yasser H.; El-Serag, Hashem B.; Davila, Jessica A.; Morgan, Robert; McGlynn, Katherine A. (2005-03-01). "Risk factors of intrahepatic cholangiocarcinoma in the United States: A case-control study". Gastroenterology (dalam bahasa English). 128 (3): 620–626. doi:10.1053/j.gastro.2004.12.048. ISSN 0016-5085. PMID 15765398. 
  28. ^ Sørensen, Henrik Toft; Friis, Søren; Olsen, Jørgen H.; Thulstrup, Ane Marie; Mellemkjær, Lene; Linet, Martha; Trichopoulos, Dimitrios; Vilstrup, Hendrik; Olsen, Jørn (1998). "Risk of liver and other types of cancer in patients with cirrhosis: A nationwide cohort study in Denmark". Hepatology (dalam bahasa Inggris). 28 (4): 921–925. doi:10.1002/hep.510280404. ISSN 1527-3350. 
  29. ^ Chang, Alicia H.; Parsonnet, Julie (2010-October). "Role of Bacteria in Oncogenesis". Clinical Microbiology Reviews (dalam bahasa Inggris). doi:10.1128/CMR.00012-10. PMC 2952975alt=Dapat diakses gratis. PMID 20930075. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-10. Diakses tanggal 2022-02-10. 
  30. ^ Lipsett, Pamela A.; Pitt, Henry A.; Colombani, Paul M.; Boitnott, John K.; Cameron, John L. (1994-11). "Choledochal Cyst Disease A Changing Pattern of Presentation" (PDF). Annals of Surgery (dalam bahasa Inggris). 220 (5): 644–652. doi:10.1097/00000658-199411000-00007. ISSN 0003-4932. PMC 1234452alt=Dapat diakses gratis. PMID 7979612. 
  31. ^ Rahman, Sabrina; Sayeed, S K Jakaria Been; Chowdhury, Mostofa Kamal (2019-01-01). "Caroli's Disease: A premalignant condition?". Journal of Medicine. 20 (1): 55–56. doi:10.3329/jom.v20i1.38865. ISSN 2075-5384. 
  32. ^ Mecklin, J.-P.; Järvinen, H. J.; Virolainen, M. (1992). "The association between cholangiooaroinoma and hereditary nonpolyposis colorectal carcinoma". Cancer (dalam bahasa Inggris). 69 (5): 1112–1114. doi:10.1002/cncr.2820690508. ISSN 1097-0142. 
  33. ^ Lee, Sang Soo; Kim, Myung-Hwan; Lee, Sung Koo; Jang, Se Jin; Song, Moon-Hee; Kim, Kyu-Pyo; Kim, Hong Ja; Seo, Dong-Wan; Song, Dong Eun (2004). "Clinicopathologic review of 58 patients with biliary papillomatosis". Cancer (dalam bahasa Inggris). 100 (4): 783–793. doi:10.1002/cncr.20031. ISSN 1097-0142. 
  34. ^ Su, C-H; Shyr, Y-M; Lui, W-Y; P'Eng, F-K (1997-07-01). "Hepatolithiasis associated with cholangiocarcinoma". British Journal of Surgery. 84 (7): 969–973. doi:10.1002/bjs.1800840717. ISSN 0007-1323. 
  35. ^ Kim, Hyo Jung (2015). "Hepatolithiasis and intrahepatic cholangiocarcinoma: A review" (PDF). World Journal of Gastroenterology (dalam bahasa Inggris). 21 (48): 13418. doi:10.3748/wjg.v21.i48.13418. ISSN 1007-9327. PMC 4690170alt=Dapat diakses gratis. PMID 26730152. 
  36. ^ Jiang, Wei; Deng, Xiaofei; Zhu, Ting; Wei, Yuya; Lei, Zhen; Guo, Meimei; Yang, Jiong (2020-03-12). "Identification of Cholangiocarcinoma Associated with Hepatolithiasis via the Combination of miRNA and Ultrasound". Cancer Management and Research (dalam bahasa English). 12: 1845–1853. doi:10.2147/CMAR.S241870. PMC 7075433alt=Dapat diakses gratis. PMID 32210627. 
  37. ^ Levy, Dw; Rindsberg, S; Friedman, Ac; Fishman, Ek; Ros, Pr; Radecki, Pd; Siegelman, Ss; Goodman, Zd; Pyatt, Rs (1986). "Thorotrast-induced hepatosplenic neoplasia: CT identification". American Journal of Roentgenology (dalam bahasa Inggris). 146 (5): 997–1004. doi:10.2214/ajr.146.5.997. ISSN 0361-803X. 
  38. ^ Liu, Duo; Momoi, Hirohito; Li, Li; Ishikawa, Yuichi; Fukumoto, Manabu (2002-12-01). "Microsatellite instability in thorotrast-induced human intrahepatic cholangiocarcinoma". International Journal of Cancer (dalam bahasa Inggris). 102 (4): 366–371. doi:10.1002/ijc.10726. ISSN 0020-7136. 
  39. ^ Patel, Tushar (2011-04). "Cholangiocarcinoma—controversies and challenges" (PDF). Nature Reviews Gastroenterology & Hepatology (dalam bahasa Inggris). 8 (4): 189–200. doi:10.1038/nrgastro.2011.20. ISSN 1759-5045. PMC 3888819alt=Dapat diakses gratis. PMID 21460876. 
  40. ^ Roskams, T. (2006-06). "Liver stem cells and their implication in hepatocellular and cholangiocarcinoma". Oncogene (dalam bahasa Inggris). 25 (27): 3818–3822. doi:10.1038/sj.onc.1209558. ISSN 1476-5594. 
  41. ^ Liu, Chao (2004). "Possible stem cell origin of human cholangiocarcinoma". World Journal of Gastroenterology (dalam bahasa Inggris). 10 (22): 3374. doi:10.3748/wjg.v10.i22.3374. ISSN 1007-9327. PMC 4572317alt=Dapat diakses gratis. PMID 15484322. 
  42. ^ Sell, S.; Dunsford, H. A. (1989). "Evidence for the stem cell origin of hepatocellular carcinoma and cholangiocarcinoma". The American Journal of Pathology. 134 (6): 1347–1363. 
  43. ^ a b Sirica, Alphonse E. (2005). "Cholangiocarcinoma: Molecular targeting strategies for chemoprevention and therapy". Hepatology (dalam bahasa Inggris). 41 (1): 5–15. doi:10.1002/hep.20537. ISSN 1527-3350. 
  44. ^ Holzinger, F.; Z'graggen, K.; Buchler, M.W. (1999). "Mechanisms of biliary carcinogenesis: A pathogenetic multi-stage cascade towards cholangiocarcinoma". Annals of Oncology. 10 (4). 
  45. ^ Gores, G (2003-05). "Cholangiocarcinoma: Current concepts and insights". Hepatology. 37 (5): 961–969. doi:10.1053/jhep.2003.50200. ISSN 0270-9139. 
  46. ^ Ward, Stephen C.; Huang, Jiaoti; Tickoo, Satish K.; Thung, Swan N.; Ladanyi, Marc; Klimstra, David S. (2010-09). "Fibrolamellar carcinoma of the liver exhibits immunohistochemical evidence of both hepatocyte and bile duct differentiation". Modern Pathology (dalam bahasa Inggris). 23 (9): 1180–1190. doi:10.1038/modpathol.2010.105. ISSN 1530-0285. 
  47. ^ a b Henson, Donald Earl; Albores-Saavedra, Jorge; Corle, Donald (1992). "Carcinoma of the extrahepatic bile ducts. Histologic types, stage of disease, grade, and survival rates". Cancer (dalam bahasa Inggris). 70 (6): 1498–1501. doi:10.1002/1097-0142(19920915)70:6<1498::AID-CNCR2820700609>3.0.CO;2-C. ISSN 1097-0142. 
  48. ^ Coelho, Rosa; Silva, Marco; Rodrigues-Pinto, Eduardo; Cardoso, Hélder; Lopes, Susana; Pereira, Pedro; Vilas-Boas, Filipe; Santos-Antunes, João; Costa-Maia, José (2017). "CA 19-9 as a Marker of Survival and a Predictor of Metastization in Cholangiocarcinoma". GE - Portuguese Journal of Gastroenterology (dalam bahasa Inggris). 24 (3): 114–121. doi:10.1159/000452691. ISSN 2341-4545. PMC 5553366alt=Dapat diakses gratis. PMID 28848795. 
  49. ^ Patel, Anand H.; Harnois, Denise M. (2000). "The Utility of CA 19-9 in the Diagnoses of Cholangiocarcinoma in Patients Without Primary Sclerosing Cholangitis" (PDF). The American Journal of Gastroeneterology. 95 (1).  line feed character di |title= pada posisi 30 (bantuan)
  50. ^ Fadahunsi, Olufunke O.; Ibitoye, Bolanle O.; Adisa, Adewale O.; Alatise, Olusegun I.; Adetiloye, Victor A.; Idowu, Bukunmi Michael (2020-06-15). "Diagnostic accuracy of ultrasonography in adults with obstructive jaundice" (PDF). Journal of Ultrasonography. 20 (81): e100–e105. doi:10.15557/JoU.2020.0016. PMC 7409548alt=Dapat diakses gratis. PMID 32609962. 
  51. ^ Bloom, Carl M.; Langer, Bernard; Wilson, Stephanie R. (1999-09-01). "Role of US in the Detection, Characterization, and Staging of Cholangiocarcinoma". RadioGraphics. 19 (5): 1199–1218. doi:10.1148/radiographics.19.5.g99se081199. ISSN 0271-5333. 
  52. ^ Tillich, M; Mischinger, H J; Preisegger, K H; Rabl, H; Szolar, D H (1998-09-01). "Multiphasic helical CT in diagnosis and staging of hilar cholangiocarcinoma". American Journal of Roentgenology. 171 (3): 651–658. doi:10.2214/ajr.171.3.9725291. ISSN 0361-803X. 
  53. ^ Olthof, Susann-Cathrin; Othman, Ahmed; Clasen, Stephan; Schraml, Christina; Nikolaou, Konstantin; Bongers, Malte (2016). "Imaging of Cholangiocarcinoma" (PDF). Visceral Medicine (dalam bahasa Inggris). 32 (6): 402–410. doi:10.1159/000453009. ISSN 2297-4725. PMC 5290452alt=Dapat diakses gratis. PMID 28229074. 
  54. ^ a b c Feldman, Mark; Friedman, Lawrence S.; Brandt, Lawrence J. (2006). Sleisenger and Fordtran's Gastrointestinal and Liver Disease (8th ed). hlm. 1493–6. ISBN 978-1-4160-0245-1. 
  55. ^ Tamada, Kiichi; Ushio, Jun; Sugano, Kentaro (2011). "Endoscopic diagnosis of extrahepatic bile duct carcinoma: Advances and current limitations" (PDF). World Journal of Clinical Oncology (dalam bahasa Inggris). 2 (5): 203. doi:10.5306/wjco.v2.i5.203. ISSN 2218-4333. PMC 3100496alt=Dapat diakses gratis. PMID 21611097. 
  56. ^ Schwartz, L H; Coakley, F V; Sun, Y; Blumgart, L H; Fong, Y; Panicek, D M (1998-06-01). "Neoplastic pancreaticobiliary duct obstruction: evaluation with breath-hold MR cholangiopancreatography". American Journal of Roentgenology. 170 (6): 1491–1495. doi:10.2214/ajr.170.6.9609160. ISSN 0361-803X. 
  57. ^ Zidi, S. H.; Prat, F.; Guen, O. Le; Rondeau, Y.; Pelletier, G. (2000-01-01). "Performance characteristics of magnetic resonance cholangiography in the staging of malignant hilar strictures". Gut (dalam bahasa Inggris). 46 (1): 103–106. doi:10.1136/gut.46.1.103. ISSN 0017-5749. PMC 1727781alt=Dapat diakses gratis. PMID 10601064. 
  58. ^ Halefoglu, Ahmet Mesrur (2007). "Magnetic resonance cholangiopancreatography: A useful tool in the evaluation of pancreatic and biliary disorders" (PDF). World Journal of Gastroenterology (dalam bahasa Inggris). 13 (17): 2529. doi:10.3748/wjg.v13.i18.2529. ISSN 1007-9327. PMC 4146812alt=Dapat diakses gratis. PMID 17551999. 
  59. ^ Weber, Sharon M.; DeMatteo, Ronald P.; Fong, Yuman; Blumgart, Leslie H.; Jarnagin, William R. (2002-03). "Staging Laparoscopy in Patients With Extrahepatic Biliary Carcinoma: Analysis of 100 Patients" (PDF). Annals of Surgery (dalam bahasa Inggris). 235 (3): 392–399. doi:10.1097/00000658-200203000-00011. ISSN 0003-4932. PMC 1422445alt=Dapat diakses gratis. PMID 11882761. 
  60. ^ Takahashi, Yoshihisa; Dungubat, Erdenetsogt; Kusano, Hiroyuki; Ganbat, Dariimaa; Tomita, Yasuhiko; Odgerel, Sarandelger; Fukusato, Toshio (2021-01). "Application of Immunohistochemistry in the Pathological Diagnosis of Liver Tumors". International Journal of Molecular Sciences (dalam bahasa Inggris). 22 (11): 5780. doi:10.3390/ijms22115780. ISSN 1422-0067. PMC PMC8198626alt=Dapat diakses gratis Periksa nilai |pmc= (bantuan). PMID 34071338 Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  61. ^ Darwin, Peter E. (2022-01-12). "Cholangiocarcinoma". medscape. Diakses tanggal 22-02-10. 
  62. ^ Jarnagin, William R.; Fong, Yuman; DeMatteo, Ronald P.; Gonen, Mithat; Burke, Edmund C.; Bodniewicz, Jessica; Youssef, Miranda; Klimstra, David; Blumgart, Leslie H. (2001-10). "Staging, Resectability, and Outcome in 225 Patients With Hilar Cholangiocarcinoma:" (PDF). Annals of Surgery (dalam bahasa Inggris). 234 (4): 507–519. doi:10.1097/00000658-200110000-00010. ISSN 0003-4932. PMC 1422074alt=Dapat diakses gratis. PMID 11573044. 
  63. ^ Tsao, Jane I.; Nimura, Yuji; Kamiya, Junichi; Hayakawa, Naokazu; Kondo, Satoshi; Nagino, Masato; Miyachi, Masahiko; Kanai, Michio; Uesaka, Katsuhiko (2000-08). "Management of Hilar Cholangiocarcinoma: Comparison of an American and a Japanese Experience" (PDF). Annals of Surgery (dalam bahasa Inggris). 232 (2): 166–174. doi:10.1097/00000658-200008000-00003. ISSN 0003-4932. PMC 1421125alt=Dapat diakses gratis. PMID 10903592. 
  64. ^ Rajagopalan, Vandana; Grossbard, Michael L.; Kozuch, Peter (2004). "Gallbladder and Biliary Tract Carcinoma: A Comprehensive Update, Part 1". Oncology (dalam bahasa Inggris). 18 (7). 
  65. ^ Su, Cheng-Hsi; Tsay, Shyh-Haw; Wu, Cheng-Chung; Shyr, Yi-Ming; King, Kuang-Liang; Lee, Chen-Hsen; Lui, Wing-Yiu; Liu, Tse-Jia; P'eng, Fang-Ku (1996-04). "Factors Influencing Postoperative Morbidity, Mortality, and Survival After Resection for Hilar Cholangiocarcinoma" (PDF). Annals of Surgery (dalam bahasa Inggris). 223 (4): 384–394. doi:10.1097/00000658-199604000-00007. ISSN 0003-4932. PMC 1235134alt=Dapat diakses gratis. PMID 8633917. 
  66. ^ Rosen, C. B.; Heimbach, J. K.; Gores, G. J. (2008-06-01). "Surgery for cholangiocarcinoma: the role of liver transplantation". HPB (dalam bahasa English). 10 (3): 186–189. doi:10.1080/13651820801992542. ISSN 1365-182X. PMC 2504373alt=Dapat diakses gratis. PMID 18773052. 
  67. ^ Heimbach, Julie K.; Gores, Gregory J.; Haddock, Michael G.; Alberts, Steven R.; Pedersen, Rachel; Kremers, Walter; Nyberg, Scott L.; Ishitani, Michael B.; Rosen, Charles B. (2006-12-27). "Predictors of Disease Recurrence Following Neoadjuvant Chemoradiotherapy and Liver Transplantation for Unresectable Perihilar Cholangiocarcinoma". Transplantation (dalam bahasa Inggris). 82 (12): 1703–1707. doi:10.1097/01.tp.0000253551.43583.d1. ISSN 0041-1337. 
  68. ^ Kuhlmann, Jan B.; Blum, Hubert E. (2013-05). "Locoregional therapy for cholangiocarcinoma" (PDF). Current Opinion in Gastroenterology (dalam bahasa Inggris). 29 (3): 324–328. doi:10.1097/MOG.0b013e32835d9dea. ISSN 0267-1379. 
  69. ^ Doherty, Mark K.; Knox, Jennifer J. (2016-10). "Adjuvant therapy for resected biliary tract cancer: a review". Chinese Clinical Oncology. 5 (5): 64–64. doi:10.21037/cco.2016.08.05. 
  70. ^ Gonzalez, D.Gonziilez; Gouma, D.J.; Rauws, E.A.J.; Gulik, T.M. van; Bosma, A.; Koedooder, C. (1999). "Role of radiotherapy, in particular intraluminal brachytherapy, in the treatment of proximal bile duct carcinoma". Annals of Oncology. 10 (4).  line feed character di |title= pada posisi 81 (bantuan)
  71. ^ Pitt, Henry A.; Nakeeb, Attila; Abrams, Ross A.; Coleman, JoAnn; Piantadosi, Steven; Yeo, Charles J.; Lillemoe, Keith D.; Cameron, John L. (1995-06). "Perihilar Cholangiocarcinoma Postoperative Radiotherapy Does Not Improve Survival" (PDF). Annals of Surgery (dalam bahasa Inggris). 221 (6): 788–802. doi:10.1097/00000658-199506000-00017. ISSN 0003-4932. PMC 1234714alt=Dapat diakses gratis. PMID 7794082. 
  72. ^ Takada, Tadahiro; Amano, Hodaka; Yasuda, Hideki; Nimura, Yuji; Matsushiro, Takashi; Kato, Hiroyuki; Nagakawa, Takukazu; Nakayama, Toshimichi (2002). "Is postoperative adjuvant chemotherapy useful for gallbladder carcinoma?". Cancer (dalam bahasa Inggris). 95 (8): 1685–1695. doi:10.1002/cncr.10831. ISSN 1097-0142. 
  73. ^ Blechacz, Boris; Gores, Gregory J. (2008-07). "Cholangiocarcinoma: Advances in pathogenesis, diagnosis, and treatment" (PDF). Hepatology (dalam bahasa Inggris). 48 (1): 308–321. doi:10.1002/hep.22310. 
  74. ^ Glimelius, B.; Hoffman, K.; Sjödén, P.-O.; Jacobsson, G.; Sellström, H.; Enander, L.-K.; Linné, T.; Svensson, C. (1996-08). "Chemotherapy improves survival and quality of life in advanced pancreatic and biliary cancer". Annals of Oncology. 7 (6): 593–600. doi:10.1093/oxfordjournals.annonc.a010676. ISSN 0923-7534. 
  75. ^ Perkhofer, L.; Berger, A. W.; Beutel, A. K.; Gallmeier, E.; Angermeier, S.; Fischer von Weikersthal, L.; Goetze, T. O.; Muche, R.; Seufferlein, T. (2019-10-23). "Nal-IRI with 5-fluorouracil (5-FU) and leucovorin or gemcitabine plus cisplatin in advanced biliary tract cancer - the NIFE trial (AIO-YMO HEP-0315) an open label, non-comparative, randomized, multicenter phase II study" (PDF). BMC Cancer. 19 (1): 990. doi:10.1186/s12885-019-6142-y. ISSN 1471-2407. PMC 6813114alt=Dapat diakses gratis. PMID 31646981. 
  76. ^ Park, Jong-Sung; Oh, Sung-Yong; Kim, Sung-Hyun; Kwon, Hyuk-Chan; Kim, Jae-Seok; Jin-Kim, Hyo; Kim, Young-Hoon (2005-02-01). "Single-agent Gemcitabine in the Treatment of Advanced Biliary Tract Cancers: a Phase II Study". Japanese Journal of Clinical Oncology. 35 (2): 68–73. doi:10.1093/jjco/hyi021. ISSN 0368-2811. 
  77. ^ Giuliani, F.; Gebbia, V.; Maiello, E.; Borsellino, N.; Bajardi, E.; Colucci, G. (2006-06). "Gemcitabine and cisplatin for inoperable and/or metastatic biliary tree carcinomas: a multicenter phase II study of the Gruppo Oncologico dell'Italia Meridionale (GOIM)". Annals of Oncology. 17: vii73–vii77. doi:10.1093/annonc/mdl956. ISSN 0923-7534. 
  78. ^ Sohal, D.P.S.; Mykulowycz, K.; Uehara, T.; Teitelbaum, U.R.; Damjanov, N.; Giantonio, B.J.; Carberry, M.; Wissel, P.; Jacobs-Small, M. (2013-12). "A phase II trial of gemcitabine, irinotecan and panitumumab in advanced cholangiocarcinoma". Annals of Oncology (dalam bahasa Inggris). 24 (12): 3061–3065. doi:10.1093/annonc/mdt416. 
  79. ^ Knox, Jennifer J.; Hedley, David; Oza, Amit; Feld, Ron; Siu, Lillian L.; Chen, Eric; Nematollahi, Mahsan; Pond, Gregory R.; Zhang, Jessica (2005-04-01). "Combining Gemcitabine and Capecitabine in Patients With Advanced Biliary Cancer: A Phase II Trial". Journal of Clinical Oncology. 23 (10): 2332–2338. doi:10.1200/JCO.2005.51.008. ISSN 0732-183X. 
  80. ^ Philip, Philip A.; Mahoney, Michelle R.; Allmer, Cristine; Thomas, James; Pitot, Henry C.; Kim, George; Donehower, Ross C.; Fitch, Tom; Picus, Joel (2006-07-01). "Phase II Study of Erlotinib in Patients With Advanced Biliary Cancer". Journal of Clinical Oncology. 24 (19): 3069–3074. doi:10.1200/JCO.2005.05.3579. ISSN 0732-183X. 
  81. ^ Beltrán, Marta Bonet; Allal, Abdelkarim S.; Gich, Ignasi; Solé, Josep M.; Carrió, Ignasi (2012-04-01). "Is adjuvant radiotherapy needed after curative resection of extrahepatic biliary tract cancers? A systematic review with a meta-analysis of observational studies". Cancer Treatment Reviews (dalam bahasa English). 38 (2): 111–119. doi:10.1016/j.ctrv.2011.05.003. ISSN 0305-7372. PMID 21652148. 
  82. ^ a b Inc, BridgeBio Pharma (2021-05-28). "BridgeBio Pharma's Affiliate QED Therapeutics and Partner Helsinn Group Announce FDA Approval of TRUSELTIQ™ (infigratinib) for Patients with Cholangiocarcinoma". GlobeNewswire News Room (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-11. 
  83. ^ Yamamoto, Masakazu; Takasaki, Ken; Yoshikawa, Tatsuya (1999-03-01). "Lymph Node Metastasis in Intrahepatic Cholangiocarcinoma". Japanese Journal of Clinical Oncology. 29 (3): 147–150. doi:10.1093/jjco/29.3.147. ISSN 0368-2811. 
  84. ^ Lauterio, Andrea; De Carlis, Riccardo; Centonze, Leonardo; Buscemi, Vincenzo; Incarbone, Niccolò; Vella, Ivan; De Carlis, Luciano (2021-01). "Current Surgical Management of Peri-Hilar and Intra-Hepatic Cholangiocarcinoma". Cancers (dalam bahasa Inggris). 13 (15): 3657. doi:10.3390/cancers13153657. ISSN 2072-6694. PMC PMC8345178alt=Dapat diakses gratis Periksa nilai |pmc= (bantuan). PMID 34359560 Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  85. ^ Zhu, Andrew X.; Macarulla, Teresa; Javle, Milind M.; Kelley, R. Kate; Lubner, Sam J.; Adeva, Jorge; Cleary, James M.; Catenacci, Daniel V. T.; Borad, Mitesh J. (2021-11-01). "Final Overall Survival Efficacy Results of Ivosidenib for Patients With Advanced Cholangiocarcinoma With IDH1 Mutation: The Phase 3 Randomized Clinical ClarIDHy Trial". JAMA Oncology. 7 (11): 1669–1677. doi:10.1001/jamaoncol.2021.3836. ISSN 2374-2437. PMC PMC8461552alt=Dapat diakses gratis Periksa nilai |pmc= (bantuan). PMID 34554208 Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  86. ^ Treeprasertsuk, Sombat; Poovorawan, Kittiyod; Soonthornworasiri, Ngamphol; Chaiteerakij, Roongruedee; Thanapirom, Kessarin; Mairiang, Pisaln; Sawadpanich, Kookwan; Sonsiri, Kanokwan; Mahachai, Varocha (2017-12). "A significant cancer burden and high mortality of intrahepatic cholangiocarcinoma in Thailand: a nationwide database study" (PDF). BMC Gastroenterology (dalam bahasa Inggris). 17 (1): 3. doi:10.1186/s12876-016-0565-6. ISSN 1471-230X. PMC 5216607alt=Dapat diakses gratis. PMID 28056836. 
  87. ^ Nakeeb, Attila; Pitt, Henry A.; Sohn, Taylor A.; Coleman, JoAnn; Abrams, Ross A.; Piantadosi, Steven; Hruban, Ralph H.; Lillemoe, Keith D.; Yeo, Charles J. (1996-10). "Cholangiocarcinoma: A Spectrum of Intrahepatic, Perihilar, and Distal Tumors" (PDF). Annals of Surgery (dalam bahasa Inggris). 224 (4): 463–475. doi:10.1097/00000658-199610000-00005. ISSN 0003-4932. PMC 1235406alt=Dapat diakses gratis. PMID 8857851. 
  88. ^ Jang, Jin-Young; Kim, Sun-Whe; Park, Do Joong; Ahn, Young Joon; Yoon, Yoo-Seok; Choi, Min Gew; Suh, Kyung-Suk; Lee, Kuhn Uk; Park, Yong-Hyun (2005-01). "Actual Long-term Outcome of Extrahepatic Bile Duct Cancer After Surgical Resection" (PDF). Annals of Surgery (dalam bahasa Inggris). 241 (1): 77–84. doi:10.1097/01.sla.0000150166.94732.88. ISSN 0003-4932. PMC 1356849alt=Dapat diakses gratis. PMID 15621994. 
  89. ^ Fong, Y; Blumgart, L H; Lin, E; Fortner, J G; Brennan, M F (1996-12-01). "Outcome of treatment for distal bile duct cancer". British Journal of Surgery. 83 (12): 1712–1715. doi:10.1002/bjs.1800831217. ISSN 0007-1323. 
  90. ^ Nakeeb, Attila; Pitt, Henry A.; Sohn, Taylor A.; Coleman, JoAnn; Abrams, Ross A.; Piantadosi, Steven; Hruban, Ralph H.; Lillemoe, Keith D.; Yeo, Charles J. (1996-10). "Cholangiocarcinoma: A Spectrum of Intrahepatic, Perihilar, and Distal Tumors". Annals of Surgery (dalam bahasa Inggris). 224 (4): 463–475. doi:10.1097/00000658-199610000-00005. ISSN 0003-4932. PMC 1235406alt=Dapat diakses gratis. PMID 8857851. 
  91. ^ Mare, Giulio Di; Marrelli, Daniele; Voglino, Costantino; Ferrara, Francesco; Piagnerelli, Riccardo; Marini, Mario; Roviello, Franco (2018). "Cholangiocarcinoma: A Single-center Western Experience". Journal of Medical Diagnostic Methods. 07 (02). doi:10.4172/2168-9784.1000270. 
  92. ^ Burke, Edmund C.; Jarnagin, William R.; Hochwald, Steven N.; Pisters, Peter W. T.; Fong, Yuman; Blumgart, Leslie H. (1998-09). "Hilar Cholangiocarcinoma: Patterns of Spread, the Importance of Hepatic Resection for Curative Operation, and a Presurgical Clinical Staging System" (PDF). Annals of Surgery (dalam bahasa Inggris). 228 (3): 385–394. doi:10.1097/00000658-199809000-00011. ISSN 0003-4932. PMC 1191497alt=Dapat diakses gratis. PMID 9742921. 
  93. ^ Tsao, Jane I.; Nimura, Yuji; Kamiya, Junichi; Hayakawa, Naokazu; Kondo, Satoshi; Nagino, Masato; Miyachi, Masahiko; Kanai, Michio; Uesaka, Katsuhiko (2000-08). "Management of Hilar Cholangiocarcinoma: Comparison of an American and a Japanese Experience". Annals of Surgery (dalam bahasa Inggris). 232 (2): 166–174. doi:10.1097/00000658-200008000-00003. ISSN 0003-4932. PMC 1421125alt=Dapat diakses gratis. PMID 10903592. 
  94. ^ Rea, David J.; Munoz-Juarez, Manuel; Farnell, Michael B.; Donohue, John H.; Que, Florencia G.; Crownhart, Brian; Larson, Dirk; Nagorney, David M. (2004-05-05). "Major Hepatic Resection for Hilar Cholangiocarcinoma: Analysis of 46 Patients". Archives of Surgery. 139 (5): 514–525. doi:10.1001/archsurg.139.5.514. ISSN 0004-0010. 
  95. ^ Chen, Xiuqiong; Meng, Fanqiao; Xiong, Hua; Zou, Yanmei (2021). "Adjuvant Therapy for Resectable Biliary Tract Cancer: A Bayesian Network Analysis". Frontiers in Oncology. 11. doi:10.3389/fonc.2021.600027. ISSN 2234-943X. PMC 7991284alt=Dapat diakses gratis. PMID 33777744 Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  96. ^ Themes, U. F. O. (2016-12-27). "Masses of the Liver". Basicmedical Key (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-10. 
  97. ^ Landis, S. H.; Murray, T.; Bolden, S.; Wingo, P. A. (1998-01-01). "Cancer statistics, 1998". CA: A Cancer Journal for Clinicians. 48 (1): 6–29. doi:10.3322/canjclin.48.1.6. ISSN 0007-9235. 
  98. ^ Vauthey, Jean-Nicolas; Blumgart, Leslie H. (1994-05). "Recent Advances in the Management of Cholangiocarcinomas". Seminars in Liver Disease (dalam bahasa Inggris). 14 (02): 109–114. doi:10.1055/s-2007-1007302. ISSN 0272-8087. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-07. Diakses tanggal 2022-04-05. 
  99. ^ "Cancer Statistics - National Cancer Institute". www.cancer.gov (dalam bahasa Inggris). 2015-04-02. Diakses tanggal 2022-02-11. 
  100. ^ Patel, Tushar (2002-05-03). "Worldwide trends in mortality from biliary tract malignancies". BMC Cancer. 2 (1): 10. doi:10.1186/1471-2407-2-10. ISSN 1471-2407. PMC 113759alt=Dapat diakses gratis. PMID 11991810. 
  101. ^ Patel, T (2001-06). "Increasing incidence and mortality of primary intrahepatic cholangiocarcinoma in the United States". Hepatology. 33 (6): 1353–1357. doi:10.1053/jhep.2001.25087. ISSN 0270-9139. 
  102. ^ West, J.; Wood, H.; Logan, R. F. A.; Quinn, M.; Aithal, G. P. (2006-06). "Trends in the incidence of primary liver and biliary tract cancers in England and Wales 1971–2001". British Journal of Cancer (dalam bahasa Inggris). 94 (11): 1751–1758. doi:10.1038/sj.bjc.6603127. ISSN 1532-1827. PMC 2361300alt=Dapat diakses gratis. PMID 16736026. 
  103. ^ Welzel, Tania M.; McGlynn, Katherine A.; Hsing, Ann W.; O'Brien, Thomas R.; Pfeiffer, Ruth M. (2006-06-21). "Impact of Classification of Hilar Cholangiocarcinomas (Klatskin Tumors) on the Incidence of Intra- and Extrahepatic Cholangiocarcinoma in the United States". JNCI: Journal of the National Cancer Institute. 98 (12): 873–875. doi:10.1093/jnci/djj234. ISSN 0027-8874. 
  104. ^ Khan, Shahid A.; Taylor-Robinson, Simon D.; Toledano, Mireille B.; Beck, Angus; Elliott, Paul; Thomas, Howard C. (2002-12-01). "Changing international trends in mortality rates for liver, biliary and pancreatic tumours". Journal of Hepatology (dalam bahasa English). 37 (6): 806–813. doi:10.1016/S0168-8278(02)00297-0. ISSN 0168-8278. 

Prana luar[sunting | sunting sumber]