Negara Indonesia Timur: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aldnonymous (bicara | kontrib)
Jangan gunakan "m/minor" edit bila menambahkan suntingan panjang + tidak memiliki referensi + tolong wikify dalam menuliskan narasi.
Rob engelsman (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 58: Baris 58:
# [[Karesidenan Maluku]]
# [[Karesidenan Maluku]]


Negara Indonesia Timur didirikan untuk menyaingi dan memaksa Republik Indonesia untuk menerima bentuk negara federasi; dengan tujuan mengecilkan wilayah Republik Indonesia sehingga hanya menjadi salah satu negara bagian dari [[Republik Indonesia Serikat]]. Akhirnya Negara Indonesia Timur bubar dan semua wilayahnya melebur ke dalam Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950.
Negara Indonesia Timur didirikan untuk menyaingi dan memaksa Republik Indonesia untuk menerima bentuk negara federasi; dengan tujuan mengecilkan wilayah Republik Indonesia sehingga hanya menjadi salah satu negara bagian dari [[Republik Indonesia Serikat]]. Negara Indonesia Timur bubar dan semua wilayahnya melebur ke dalam Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950.


== Presiden ==
== Presiden ==

Revisi per 18 Maret 2014 09.39

Negara Indonesia Timur

1946–1950
Bendera East Indonesia
Bendera
Wilayah N.I.T ditunjukkan pada warna emas
Wilayah N.I.T ditunjukkan pada warna emas
Ibu kotaMakassar
President 
Era SejarahPerang Dingin
• Didirikan
24 Desember 1946
• Dibubarkan
17 Augustus 1950
Luas
1946[1]349.088 km2 (134.784 sq mi)
Populasi
• 1946[1]
10290000
Didahului oleh
Digantikan oleh
Hindia Belanda
Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Bendera Negara Indonesia Timur

Negara Indonesia Timur adalah negara bagian RIS meliputi wilayah Sulawesi, Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara) dan Kepulauan Maluku, ibukotanya Singaraja. Negara ini dibentuk setelah dilaksanakan Konferensi Malino pada tanggal 16-22 Juli 1946 dan Konferensi Denpasar dari tanggal 7-24 Desember 1946 yang bertujuan untuk membahas gagasan berdirinya negara bagian tersendiri di wilayah Indonesia bagian timur oleh Belanda. Pada akhir Konferensi Denpasar 24 Desember 1946, negara baru ini dinamakan Negara Timur Besar, namun kemudian diganti menjadi Negara Indonesia Timur pada tanggal 27 Desember 1946. [2]

Negara Indonesia Timur terbagi menjadi 13 daerah otonomi:

  1. Daerah Sulawesi Selatan
  2. Daerah Minahassa
  3. Daerah Kepulauan Sangihe dan Talaud
  4. Daerah Sulawesi Utara
  5. Daerah Sulawesi Tengah
  6. Daerah Bali
  7. Daerah Lombok
  8. Daerah Sumbawa
  9. Daerah Flores
  10. Daerah Sumba
  11. Daerah Timor dan kepulauan
  12. Daerah Maluku Selatan
  13. Daerah Maluku Utara

Menurut hasil Konferensi Denpasar, wilayah Negara Indonesia Timur meliputi Karesidenan berikut, seperti termaktub dalam Staatsblad 1938 nomor 68 jo Staatsblad nomor 264, kecuali Irian Barat, yang akan ditetapkan kemudian hari.[3]

  1. Karesidenan Sulawesi Selatan
  2. Karesidenan Sulawesi Utara
  3. Karesidenan Bali
  4. Karesidenan Lombok
  5. Karesidenan Maluku

Negara Indonesia Timur didirikan untuk menyaingi dan memaksa Republik Indonesia untuk menerima bentuk negara federasi; dengan tujuan mengecilkan wilayah Republik Indonesia sehingga hanya menjadi salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat. Negara Indonesia Timur bubar dan semua wilayahnya melebur ke dalam Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950.

Presiden

Presiden Sukawati dari Negara Indonesia Timur bersama istri (orang Prancis) dalam kunjungan ke Minahasa (1948)

24 Des 1946 - 17 Agu 1950 - Tjokorda Gde Raka Soekawati

Kabinet dan Perdana Menteri

  • 13 Jan 1947 - 02 Jun 1947 - Nadjamoedin Daeng Malewa - Kabinet Pertama
  • 02 Jun 1947 - 11 Okt 1947 - Nadjamoedin Daeng Malewa - Kabinet Kedua
  • 11 Okt 1947 - 15 Des 1947 - Kabinet Warouw
  • 15 Des 1947 - 12 Jan 1949 - Ide Anak Agung Gde Agung - Kabinet Pertama
  • 12 Jan 1949 - 27 Des 1949 - Ide Anak Agung Gde Agung - Kabinet Kedua
  • 27 Des 1949 - 14 Mar 1950 - Kabinet J.E. Tatengkeng
  • 14 Mar 1950 - 10 Mei 1950 - Kabinet D. P. Diapari
  • 10 Mei 1950 - 17 Agu 1950 - Kabinet J. Poetoehena

Peristiwa[4]

  • 27 Mei 1947 - Pengunduran diri ketua DPRS Tadjoeddin Noer
  • 3 Des 1947 - DPRS mengirim misi persaudaraan ke Republik Indonesia di Yogyakarta
  • 30 Des 1947 - Pihak oposisi mendirikan Gabungan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia (GAPKI) di Makasar, dipimpin oleh A. Mononutu
  • 22 Jan 1948 - RI mengakui NIT sebagai negara bagian dari RIS yang akan dibentuk
  • 18 Feb 1948 - Misi persaudaraan dari GAPKI tiba di Yogyakarta
  • Okt 1948 - RI mengirim misi persaudaraan ke NIT yang diketuai Mr.Sartono
  • Des 1948 - Kabinet NIT memprotes keras Agresi Militer II ke wilayah RI
  • 6 Feb 1949 - PM Ide Anak Agung Gde Agung selaku penghubung BFO menemui Wapres Bung Hatta yang ditawan Belanda di Bangka.

Catatan kaki

  1. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama IAAGA148
  2. ^ (Indonesia) Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia, Jurnal sejarah: pemikiran, rekonstruksi, persepsi, Yayasan Obor Indonesia, ISSN 1858-2117
  3. ^ Ensiklopedi Umum, Penerbit Kanisius, Edisi Kedua dengan EYD, 1977, hal.586, ISBN 978-979-413-522-8
  4. ^ Ensiklopedi Umum, Penerbit Kanisius, Edisi Kedua dengan EYD, 1977, hal.587, ISBN 978-979-413-522-8