Alat menangkap ikan: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 43: | Baris 43: | ||
Umpan pancing dapat berupa umpan alami dan umpan buatan. Umpan pancingan alami menggunakan makhluk hidup (dalam keadaan hidup maupun mati) yang dapat dimangsa oleh ikan target. Umpan alami misalnya ikan kecil, [[cacing tanah]], [[lintah]], [[katak]], [[belatung]] [[salamander]], dan [[serangga]]. Para pemancing dan nelayan tradisional dapat memiliki kandang pengembangbiakan cacing sendiri sebagai persediaan umpan. |
Umpan pancing dapat berupa umpan alami dan umpan buatan. Umpan pancingan alami menggunakan makhluk hidup (dalam keadaan hidup maupun mati) yang dapat dimangsa oleh ikan target. Umpan alami misalnya ikan kecil, [[cacing tanah]], [[lintah]], [[katak]], [[belatung]] [[salamander]], dan [[serangga]]. Para pemancing dan nelayan tradisional dapat memiliki kandang pengembangbiakan cacing sendiri sebagai persediaan umpan. |
||
Semakin mirip dengan mangsa alaminya dalam hal bentuk dan ukuran, semakin besar kemungkinan ikan mendekati umpan. |
Semakin mirip dengan mangsa alaminya dalam hal bentuk dan ukuran, semakin besar kemungkinan ikan mendekati umpan. Sebuah studi menunjukkan bahwa [[udang]] dan ikan kecil menjadi umpan pancing yang baik karena lebih dikenal oleh ikan sebagai mangsa.<ref>{{cite book|title=Live Bait Fishing: Including Doughbait & Scent|author=Gunnar Miesen, Steve Hague, Steve Hauge|year= 2004|publisher=Creative Publishing|isbn=1-58923-146-5}}</ref>. |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 25 Januari 2014 08.18
Halaman ini sedang dipersiapkan dan dikembangkan sehingga mungkin terjadi perubahan besar. Anda dapat membantu dalam penyuntingan halaman ini. Halaman ini terakhir disunting oleh Hysocc (Kontrib • Log) 3759 hari 41 menit lalu. Jika Anda melihat halaman ini tidak disunting dalam beberapa hari, mohon hapus templat ini. |
Alat menangkap ikan (fishing tackle) adalah peralatan yang digunakan nelayan dan pemancing untuk mendapatkan ikan dan hewan laut lainnya. Alat menangkap ikan dapat dikategorikan menjadi:
- Kait, benang pancing, dan pemberat pancing umumnya terpasang pada benang yang sama
- Batang pancing
- Roda pancing, kumparan, gulungan, atau rol
- Umpan
- Umpan alami berupa invertebrata atau ikan kecil
- Umpan buatan yang terbuat dari plastik, berwarna cerah, dan berbentuk seperti mangsa alami ikan
- Indikator gigitan, alat mekanik atau elektronik untuk memberi tahu pemancing bahwa umpan telah tergigit biasanya menyatu atau memiliki fungsi sama dengan pengapung sehingga bisa disebut juga pengapung
- Tombak digunakan untuk penombakan ikan (spearfishing)
- Jaring ikan
- Jebakan ikan
-
Benang pancing beserta kaitnya
-
Pemberat pancing yang terbuat dari timbal
-
Batang pancing, biasanya bersifat fleksibel
-
Kumparan benang pancing
-
Umpan buatan untuk memancing salmon
-
Pengapung yang berfungsi sebagai indikator gigitan
-
Jaring tangan
Istilah fishing tackle telah digunakan sejak tahun 1398 masehi yang diterjemahkan menjadi apparatus for fishing,[1] diambil dari istilah tackle yang berarti "mengerjai". Alat penangkap ikan digunakan di usaha penangkapan ikan komersial maupun penangkapan ikan rekreasi.
Di Indonesia, alat menangkap ikan yang agak dikenal masyarakat perkampungan terutama Jawa, Sumatera, dan Kalimantan misalnya adalah kerakat, kupang lulung, jaring, dan rawai. Alat-alat yang disebut pada paragraf sebelumnya ini umum digunakan dalam menangkap ikan seperti belida (Notopterus chilatus).[2]
Kait
Kait ikan pada awalnya terbuat dari tulang, batu, tanduk, duri tumbuhan, dan paruh burung yang tipis dan mampu tersangkut di dalam mulut ikan.[3] Meski jarang, kait juga dapat tersangkut di tubuh ikan selain mulut. Kait telah digunakan sejak ribuan tahun untuk menangkap ikan air tawar dan air asin. Kait pancing telah menjadi satu dari 20 penemuan utama manusia dalam sejarah versi Forbes.[4]
Kail
Kail adalah seutas benang atau kawat yang digunakan untuk menangkap ikan. Kail pada jaman purba dibuat dari daun atau batang tumbuhan.[5] Perlahan bahan kail berubah menjadi rambut hewan. Sejak tahun 1850an, permesinan telah berkembang dan mampu memproduksi kail dengan kualitas tinggi secara massal dengan menggunakan bahan linen atau sutra, terkadang kapas.[6] Kail saat ini terbuat dari bahan sintetik seperti nylon, polietilena, dakron, dan dyneema.
Sifat yang dibutuhkan dari sebuah kail adalah panjang, bahan, berat, dan ketebalan. Semakin tebal kail, semakin bisa dilihat oleh ikan. Jenis bahan menentukan kekuatan dan ketahanan terhadap lingkungan (cahaya, kadar garam, abrasi).
Kail tidak hanya digunakan pada tongkat memancing. Pada beberapa jenis metode penangkapan ikan, kail juga digunakan pada jaring dan alat lainnya dan jumlahnya sangat banyak.
Pemberat pancing (sinker)
Pemberat adalah beban yang digunakan untuk mempercepat tenggelamnya kait atau menambah jarak lemparan kait. Umumnya pemberat terbuat dari timbal dan dapat memiliki berbaga pentuk. Namun pemberat berbahan dasar timbal saat ini dilarang digunakan di Inggris, Kanada, dan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat karena timbal dapat mencemari ikan yang tertangkap dan menyebabkan keracunan timbal.[7] Kriteria pemberat pancing yang ideal adalah bermassa jenis tinggi sehingga dapat dibuat dalam ukuran kecil dan mudah tenggelam di air asin.
Umpan
Umpan pancing dapat berupa umpan alami dan umpan buatan. Umpan pancingan alami menggunakan makhluk hidup (dalam keadaan hidup maupun mati) yang dapat dimangsa oleh ikan target. Umpan alami misalnya ikan kecil, cacing tanah, lintah, katak, belatung salamander, dan serangga. Para pemancing dan nelayan tradisional dapat memiliki kandang pengembangbiakan cacing sendiri sebagai persediaan umpan.
Semakin mirip dengan mangsa alaminya dalam hal bentuk dan ukuran, semakin besar kemungkinan ikan mendekati umpan. Sebuah studi menunjukkan bahwa udang dan ikan kecil menjadi umpan pancing yang baik karena lebih dikenal oleh ikan sebagai mangsa.[8].
Referensi
- ^ Online Etymology Dictionary
- ^ Sastrapradja, Setijati; Adisoemarto, Soenatono; Suyanto, Agustinus; Mussadarini, Bernadetta; Sabar, Feizal; Anggraitoningsih; Rahayuningsihl Yayuk (1980). Sumber Protein Hewani. 2:23. Jakarta:LBN - LIPI bekerjasama dengan Balai Pustaka.
- ^ Parker 2002
- ^ Forbes Ranks Fish Hook 19th In History of Civilization
- ^ Parker, 2002
- ^ Henshall, James (Dr.), Book of the Black Bass (1881)
- ^ MPCA Home > Sustainability > Reduce Reuse Recycle > Nontoxic Tackle: Let's get the lead out!
- ^ Gunnar Miesen, Steve Hague, Steve Hauge (2004). Live Bait Fishing: Including Doughbait & Scent. Creative Publishing. ISBN 1-58923-146-5.
Bahan bacaan terkait
- Burdon (1951) A Consideration of the Classification of Fishing Gear Asia-Pacific Fishery Commission, Technical paper.
- FAO: Fishing gears and methods
- FAO: Search Technology Fact Sheets: Fishing Gear type
- Fridman AL and Carrothers PJG (1986) Calculations for fishing gear designs" (FAO fishing manual), Fishing News Books. ISBN 978-0-85238-141-0
- Klust, Gerhard (1982) Netting materials for fishing gear FAO Fishing Manuals, Fishing News Books. ISBN 978-0-85238-118-2. Download PHP (9MB)
- Misund, Ole Arve; Kolding, Jeppe and Freon, Pierre (2002) Handbook of Fish Biology and Fisheries, Chapter 2, Fish capture devices in industrial and artisanal fisheries. Blackwell Publishing. ISBN 0-632-06482-X
- Larson, Todd (2007) History of the Fish Hook in America Vol. 1, The Whitefish Press.
- Pfeiffer, C. Boyd (1999)The Field & Stream Tackle Care and Repair Handbook. Globe Pequot. ISBN 978-1-55821-898-7.
- von Brandt A (1984) Fish catching methods of the world Wiley-Blackwell. ISBN 978-0-85238-280-6.
Pranala luar
- fishingpatents.com
- Custom Mahogany Fishin Lure Designer
- Tackle box Te Ara - The Encyclopedia of New Zealand