Pragmatisme: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
MerlIwBot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: eu:Pragmatismo
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 56 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q126692
Baris 19: Baris 19:


[[Kategori:Pragmatisme]]
[[Kategori:Pragmatisme]]

[[ar:براغماتية]]
[[arz:براجماتيه]]
[[az:Praqmatizm]]
[[be:Прагматызм]]
[[bg:Прагматизъм]]
[[bn:দরকারবাদ]]
[[bs:Pragmatizam]]
[[ca:Pragmatisme]]
[[cs:Pragmatismus]]
[[de:Pragmatismus]]
[[en:Pragmatism]]
[[es:Pragmatismo]]
[[et:Pragmatism]]
[[eu:Pragmatismo]]
[[fa:پراگماتیسم]]
[[fi:Pragmatismi]]
[[fr:Pragmatisme]]
[[he:פרגמטיזם]]
[[hi:फलानुमेयप्रामाण्यवाद]]
[[hr:Pragmatizam]]
[[hu:Pragmatizmus]]
[[ia:Pragmatismo]]
[[io:Pragmatismo]]
[[is:Gagnhyggja]]
[[it:Pragmatismo]]
[[ja:プラグマティズム]]
[[ka:პრაგმატიზმი]]
[[kk:Прагматизм]]
[[kn:ವಾಸ್ತವಿಕವಾದ]]
[[ko:실용주의]]
[[ky:Прагматизм]]
[[lt:Pragmatizmas]]
[[lv:Pragmatisms]]
[[mk:Прагматизам]]
[[ms:Pragmatisme]]
[[nl:Pragmatisme]]
[[no:Pragmatisme]]
[[pl:Pragmatyzm]]
[[pms:Pragmatism]]
[[ps:پراګماتيزم]]
[[pt:Pragmatismo]]
[[ro:Pragmatism]]
[[ru:Прагматизм]]
[[simple:Pragmatism]]
[[sk:Pragmatizmus]]
[[sq:Pragmatizmi]]
[[sr:Прагматизам]]
[[sv:Pragmatism]]
[[ta:நடைமுறைவாதம்]]
[[te:వ్యావహారికసత్తావాదం]]
[[tr:Faydacılık]]
[[tt:Прагматизм]]
[[uk:Прагматизм]]
[[vi:Chủ nghĩa thực dụng]]
[[zh:实用主义]]
[[zh-min-nan:Si̍t-ēng-chú-gī]]

Revisi per 6 April 2013 04.17

Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis.[1] Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu.[2]

Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, di mana apa yang ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata merupakan fakta-fakta individual, konkret, dan terpisah satu sama lain.[1][2] Dunia ditampilkan apa adanya dan perbedaan diterima begitu saja.[2] Representasi realitas yang muncul di pikiran manusia selalu bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta umum.[2] Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan.[2] Dengan demikian, filsafat pragmatisme tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih yang bersifat metafisik, sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan filsafat Barat di dalam sejarah.[2]

Awal mula

William James

Aliran ini terutama berkembang di Amerika Serikat, walau pada awal perkembangannya sempat juga berkembang ke Inggris, Perancis, dan Jerman.[1] William James adalah orang yang memperkenalkan gagasan-gagasan dari aliran ini ke seluruh dunia.[1] William James dikenal juga secara luas dalam bidang psikologi.[1] Filsuf awal lain yang terkemuka dari pragmatisme adalah John Dewey.[1] Selain sebagai filsuf, Dewey juga dikenal sebagai kritikus sosial dan pemikir dalam bidang pendidikan.[3]

Secara etimologis, kata 'pragmatisme' berasal dari kata bahasa Yunani pragmatikos yang berarti cakap dan berpengalaman dalam urusan hukum, dagang, dan perkara negara.[4] Istilah pragmatisme disampaikan pertama kali oleh Charles Peirce pada bulan Januari 1878 dalam artikelnya yang berjudul How to Make Our Ideas Clear.[2]

Teori tentang kebenaran

Menurut teori klasik tentang kebenaran, dikenal dua posisi yang berbeda, yakni teori korespondensi dan teori koherensi.[2] Teori korespondensi menekankan persesuaian antara si pengamat dengan apa yang diamati sehingga kebenaran yang ditemukan adalah kebenaran empiris,[2][5] sedangkan teori koherensi menekankan pada peneguhan terhadap ide-ide a priori atau kebenaran logis, yakni jika proposisi-proposisi yang diajukan koheren satu sama lain.[2][5] Selain itu, dikenal lagi satu posisi lain yang berbeda dengan dua posisi sebelumnya, yakni teori pragmatis.[2][5] Teori pragmatis menyatakan bahwa 'apa yang benar adalah apa yang berfungsi.'[5] Bayangkan sebuah mobil dengan segala kerumitan mesin yang membuatnya bekerja, namun yang sesungguhnya menjadi dasar adalah jika mobil itu dapat bekerja atau berfungsi dengan baik.[5]

Perkembangan pragmatisme

Apa yang disebut dengan neo-pragmatisme juga berkembang di Amerika Serikat dengan tokoh utamanya, Richard Rorty.[2] Salah satu pemikirannya yang terkenal adalah bagaimana bahasa menentukan pengetahuan.[6] Karena bahasa hadir dalam bentuk jamak, demikianlah pengetahuan pun tidak hanya satu dan tidak dapat dipandang universal, atau dengan kata lain, tidak ada pola yang rasional terhadap pengetahuan.[6] Budaya atau nilai-nilai yang ada dilihat secara fungsinya terhadap manusia.[6]

Referensi

  1. ^ a b c d e f Harun Hadiwijono. 1980. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius. 130-131.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l Adi Armin. 2003. Richard Rorty. Jakarta:Teraju. 20-28, 96.
  3. ^ (Inggris)C.F. Delaney. 1999. "Dewey, John". In The Cambridge Dictionary of Philosophy. Robert Audi, ed. 229-231. London: Cambridge University Press.
  4. ^ A. Mangunhardjana. 1997. Isme-isme dalam Etika dari A sampai Z. Yogyakarta: Kanisius. Hlm.189.
  5. ^ a b c d e (Inggris)John Hospers. 1997. An Introduction to Philosophical Analysis. London:Routledge. 43-47.
  6. ^ a b c Franz Magnis-Suseno. 2000. 12 Tokoh Etika Abad ke-20. Yogyakarta: Kanisius. 242-243.