Jembatan Kutai Kartanegara: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 75: Baris 75:
[[ms:Jambatan gantung Kutai Kartanegara]]
[[ms:Jambatan gantung Kutai Kartanegara]]
[[vi:Cầu Kutai Kartanegara]]
[[vi:Cầu Kutai Kartanegara]]

== Mencari Aktor di Balik Ambruknya Jembatan Kutai Kartanegara ==

Siapa yang paling bertanggungjawab atas ambruknya [[Jembatan Kutai Kartanegara]] di [[Kabupaten Kutai Kartanegara]], [[Provinsi Kalimantan]] Timur? Pertanyaan ini memang belum terjawab sampai sekarang. Spekulasi terkait dengan ambruknya Jembatan Kartanegara pun bermunculan.

Ada yang menganggap bahwa klem penyambung kabel yang lemah [http://www.jpnn.com/read/2011/12/02/109833/Klem-Penyambung-Kabel-Diduga-Lemah-], sehingga menyebabkan lepasnya klem pengikat kabel-kabel gantung yang menghubungkan dek jembatan dengan kabel suspensi atau kabel utama penghubung dua tiang pancang.

Dugaan ini menguat karena di lapangan ditemukan fakta bahwa kabel-kabel gantung vertikal tersebut masih utuh dan ikut terjun ke sungai. Padahal, secara teknis, kabel vertikal tersebut seharusnya putus paling dulu sebelum dek jembatan rubuh. [http://www.jpnn.com/read/2011/11/30/109554/ITB-Menduga-Klem-Jembatan-Aus-].

Adanya gaya tiba-tiba yang memberikan muatan kabel melebihi kapasitas 200 ton juga menjadi penyebab. Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto mengatakan daya muatan jalan untuk 1 satu kali lintasan bisa menampung beban hingga hingga 40 ton. Kapasitas penggantung 200 ton dan kapasitas kabelnya mampu menahan beban 240 ton. Djoko Kirmanto juga mengakui Jembatan Kartanegara kurang terawat. [http://www.tempo.co/read/news/2011/12/01/173369438/Ini-Penyebab-Runtuhnya-Jembatan-Mahakam-Versi-PU]

Revisi per 2 Desember 2011 14.53

Jembatan Kutai Kartanegara
Jembatan Kutai Kartanegara pasca ambruk
Koordinat0°26′40″S 117°00′10″E / 0.444433°S 117.00288°E / -0.444433; 117.00288
Moda transportasikendaraan R4, R2, dan pejalan kaki
MelintasiSungai Mahakam
LokalKutai Kartanegara, Kalimantan Timur
Nama resmiJembatan Kutai Kartanegara ing Martadipura
Karakteristik
DesainGantung berkabel tunggal
Bahan bakuBaja[1]
Panjang total710 m[1]
Bentang terpanjang270 m
Tinggi maksimum5 m[2]
Jarak dari permukaan air15 m[3]
Sejarah
Mulai dibangun17 Agustus 1995
Selesai dibangun2001
Runtuh26 November 2011
Statistik
TolRp1.000 (beberapa tahun kemudian digratiskan)
Lokasi
Peta
Jembatan Kutai Kartanegara sebelum ambruk.

Jembatan Kutai Kartanegara adalah jembatan yang melintas di atas sungai Mahakam dan merupakan jembatan gantung terpanjang di Indonesia.[3] Panjang jembatan secara keseluruhan mencapai 710 meter, dengan bentang bebas, atau area yang tergantung tanpa penyangga, mencapai 270 meter.[4] Jembatan ini merupakan sarana penghubung antara kota Tenggarong dengan kecamatan Tenggarong Seberang yang menuju ke Kota Samarinda.

Pembangunan

Jembatan Kutai Kartanegara merupakan jembatan kedua yang dibangun melintasi Sungai Mahakam setelah Jembatan Mahakam di Samarinda sehingga juga disebut Jembatan Mahakam II. Jembatan ini dibangun menyerupai Jembatan Golden Gate di San Fransisco, Amerika Serikat. Pembangunan jembatan ini dimulai pada tahun 1995 dan selesai pada 2001 dengan kontraktor PT Hutama Karya yang menangani proyek pembangunan jembatan tersebut.[5]

Saat diresmikan, jembatan ini dinamai Jembatan Gerbang Dayaku yang diambil dari slogan pembangunan gagasan bupati Kutai Kartanegara saat itu, Syaukani Hasan Rais. Sejak Syaukani tidak menjabat lagi sebagai bupati, jembatan ini diganti namanya menjadi Jembatan Kutai Kartanegara ing Martadipura atau Jembatan Kartanegara.

Jembatan ini juga merupakan akses menuju Samarinda ataupun sebaliknya yang dapat ditempuh hanya sekitar 30 menit. Melewati Jembatan Gerbang Dayaku Kutai Kartanegara ada pemandangan menarik yang dapat disaksikan, yaitu hamparan sebuah pulau kecil yang memisahkan Tenggarong dan Kecamatan Tenggarong Seberang, yaitu Pulau Kumala, sebuah pulau yang telah disulap menjadi Kawasan Wisata Rekreasi yang banyak diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Di kawasan Jembatan Kutai Kartanegara juga terdapat Jam Bentong yang merupakan sebuah tugu yang terdapat taman-taman yang terlihat asri dan indah jika dilihat dari atas jembatan. Di dekat jembatan dibangun sarana olahraga panjat dinding sebanyak 2 buah. Kawasan ini setiap sorenya selalu dipenuhi oleh pengunjung yang dapat menikmati keindahan Jembatan Kutai Kartanegara serta memandang Pulau Kumala dari kejauhan.

Ambruk

Pada tanggal 26 November 2011 pukul 16.20 waktu setempat, Jembatan Kutai Kartanegara ambruk dan roboh.[6] Puluhan kendaraan yang berada di atas jalan jembatan tercebur ke Sungai Mahakam. 18 orang tewas dan puluhan luka-luka akibat peristiwa ini dan dirawat di RSUD Aji Muhammad Parikesit[7].

Galeri

Referensi

Pranala luar

Mencari Aktor di Balik Ambruknya Jembatan Kutai Kartanegara

Siapa yang paling bertanggungjawab atas ambruknya Jembatan Kutai Kartanegara di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur? Pertanyaan ini memang belum terjawab sampai sekarang. Spekulasi terkait dengan ambruknya Jembatan Kartanegara pun bermunculan.

Ada yang menganggap bahwa klem penyambung kabel yang lemah [1], sehingga menyebabkan lepasnya klem pengikat kabel-kabel gantung yang menghubungkan dek jembatan dengan kabel suspensi atau kabel utama penghubung dua tiang pancang.

Dugaan ini menguat karena di lapangan ditemukan fakta bahwa kabel-kabel gantung vertikal tersebut masih utuh dan ikut terjun ke sungai. Padahal, secara teknis, kabel vertikal tersebut seharusnya putus paling dulu sebelum dek jembatan rubuh. [2].

Adanya gaya tiba-tiba yang memberikan muatan kabel melebihi kapasitas 200 ton juga menjadi penyebab. Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto mengatakan daya muatan jalan untuk 1 satu kali lintasan bisa menampung beban hingga hingga 40 ton. Kapasitas penggantung 200 ton dan kapasitas kabelnya mampu menahan beban 240 ton. Djoko Kirmanto juga mengakui Jembatan Kartanegara kurang terawat. [3]