Oidipus: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 12: Baris 12:
Bertahun-tahun setelah perkawinan Oidipus dan Jakosta, sebuah wabah menyerang kota Thebes. Dalam arogansinya, Oidipus mengatakan akan mengakhiri bencana itu. Dia mengutus [[Kreon]], saudara Iokaste, untuk menemui Orakel di Delfi, guna mencari petunjuk. Saat Kreon kembali, dia mengatakan bahwa pembunuh raja Laios harus ditemukan, pembunuh itu harus dibunuh atau diasingkan agar bencana tersebut lenyap dari Thebes. Untuk mencari pembunuh itu, Oidipus bertanya pada [[Teiresias]], seorang peramal buta, tapi Teiresias mengingatkannya agar usahanya untuk mencari pembunuh Laios tidak diteruskan. Karena terjadi pertikaian antara keduanya, maka akhirnya Teiresias mengungkap bahwa pembunuh sebenarnya raja Laios adalah Oidipus. Pada saat yang sama, seorang pesuruh datang dari Korinth, dan mengabarkan bahwa Raja Polibus, yang Oidipus anggap masih sebagai ayahnya, telah wafat. Utusan itu juga mengungkap bahwa Oidipus sebenarnya adalah anak angkat dari Polibus. Iokaste akhirnya menyadari identitas sebenarnya dari Oidipus, dia kemudian lari ke istana dan menggantung diri. Saat mendapati Iokaste telah tewas, Oidipus kemudian membutakan dirinya, dan pergi dari Thebes ditemani anaknya Antigone. Akhirnya dia meninggal di [[Kolonos]] setelah mendapatkan perlindungan dari raja [[Theseus]].
Bertahun-tahun setelah perkawinan Oidipus dan Jakosta, sebuah wabah menyerang kota Thebes. Dalam arogansinya, Oidipus mengatakan akan mengakhiri bencana itu. Dia mengutus [[Kreon]], saudara Iokaste, untuk menemui Orakel di Delfi, guna mencari petunjuk. Saat Kreon kembali, dia mengatakan bahwa pembunuh raja Laios harus ditemukan, pembunuh itu harus dibunuh atau diasingkan agar bencana tersebut lenyap dari Thebes. Untuk mencari pembunuh itu, Oidipus bertanya pada [[Teiresias]], seorang peramal buta, tapi Teiresias mengingatkannya agar usahanya untuk mencari pembunuh Laios tidak diteruskan. Karena terjadi pertikaian antara keduanya, maka akhirnya Teiresias mengungkap bahwa pembunuh sebenarnya raja Laios adalah Oidipus. Pada saat yang sama, seorang pesuruh datang dari Korinth, dan mengabarkan bahwa Raja Polibus, yang Oidipus anggap masih sebagai ayahnya, telah wafat. Utusan itu juga mengungkap bahwa Oidipus sebenarnya adalah anak angkat dari Polibus. Iokaste akhirnya menyadari identitas sebenarnya dari Oidipus, dia kemudian lari ke istana dan menggantung diri. Saat mendapati Iokaste telah tewas, Oidipus kemudian membutakan dirinya, dan pergi dari Thebes ditemani anaknya Antigone. Akhirnya dia meninggal di [[Kolonos]] setelah mendapatkan perlindungan dari raja [[Theseus]].


Kedua anak lelaki Oedisius, Eteokles dan Polineikes berbagi kerajaan. Mereka memerintah bergantian setiap tahun. Akan tetapi saat tiba giliran Eteocles memerintah kerajaan, Polinikes menolak menyerahkan tahtanya. Terjadilah peperangan yang diakhiri dengan kedua saudara tersebut saling bunuh. Kreon, saudara Iokaste menggantikan mereka menjadi raja, dia memutuskan bahwa Polineikes adalah seorang pengkhianat dan tidak diperbolehkan untuk dikuburkan. Antigone yang tidak menerima keputusan ini, berusaha menguburkan Polineikes, tetapi Kreon akhirnya membunuhnya juga.
Kedua anak lelaki Oedisius, Eteokles dan Polineikes berbagi kerajaan. Mereka memerintah bergantian setiap tahun. Akan tetapi saat tiba giliran Eteocles memerintah kerajaan, Polinikes menolak menyerahkan tahtanya. Terjadilah peperangan yang diakhiri dengan kedua saudara tersebut saling bunuh. Kreon, saudara Iokaste menggantikan mereka menjadi raja, dia memutuskan bahwa Polineikes adalah seorang pengkhianat dan tidak diperbolehkan untuk dikuburkan. Antigone yang tidak menerima keputusan ini, berusaha menguburkan Polineikes, tetapi Kreon akhirnya membunuhnya.


[[Kategori:Pahlawan dalam mitologi Yunani]]
[[Kategori:Pahlawan dalam mitologi Yunani]]

Revisi per 6 Juli 2011 13.14

Oidipus dan Sphinx, oleh Jean Auguste Dominique Ingres.

Oidipus, secara harfiah berarti ‘kaki bengkak’, dalam mitologi Yunani adalah raja Thebes. Dia diramalkan akan membunuh ayahnya dan menikahi ibunya sendiri. Hal ini yang di kemudian hari membawa bencana di kerajaannya. Legenda Oidipus banyak diceritakan dalam berbagai versi dan digunakan oleh Sigmund Freud untuk menamakan Oedipus Complex.

Dalam mitologi

Oidipus adalah anak dari raja Laios dan ratu Iokaste. Sebelum dia lahir, kedua orang tuanya menemui Orakel Delfi. Sang Orakel meramalkan bahwa raja Laios akan dibunuh oleh anaknya sendiri. Untuk mencegah agar ramalan ini tidak menjadi kenyataan, Laios memerintahkan untuk mengikat kaki Oidipus dan memakunya – dari sini termaknailah Oidipus sebagai “kaki bengkak”. Oidipus kemudian dibuang dari Thebes, akan tetapi seorang penggembala menemukannya dan membawanya ke Korintus untuk dipelihara oleh raja Polius. Bertahun kemudian, seorang pemabuk memberitahunya bahwa Polibus, bukanlah ayah kandung Oidipus. Demi mencari kebenaran cerita itu, dia pergi menemui Orakel dan diberi tahu bahwa dia memang ditakdirkan untuk membunuh ayahnya dan mengawini ibunya. Dalam usahanya untuk menghindari takdir, dia pergi dari Korinth ke Thebes.

Dalam perjalanannya ke Thebes, dia tiba di persimpangan tiga jalan dimana dia bertemu dengan kereta kuda yang dikendarai oleh raja Laios. Laios memerintahkan Oidipus minggir dari jalan agar keretanya dapat lewat, tetapi Oidipus tidak mau menurutinya. Oidipus tidak mengenal Laios saat itu, akan tetapi keduanya terlibat dalam pertikaian dan berakhir dengan Oidipus membunuh Laios dalam perkelahian. Seperti ramalan sang Orakel, Oidipus membunuh ayahnya. Saat ia meneruskan perjalanannya ke Thebes, dia berjumpa dengan Sphinx. Sphinx menghentikan semua orang yang lewat jalan itu sambil memberinya sebuah teka teki. Jika para pengembara tersebut tidak dapat menjawab dengan benar, maka Sphinx akan memakan mereka, jika mereka berhasil, mereka dapat melanjutkan perjalanannya.Teka-tekinya adalah “ Apa yang berjalan dengan empat kaki di pagi, dua kaki di siang dan tiga kaki di sore hari ?”. Oidipus menjawab : “Manusia; saat kecil, manusia berjalan dengan empat kaki dan tangannya, saat dewasa berjalan dengan dua kakinya dan saat tua berjalan dengan tongkatnya”. Setelah mendengar jawaban Oidipus yang benar, si Sphinx bunuh diri. Karena berhasil membunuh Sphinx, Oidipus diangkat menjadi raja Thebes dan juga dinikahkan dengan janda raja Laios, Jacosta. Mereka mempunyai empat anak: dua laki-laki, Polineikes dan Eteokles dan dua perempuan, Antigone dan Ismene.

Bertahun-tahun setelah perkawinan Oidipus dan Jakosta, sebuah wabah menyerang kota Thebes. Dalam arogansinya, Oidipus mengatakan akan mengakhiri bencana itu. Dia mengutus Kreon, saudara Iokaste, untuk menemui Orakel di Delfi, guna mencari petunjuk. Saat Kreon kembali, dia mengatakan bahwa pembunuh raja Laios harus ditemukan, pembunuh itu harus dibunuh atau diasingkan agar bencana tersebut lenyap dari Thebes. Untuk mencari pembunuh itu, Oidipus bertanya pada Teiresias, seorang peramal buta, tapi Teiresias mengingatkannya agar usahanya untuk mencari pembunuh Laios tidak diteruskan. Karena terjadi pertikaian antara keduanya, maka akhirnya Teiresias mengungkap bahwa pembunuh sebenarnya raja Laios adalah Oidipus. Pada saat yang sama, seorang pesuruh datang dari Korinth, dan mengabarkan bahwa Raja Polibus, yang Oidipus anggap masih sebagai ayahnya, telah wafat. Utusan itu juga mengungkap bahwa Oidipus sebenarnya adalah anak angkat dari Polibus. Iokaste akhirnya menyadari identitas sebenarnya dari Oidipus, dia kemudian lari ke istana dan menggantung diri. Saat mendapati Iokaste telah tewas, Oidipus kemudian membutakan dirinya, dan pergi dari Thebes ditemani anaknya Antigone. Akhirnya dia meninggal di Kolonos setelah mendapatkan perlindungan dari raja Theseus.

Kedua anak lelaki Oedisius, Eteokles dan Polineikes berbagi kerajaan. Mereka memerintah bergantian setiap tahun. Akan tetapi saat tiba giliran Eteocles memerintah kerajaan, Polinikes menolak menyerahkan tahtanya. Terjadilah peperangan yang diakhiri dengan kedua saudara tersebut saling bunuh. Kreon, saudara Iokaste menggantikan mereka menjadi raja, dia memutuskan bahwa Polineikes adalah seorang pengkhianat dan tidak diperbolehkan untuk dikuburkan. Antigone yang tidak menerima keputusan ini, berusaha menguburkan Polineikes, tetapi Kreon akhirnya membunuhnya.