Yosia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
PT39Malia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT39Malia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{inuse|6 Mei 2011}}
{{inuse|6 Mei 2011}}


[[Image:josiah.gif|thumb|right|200px|''Josiah listening to the reading of the law'' by [[Julius Schnorr von Carolsfeld]]]]
[[Image:josiah.gif|thumb|right|300px|''Josiah listening to the reading of the law'' by [[Julius Schnorr von Carolsfeld]]]]


'''Yosia''' ([[Bahasa Ibrani|Ibrani]]: יֹאשִׁיָּהוּ, [[Bahasa Yunani|Yunani]]: Ιωσιας), yang artinya 'TUHAN menopang' adalah raja [[kerajaan Yehuda]] dan anak dari Raja [[Amon]].<ref name="Snoek">{{id}} I. Snoek. 1981. ''Sejarah Suci''. Jakarta: BPK Gunung Mulia </ref><ref name="Douglas">{{id}}J.D. Douglas, 2008. ''Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II''. Jakarta: Bina Kasih. </ref> Yosia menjadi raja pada usia 8 tahun, sekitar tahun [[639]]-[[609]] SM.<ref name="Douglas"/> Ia merupakan penganut [[teokratis]] dan ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN.<ref name="Snoek"/>
'''Yosia''' ([[Bahasa Ibrani|Ibrani]]: יֹאשִׁיָּהוּ, [[Bahasa Yunani|Yunani]]: Ιωσιας), yang artinya 'TUHAN menopang' adalah raja [[kerajaan Yehuda]] dan anak dari Raja [[Amon]].<ref name="Snoek">{{id}} I. Snoek. 1981. ''Sejarah Suci''. Jakarta: BPK Gunung Mulia </ref><ref name="Douglas">{{id}}J.D. Douglas, 2008. ''Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II''. Jakarta: Bina Kasih. </ref> Yosia menjadi raja pada usia 8 tahun, sekitar tahun [[639]]-[[609]] SM.<ref name="Douglas"/> Ia merupakan penganut [[teokratis]] dan ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN.<ref name="Snoek"/>

Revisi per 26 April 2011 09.48

Josiah listening to the reading of the law by Julius Schnorr von Carolsfeld

Yosia (Ibrani: יֹאשִׁיָּהוּ, Yunani: Ιωσιας), yang artinya 'TUHAN menopang' adalah raja kerajaan Yehuda dan anak dari Raja Amon.[1][2] Yosia menjadi raja pada usia 8 tahun, sekitar tahun 639-609 SM.[2] Ia merupakan penganut teokratis dan ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN.[1] Pemerintahan Yosia ini melakukan reformasi dalam hal keagamaan.[1][2] Pada tahun ke-8 pemerintahannya, ia sendiri secara pribadi meninggalkan agama yang sudah menyimpang dan bersifat politeisme, yang dianut kedua pemerintahan terdahulu, Amon dan Manasye.[2] Namun, tindakan ini hanya berpengaruh pada kalangan istana saja.[2] Meninggalnya raja Asyur terakhir, Asyurbanipal, pada tahun 632 SM memperlancar usaha reformasi Yosia.[2] Pada tahun yang ke-12 pemerintahannya, reformasi keagamaan ini mendapat dukungan lebih luas sampai ke Yerusalem dan daerah-daerah lain.[1][2] Dalam melakukan reformasi ini, raja Yosia tidak hanya memusnahkan bukit-bukit pengorbanan bamot di Yehuda dan Benyamin, tetapi ia juga menjanggkau wilayah Efraim dan Naftali di Galilea.[2] Ia menghancurkan semua piranti dan sarana ibadah kafir.[1][2] Secara khusus ia menggenapi nubuat mengenai penghancuran bukit pengorbanan di Betel, di mana pertama kalinya Yerobeam bin Nebat memperkenalkan hal-hal baru dalam hidup keagamaan (2 Raja-raja 23:15-18; 2 Raja-raja 12:2).[1][2] Kebijakan Yosia selanjutnya adalah pemberlakuan kembali perayaan Paskah (2Raj 35:18).[2] Kendati reformasi ini sangat besar dilakukan, tetapi hampir seluruhnya tidak memberikan dampak perubahan yang sungguh-sungguh dalam hati umat Israel.[2] Yosia wafat dalam pertempuran di Megido sekitar tahun 609 SM.[1][2]


Pranala luar

Referesnsi

  1. ^ a b c d e f g (Indonesia) I. Snoek. 1981. Sejarah Suci. Jakarta: BPK Gunung Mulia
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m (Indonesia)J.D. Douglas, 2008. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II. Jakarta: Bina Kasih.