Feodalisme: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
SieBot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: tl:Piyudalismo
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{politik}}
{{politik}}
'''Feodalisme''' adalah struktur pendelegasian kekuasaan [[sosial politik|sosiopolitik]] yang dijalankan kalangan bangsawan/[[monarki]] untuk mengendalikan berbagai wilayah yang diklaimnya melalui kerja sama dengan pemimpin-pemimpin lokal sebagai mitra. Dalam pengertian yang asli, struktur ini disematkan oleh sejarawan pada sistem politik di [[Eropa]] pada [[Abad Pertengahan]], yang menempatkan kalangan [[kesatria]] dan kelas bangsawan lainnya (''vassal'') sebagai penguasa kawasan atau hak tertentu (disebut ''fief'' atau, dalam [[bahasa Latin]], ''feodum'') yang ditunjuk oleh monarki (biasanya raja atau ''lord'').
'''Feodalisme''' adalah sebuah sistem pemerintahan di mana seorang pemimpin, yang biasanya seorang [[bangsawan]] memiliki anak buah banyak yang juga masih dari kalangan [[bangsawan]] juga tetapi lebih rendah dan biasa disebut [[vazal]]. Para vazal ini wajib membayar [[upeti]] kepada tuan mereka. Sedangkan para vazal pada gilirannya ini juga mempunyai anak buah dan abdi-abdi mereka sendiri yang memberi mereka upeti. Dengan begitu muncul struktur [[hirarkis]] berbentuk [[piramida]].


Istilah feodalisme sendiri dipakai sejak abad ke-17 dan oleh pelakunya sendiri tidak pernah dipakai. Semenjak tahun 1960-an, para sejarawan memperluas penggunaan istilah ini dengan memasukkan pula aspek kehidupan sosial para pekerja lahan di lahan yang dikuasai oleh [[tuan tanah]], sehingga muncul istilah "masyarakat feodal". Karena penggunaan istilah feodalisme semakin lama semakin berkonotasi negatif, oleh para pengkritiknya istilah ini sekarang dianggap tidak membantu memperjelas keadaan dan dianjurkan untuk tidak dipakai tanpa kualifikasi yang jelas.

<!-- There is no broadly accepted modern definition of feudalism. Serfdom is a type of feusalism. The term, which was coined in the early modern period (17th century), was originally used in a political context, but other definitions of feudalism exist. Since at least the 1960s,[2] many medieval historians have included a broader social aspect, adding the peasantry bonds of manorialism, sometimes referred to as a "feudal society". Still others since the 1970s have re-examined the evidence and concluded that feudalism is an unworkable term and should be removed entirely from scholarly and educational discussion, or at least used only with severe qualification and warning.

Outside a European context, the concept of feudalism is normally used only by analogy (called semi-feudal), most often in discussions of Japan under the shoguns, and sometimes medieval and Gondarine Ethiopia. However, some have taken the feudalism analogy further, seeing it in places as diverse as ancient Egypt, the Parthian empire, the Indian subcontinent, and the antebellum American South.[3]

The term feudalism has also been applied—often inappropriately or pejoratively—to non-Western societies where institutions and attitudes similar to those of medieval Europe are perceived to prevail.[4] Ultimately, the many ways the term feudalism has been used has deprived it of specific meaning, leading many historians and political theorists to reject it as a useful concept for understanding society.[5]

-->
Dalam penggunaan [[bahasa]] sehari-hari di [[Indonesia]], seringkali kata ini digunakan untuk merujuk pada perilaku-perilaku negatif yang mirip dengan perilaku para penguasa yang lalim, seperti 'kolot', 'selalu ingin dihormati', atau 'bertahan pada nilai-nilai lama yang sudah banyak ditinggalkan'. Arti ini sudah banyak melenceng dari pengertian politiknya.
Dalam penggunaan [[bahasa]] sehari-hari di [[Indonesia]], seringkali kata ini digunakan untuk merujuk pada perilaku-perilaku negatif yang mirip dengan perilaku para penguasa yang lalim, seperti 'kolot', 'selalu ingin dihormati', atau 'bertahan pada nilai-nilai lama yang sudah banyak ditinggalkan'. Arti ini sudah banyak melenceng dari pengertian politiknya.



Revisi per 20 April 2010 18.21

Feodalisme adalah struktur pendelegasian kekuasaan sosiopolitik yang dijalankan kalangan bangsawan/monarki untuk mengendalikan berbagai wilayah yang diklaimnya melalui kerja sama dengan pemimpin-pemimpin lokal sebagai mitra. Dalam pengertian yang asli, struktur ini disematkan oleh sejarawan pada sistem politik di Eropa pada Abad Pertengahan, yang menempatkan kalangan kesatria dan kelas bangsawan lainnya (vassal) sebagai penguasa kawasan atau hak tertentu (disebut fief atau, dalam bahasa Latin, feodum) yang ditunjuk oleh monarki (biasanya raja atau lord).

Istilah feodalisme sendiri dipakai sejak abad ke-17 dan oleh pelakunya sendiri tidak pernah dipakai. Semenjak tahun 1960-an, para sejarawan memperluas penggunaan istilah ini dengan memasukkan pula aspek kehidupan sosial para pekerja lahan di lahan yang dikuasai oleh tuan tanah, sehingga muncul istilah "masyarakat feodal". Karena penggunaan istilah feodalisme semakin lama semakin berkonotasi negatif, oleh para pengkritiknya istilah ini sekarang dianggap tidak membantu memperjelas keadaan dan dianjurkan untuk tidak dipakai tanpa kualifikasi yang jelas.

Dalam penggunaan bahasa sehari-hari di Indonesia, seringkali kata ini digunakan untuk merujuk pada perilaku-perilaku negatif yang mirip dengan perilaku para penguasa yang lalim, seperti 'kolot', 'selalu ingin dihormati', atau 'bertahan pada nilai-nilai lama yang sudah banyak ditinggalkan'. Arti ini sudah banyak melenceng dari pengertian politiknya.

Lihat pula