Sagu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wie146 (bicara | kontrib)
k add pic & minor edit
Wie146 (bicara | kontrib)
Baris 26: Baris 26:
<gallery>
<gallery>
File:Sagu-02 081119-3849 sim.JPG|Kepingan empulur sagu (''Metroxylon sagu'')
File:Sagu-02 081119-3849 sim.JPG|Kepingan empulur sagu (''Metroxylon sagu'')
File:Sagu-01 081119-3840 sim.JPG|Memarut empulur menggunakan mesin. Simeulue, [[Indonesia]].
File:Sagu-01 081119-3840 sim.JPG|Memarut empulur menggunakan mesin. [[Simeulue]].
File:Sagu-04 081119-3865 sim.JPG|Serbuk empulur dikumpulkan
File:Sagu-04 081119-3865 sim.JPG|Serbuk empulur dikumpulkan
File:Sagu-05 081119-3856 sim.JPG|Diinjak-injak dan dibilas untuk mengekstrak patinya
File:Sagu-05 081119-3856 sim.JPG|Diinjak-injak dan dibilas untuk mengekstrak patinya
File:Sagu-06 081122-4153 sim.JPG|Pati sagu kering, siap dimasak
File:Sagu-06 081122-4153 sim.JPG|Pati sagu kering, siap dimasak
File:Sagu-06 081122-4150 sim.JPG|'Nasi' dari sagu, disajikan bersama ikan panggang. Simeulue.
File:Sagu-06 081122-4150 sim.JPG|'Nasi' dari sagu, disajikan bersama ikan panggang. [[Teupah Selatan, Simeulue|Teupah Selatan]], Simeulue.
</gallery>
</gallery>



Revisi per 29 Oktober 2009 02.00

Pati sagu kering
Sagu yang telah dimasak dan dibentuk lempeng; sejenis putak.

Sagu adalah butiran atau tepung yang diperoleh dari teras batang pohon sagu atau rumbia (Metroxylon sago Rottb.). Tepung sagu memiliki ciri fisik yang mirip dengan tepung tapioka. Dalam resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit diperoleh sering diganti dengan tepung tapioka, meskipun keduanya sebenarnya berbeda.

Sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat di Maluku dan Papua yang tinggal di pesisir. Sagu dimakan dalam bentuk papeda, semacam bubur, atau dalam bentuk-bentuk yang lain. Sagu sendiri dijual sebagai tepung curah maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang. Selain itu, saat ini sagu juga diolah menjadi mi dan mutiara.

Sebagai sumber karbohidrat, sagu memiliki keunikan karena diproduksi di daerah rawa-rawa (habitat alami rumbia). Kondisi ini memiliki keuntungan ekologis tersendiri, walaupun secara ekonomis kurang menguntungkan (menyulitkan distribusi).

Pemanenan sagu

Sagu dipanen dengan tahap sebagai berikut:

  1. Pohon sagu dirubuhkan dan dipotong hingga tersisa batang saja.
  2. Batang dibelah memanjang sehingga bagian dalam terbuka.
  3. Bagian teras batang dicacah dan diambil.
  4. Teras batang yang diambil ini lalu dihaluskan dan disaring.
  5. Hasil saringan dicuci dan patinya diambil.
  6. Pati diolah untuk dijadikan tepung atau dikemas dengan daun pisang (dinamakan "basong" di Kendari).

Pohon sagu dapat tumbuh hingga setinggi 20m, bahkan 30m. Dari satu pohon dapat dihasilkan 150 sampai 300kg pati. Suatu survai di Kabupaten Kendari menunjukkan bahwa untuk mengolah dua pohon sagu diperlukan 4 orang yang bekerja selama 6 hari.[1]

Kandungan gizi

Tepung sagu kaya dengan karbohidrat (pati) namun sangat miskin gizi lainnya. Ini terjadi akibat kandungan tinggi pati di dalam teras batang maupun proses pemanenannya.

Seratus gram sagu kering setara dengan 355 kalori. Di dalamnya rata-rata terkandung 94 gram karbohidrat, 0,2 gram protein, 0,5 gram serat, 10mg kalsium, 1,2mg besi, dan lemak, karoten, tiamin, dan asam askorbat dalam jumlah sangat kecil.

Galeri, mengekstrak sagu

Rujukan

2. Flach, M. and F. Rumawas, eds. (1996). Plant Resources of South-East Asia (PROSEA) No. 9: Plants Yielding Non-Seed Carbohydrates. Leiden: Blackhuys.