Thérèse dari Lisieux: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Andri.h (bicara | kontrib)
std
Roscoe x (bicara | kontrib)
terjemah sebagian
Baris 52: Baris 52:
Kata-kata seperti itu membuka Therese terhadap tuduhan bahwa dia memiliki rohani yang terlalu sentimental dan bahkan kekanak-kanakan. Pendukungnya menolak hal tersebut dan menyatakan bahwa dia mengembangkan cara pendekatan kepada kehidupan rohani yang mudah dimengerti dan dapat diikuti oleh semua orang yang memilih melakukan hal tersebut, tidak memandang tingkat kerumitan atau pendidikan.
Kata-kata seperti itu membuka Therese terhadap tuduhan bahwa dia memiliki rohani yang terlalu sentimental dan bahkan kekanak-kanakan. Pendukungnya menolak hal tersebut dan menyatakan bahwa dia mengembangkan cara pendekatan kepada kehidupan rohani yang mudah dimengerti dan dapat diikuti oleh semua orang yang memilih melakukan hal tersebut, tidak memandang tingkat kerumitan atau pendidikan.


Hal ini juga tertulis dalam pendekatannya terhadap [[doa]]: [http://www.thereseoflisieux.org/thereses-prayer/]
<!--
<blockquote>"Bagiku, doa berasal dari hati; ini merupakan tatapan sederhana ke Surga, ini merupakan permohonan pengakuan dan cinta, memeluk cobaan dan kegembiraan; dalam satu kata, sesuatu yang ningrat, supernatural, yang membesarkan jiwaku dan menyatukannya pada Tuhan... Aku tidak memiliki keberanian untuk mencari doa-doa indah di dalam buku-buku... Saya melakukannya seperti anak kecil yang belum belajar membaca, Saya hanya menceritakan pada Tuhan kita semua hal yang aku inginkan dan Dia mengerti."</blockquote>


== Kesehatan yang berkurang dan kematian ==
This is evident in her approach to [[prayer]]:[http://www.thereseoflisieux.org/thereses-prayer/]
<blockquote>"For me, prayer is a surge of the heart; it is a simple look turned toward Heaven, it is a cry of recognition and of love, embracing both trial and joy; in a word, something noble, supernatural, which enlarges my soul and unites it to God.... I have not the courage to look through books for beautiful prayers.... I do as a child who has not learned to read, I just tell our Lord all that I want and He understands." </blockquote>

==Declining health and death==
[[Image:Evora28.jpg|thumb|right|220px|Funerary monument in the Church of Saint Francis, in [[Évora]] ([[Portugal]]).]]
[[Image:Evora28.jpg|thumb|right|220px|Funerary monument in the Church of Saint Francis, in [[Évora]] ([[Portugal]]).]]
Thérèse's final years were marked by a steady decline that she bore resolutely and without complaint. On the morning of [[Good Friday]], 1896, she began bleeding at the mouth due to a [[lungs|pulmonary]] [[hemoptysis]]; her [[tuberculosis]] had taken a turn for the worse. Thérèse corresponded with a Carmelite mission in what was then [[French Indochina]], and was invited to join them, but because of her sickness, she could not travel. In July 1897 she was moved to the monastery infirmary, where she died on [[September 30]], [[1897]], at age 24. On her death-bed, she is reported to have said, "I have reached the point of not being able to suffer any more, because all suffering is sweet to me."


Tahun-tahun akhir Therese ditandai dengan kesehatan yang terus berkurang yang dia tahan dengan tabah dan tanpa keluhan. Pada pagi hari [[Jumat Agung]], 1896, dia mendapat pendarahan di mulut karena [[hemoptisis]] [[paru-paru]]; [[tuberkolosis]] yang dia derita bertambah parah. Therese bertukar surat dengan misi Karmelit di [[Perancis Indochina]], dan diundang untuk bergabung dengan mereka, tetapi karena penyakitnya, dia tidak dapat bepergian. Pada Juli 1897 dia dipindah ke biara untuk orang sakit, di mana dia meninggal pada [[30 September]] [[1897]], pada umur 24. Di saat kematiannya, dia mengatakan, "Aku telah mencapai titik di mana dia tidak dapat mengalami penderitaan lagi, karena semua penderitaan adalah manis baginya."

<!--
==Autobiography==
==Autobiography==
[[Image:Sainte therese de lisieux.jpg|thumb|200px|left|Thérèse de Lisieux]]
[[Image:Sainte therese de lisieux.jpg|thumb|200px|left|Thérèse de Lisieux]]

Revisi per 10 Mei 2009 08.23

Saint Thérèse de Lisieux
Saint Thérèse, at age 15, before entering the Carmelite order
Perawan dan Doktor Gereja
Lahir(1873-01-02)2 Januari 1873
Alençon, Perancis
Meninggal30 September 1897(1897-09-30) (umur 24)
Lisieux, Perancis
Dihormati diGereja Katolik Roma
Beatifikasi29 April 1923 oleh Paus Pius XI
Kanonisasi17 Mei 1925 oleh Paus Pius XI
Tempat ziarahBasilique de Sainte-Thérèse [1], Lisieux, France
PestaOctober 1
October 3 Traditional Catholic Calendar
Atributbunga
Pelindungpenderita AIDS; Anchorage, Alaska; Australia; penerbang; bodily ills; Cheyenne, Wyoming; Fairbanks, Alaska; Fresno, California; Juneau, Alaska; Pueblo, Colorado; florists; Prancis; illness; Kisumu, Kenya; loss of parents; missionaries; Russia; tuberculosis; Witbank, Afrika Selatan; CatholicTV, Massachusetts

Thérèse dari Lisieux (2 Januari 1873 – 30 September 1897), atau Sainte Thérèse de l'Enfant-Jésus et de la Sainte Face, nama lahir Marie-Françoise-Thérèse Martin, adalah seorang suster Karmelit Katolik Roma yang dikanonisasi sebagai santa dan juga seorang Doktor Gereja, satu dari tiga wanita yang menerima penghargaan tersebut. Dia juga dikenal sebagai Bunga Kecil Yesus.


Awal hidup

St. Thérèse dilahirkan di Alençon, Prancis, anak dari Louis Martin yang Terberkati, seorang pembuat jam, dan Marie-Azélie Guérin yang Terberkati, pembuat renda.[3]

Kedua orang tuannya sangat taat pada agama. Louis pernah inging menjadi biarawan, tetapi ditolak karena ia tidak bisa bahasa Latin. Azelie ditolak menjadi suster karena dia dianggap tidak memiliki vokasi; namun, dia meminta Tuhan untuk memberinya banyak anak dan berharap mereka dipersembahkan pada Tuhan. Louis dan Zelie bertemu pada 1858 dan tiga bulan kemudian mereka menikah. Mereka melahirkan sembilan anak, tetapi hanya lima anak perempuan yang dapat hidup sampai dewasa - Marie, Pauline, Leonie, Celine dan Therese. Therese merupakan anak termuda mereka. Bisnis renda Azelie sangat sukses sehingga Louis menjual bisnis jamnya pada keponakannya dan menangani perjalan bisnis renda istrinya.

Zelie meninggal karena kanker payudara pada 1877, ketika Therese berumur 4 tahun dan ayahnya menjual bisnisnya dan pindah ke Lisieux, di Departemen Calvados di Normandia, di mana saudara Azelie Isidore Guérin seorang apoteker tinggal bersama istrinya dan dua putrinya.

Therese belajar di Biara Benediktin Notre Dame du Pré. Ketika dia berumur 9 tahun, kakaknya Pauline, yang bertindak sebagai "ibu kedua" baginya, memasuki biara Karmelit di Lisieux. Therese juga ingin masuk ke biara Karmelit yang sama, Therese mencoba bergabung ke ordo tersebut, namun ditolak karena dia masih terlalu muda. Kemudian, ayah Therese mengajaknya berziarah ke Roma, dan pada saat pidato Paus Leo XIII, dia memintanya untuk mengijinkannya masuk biara pada umur 15, namun Paus berkata: "Anakku, turuti keputusan Pastur pemimpin."

Tidak lama setelah itu Uskup Bayeux mengijinkan Therese memasuki biara dan pada April 1888 dia menjadi postulan Karmelit. Pada 1889 ayahnya menderita stroke dan dibawa ke sanatorium swasta, Bon Sauveur di Caen, dia tinggal di sana selama 3 tahun dan kemudian kembali ke Lisieux pada 1892. Dia meninggal pada 1894. Setelah kematiannya, Celine, yang merawat ayahnya selama ini juga memasuki biara yang sama dengan tiga saudara lainnya pada 14 September 1894; sepupu mereka, Marie Guerin, turut bergabung pada 1895. Leonie, setelah gagal beberapa kali, akhirnya menjadi Suster Francoise-Therese, seorang biarawati di Ordo Kunjungan Maria Suci di Caen.

Cara Kecil

Berkas:TeresadiLisieux.JPG
Photograph of Saint Thérèse of Lisieux in the Carmelite Brown Scapular, 1895.

Therese dikenal sebagai "Cara Kecil." Dalam mencari kesucian diri, dia menyadari bahwa dia tidak perlu menyelesaikan tindakan kepahlawanan, atau "jasa besar", untuk mencapai kesucian dan menyatakan cintanya pada Tuhan. Dia menulis

"Cinta membuktikan dirinya dengan tindakan, jadi bagaimana saya menunjukkan cinta saya? Aku tidak bisa melakukan jasa besar. Cara yang dapat kulakukan untuk membuktikan cintaku adalah dengan menyebarkan bunga dan bunga ini adalah pengorbanan yang sangat kecil, setiap pandangan dan kata, dan hal yang kulakukan adalah aksi cinta yang terkecil."

"Cara Kecil" ini juga muncul dalam pendekatannya terhadap spiritualitas:[1]

"Kadang-kadang, ketika saya membaca bacaan rohani, di mana kesempurnaan ditunjukkan dengan ribuan tantangan dan banyak ilusi di sekelilingnya, pikiranku yang kecil dan terbatas dengan cepat menjadi letih, Aku tutup buku tersebut, yang membuat kepalaku terbelah dan hatiku haus, dan Aku mengambil Alkitab. Dan semuanya menjadi terang, sebuah kata membuka kaki langit di jiwaku, kesempurnaan sepertinya sangat mudah; Aku melihat hal itu cukup untuk menyadari kecilnya seseorang, dan memberikan seseorang secara menyeluruh, seperti seorang anak, ke pelukan Tuhan yang baik. Meninggalkan untuk jiwa yang besar, dan pikiran yang besar, buku-buku yang tidak dapat aku mengerti, Aku bergembira menjadi kecil karena 'hanya anak-anak kecil, dan mereka yang seperti mereka, yang akan masuk ke dalam pesta surgawi'."

Kata-kata seperti itu membuka Therese terhadap tuduhan bahwa dia memiliki rohani yang terlalu sentimental dan bahkan kekanak-kanakan. Pendukungnya menolak hal tersebut dan menyatakan bahwa dia mengembangkan cara pendekatan kepada kehidupan rohani yang mudah dimengerti dan dapat diikuti oleh semua orang yang memilih melakukan hal tersebut, tidak memandang tingkat kerumitan atau pendidikan.

Hal ini juga tertulis dalam pendekatannya terhadap doa: [2]

"Bagiku, doa berasal dari hati; ini merupakan tatapan sederhana ke Surga, ini merupakan permohonan pengakuan dan cinta, memeluk cobaan dan kegembiraan; dalam satu kata, sesuatu yang ningrat, supernatural, yang membesarkan jiwaku dan menyatukannya pada Tuhan... Aku tidak memiliki keberanian untuk mencari doa-doa indah di dalam buku-buku... Saya melakukannya seperti anak kecil yang belum belajar membaca, Saya hanya menceritakan pada Tuhan kita semua hal yang aku inginkan dan Dia mengerti."

Kesehatan yang berkurang dan kematian

Funerary monument in the Church of Saint Francis, in Évora (Portugal).

Tahun-tahun akhir Therese ditandai dengan kesehatan yang terus berkurang yang dia tahan dengan tabah dan tanpa keluhan. Pada pagi hari Jumat Agung, 1896, dia mendapat pendarahan di mulut karena hemoptisis paru-paru; tuberkolosis yang dia derita bertambah parah. Therese bertukar surat dengan misi Karmelit di Perancis Indochina, dan diundang untuk bergabung dengan mereka, tetapi karena penyakitnya, dia tidak dapat bepergian. Pada Juli 1897 dia dipindah ke biara untuk orang sakit, di mana dia meninggal pada 30 September 1897, pada umur 24. Di saat kematiannya, dia mengatakan, "Aku telah mencapai titik di mana dia tidak dapat mengalami penderitaan lagi, karena semua penderitaan adalah manis baginya."


Referensi

Lihat juga

Pranala luar