Kisah Sedih di Hari Minggu (seri televisi): Perbedaan antara revisi
WillsonEP09 (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
WillsonEP09 (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 168: | Baris 168: | ||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* [http:// |
* {{id}} [http://sinemart.com/ Situs web SinemArt] |
||
* [https://www.rctiplus.com/programs/1169/kisah-sedih-di-hari-minggu Daftar Episode ''Kisah Sedih di Hari Minggu'' di RCTI+] |
* [https://www.rctiplus.com/programs/1169/kisah-sedih-di-hari-minggu Daftar Episode ''Kisah Sedih di Hari Minggu'' di RCTI+] |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
{{SinemArt RCTI}} |
{{SinemArt RCTI}} |
||
Revisi per 14 Mei 2021 02.58
Kisah Sedih di Hari Minggu | |
---|---|
Genre | |
Pembuat | SinemArt |
Skenario | Danny Zuko |
Cerita | Danny Zuko |
Sutradara | Noto Bagaskoro |
Pemeran | |
Penggubah lagu tema | Marshanda |
Lagu pembuka | Kisah Sedih Di Hari Minggu — Marshanda |
Lagu penutup | Kisah Sedih Di Hari Minggu — Marshanda |
Penata musik | Popo Fauza |
Negara asal | Indonesia |
Bahasa asli | Bahasa Indonesia |
Jmlh. episode | 78 (daftar episode) |
Produksi | |
Produser eksekutif | Elly Yanti Noor |
Produser | Leo Sutanto |
Sinematografi | Christien P. Mandai |
Penyunting | Bagus Af Lihawa |
Durasi | 60 menit |
Rumah produksi | SinemArt |
Distributor | Media Nusantara Citra |
Rilis asli | |
Jaringan | RCTI |
Rilis | 15 Januari 2004 |
Kisah Sedih di Hari Minggu adalah sinetron Indonesia produksi SinemArt yang ditayangkan perdana 15 Januari 2004 di RCTI. Sinetron ini disutradarai oleh Noto Bagaskoro dan dibintangi oleh Marshanda, Ira Wibowo, Mathias Muchus, Egi John Foreisythe, dan Dwi Andika.
Sinopsis
Imel (Marshanda) dan Ibunya Ira (Ira Wibowo) jatuh miskin karena ayah Imel bangkrut dan meninggal, terpaksa Imel dan Ira tinggal di rumah Om Usman (Adi Bing Slamet) kakak Ira, tetapi ketika tinggal di rumah Om Usman, Imel menerima perlakuan buruk dari Tante Usman (Meriam Bellina), yang tidak menginginkan Imel tinggal di keluarga itu. Sementara Ibu Imel, Ira yang merupakan adik suami Tante Usman juga yang mendapat perlakuan sama. Suami Tante Usman juga tak mampu menahan perlakuan buruk istrinya kepada adik dan keponakannya. Penderitaan demi penderitaan akibat perlakuan Tante Usman semakin menjadi, hingga Imel dan ibunya merasa sangat menderita. Karena tak tahan, Imel memutuskan pergi dari rumah tanpa memberitahu siapapun, termasuk pada ibunya. Selama kepergian Imel, Dea (Dhea Ananda), gadis cantik sebaya Imel, sekaligus adik Usman dan Ira, datang dan seakan menjadi penengah atas setiap perlakuan Tante Usman pada Ira. Ketika Imel memiliki kesempatan pulang ke rumah, Dea dengan sigap menyembunyikan Imel. Tetapi nasib kembali berkata lain, Tante Usman pada akhirnya memergoki Imel, dan kembali memperlakukan Imel dengan hal-hal yang membuat Imel menderita, seperti menyekapnya, menghukum dan lain-lain, bahkan Imel menjadi buta karena matanya dipukul Tante Usman dengan benda, selain Imel Dea juga ditusuk pisau oleh Tante Usman, tetapi Imel dan Dea keduanya sudah sembuh, Imel bisa melihat lagi dan tusukan pisau yang ada di perut Dea juga sudah sembuh. Hingga pada suatu hari Imel dapat melepaskan diri dan kemudian membalas semua kelakuan Tante Usman dengan menakut-nakuti Tante Usman berkostum hantu. Paling tidak, sebagai gadis remaja dia ingin "menyehatkan" lingkungan dan dirinya sendiri. "Ditambah lagi, usaha ayahnya bangkrut, meninggalkan utang yang tersisa lantaran ayahnya pergi meninggalkan keluarganya,
Untuk menutupi utang, rumah dan aset perusahaan disita. Imel dan ibunya terpaksa menum-pang hidup di rumah Om Usman yang punya istri super judes. Mereka kerap disindir dan diperlakukan semena-mena oleh istri Usman. Sementara, Usman sendiri tak bisa berbuat banyak karena kendali rumah tangga dikuasai istrinya. Apesnya, Imel juga harus tahan dengan kelakuan sirik Rosalia (Jennifer Arnelita) yang merasa tersaingi dengan kehadiran Imel.
Dia selalu mencari gara-gara agar Imel terpojok. Cuma Marvin (Gading Marten) yang bersimpati, karena anak sulung Usman ini jatuh hati pada Imel yang dinilainya begitu mandiri dan cekatan. Namun cinta Marvin terhadang kendala. Tak hanya oleh ikatan keluarga, tetapi juga kehadiran Samuel, pelukis yang menarik perhatian Imel. Imel tertarik padanya karena pria ini terkesan dingin dan romantis. Sam juga selalu merayu dengan kata-kata puitisnya.
Lalu siapakah lelaki yang mampu mencairkan kebekuan hati Imel? Akankah figur laki-laki idamannya ada pada Marvin yang playboy tetapi baik hati, atau Sam yang bak seorang pujangga?
Pemeran
Pemeran | Peran |
---|---|
Marshanda | Imel asli |
Egi John Foreisythe | Chandra/Egi |
Dhea Ananda | Dhea/Imel palsu |
Gading Marten | Marvin |
Meriam Bellina | Tante Usman |
Mathias Muchus | Hugo |
Ira Wibowo | Ira |
Laudya Cynthia Bella | Asti |
Adi Bing Slamet | Usman |
Ana Pinem | Bik Tum |
Chacha Frederica | Desi |
Jennifer Arnelita | Rosalia |
Mc.Donald | Chiko |
Dwi Andhika | Axell |
Berliana Febrianti | Sonya |
Vera Detty | Susi |
Tenno Ali | Jali |
Sinyo Rudy | Qodri |
Vicky Nitinegoro | Sam |
Yadi Timo | Jefri |
Penghargaan
Tahun | Award | Kategori | Nominasi | Hasil |
---|---|---|---|---|
2004 | Panasonic Awards 2004 | Sinetron terfavorit | Kisah Sedih di Hari Minggu | Menang |