Negara Indonesia Timur: Perbedaan antara revisi
Kembangraps (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 78: | Baris 78: | ||
== Kabinet dan Perdana Menteri == |
== Kabinet dan Perdana Menteri == |
||
* 13 |
* 13 Januari 1947 - 2 Juni 1947 - [[Nadjamuddin Daeng Malewa]] - Kabinet Pertama |
||
* |
* 2 Juni 1947 - 11 Oktober 1947 - Nadjamuddin Daeng Malewa - Kabinet Kedua |
||
* 11 |
* 11 Oktober 1947 - 15 Desember 1947 - [[[Semuel Jusof Warouw]] - Kabinet Warouw |
||
* 15 |
* 15 Desember 1947 - 12 Januari 1949 - [[Ida Anak Agung Gde Agung]] - Kabinet Pertama |
||
* 12 |
* 12 Januari 1949 - 27 Desember 1949 - Ida Anak Agung Gde Agung - Kabinet Kedua |
||
* 27 |
* 27 Desember 1949 - 14 Maret 1950 - [[J.E. Tatengkeng]] - Kabinet Tatengkeng |
||
* 14 |
* 14 Maret 1950 - 10 Mei 1950 - [[D.P. Diapari]] - Kabinet Diapari |
||
* 10 Mei 1950 - 17 |
* 10 Mei 1950 - 17 Agustus 1950 - [[J. Poetoehena]] - Kabinet Poetoehena |
||
== Peristiwa<ref>Ensiklopedi Umum, Penerbit Kanisius, Edisi Kedua dengan EYD, 1977, hal.587, ISBN 978-979-413-522-8</ref> == |
== Peristiwa<ref>Ensiklopedi Umum, Penerbit Kanisius, Edisi Kedua dengan EYD, 1977, hal.587, ISBN 978-979-413-522-8</ref> == |
Revisi per 11 Januari 2017 19.48
Negara Indonesia Timur | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Negara bagian RIS | |||||||||
1946–1950 | |||||||||
Panji daerah | |||||||||
Wilayah N.I.T ditunjukkan pada warna emas | |||||||||
Ibu kota | Makassar | ||||||||
Luas | |||||||||
• 1946 | 349.088 km2 (134.784 sq mi) | ||||||||
Populasi | |||||||||
• 1946 | 10290000 | ||||||||
Sejarah | |||||||||
Era sejarah | Perang Dingin | ||||||||
• Didirikan | 24 Desember 1946 | ||||||||
• Dibubarkan | 17 Agustus 1950 | ||||||||
|
Negara Indonesia Timur adalah negara bagian RIS yang meliputi wilayah Sulawesi, Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara) dan Kepulauan Maluku, ibukotanya Makassar. Negara ini dibentuk setelah dilaksanakan Konferensi Malino pada tanggal 16-22 Juli 1946 dan Konferensi Denpasar dari tanggal 7-24 Desember 1946 yang bertujuan untuk membahas gagasan berdirinya negara bagian tersendiri di wilayah Indonesia bagian timur oleh Belanda. Pada akhir Konferensi Denpasar 24 Desember 1946, negara baru ini dinamakan Negara Timur Raya, namun kemudian diganti menjadi Negara Indonesia Timur pada tanggal 27 Desember 1946.[1]
Negara Indonesia Timur terbagi menjadi 13 daerah otonomi:
- Daerah Sulawesi Selatan
- Daerah Minahassa
- Daerah Kepulauan Sangihe dan Talaud
- Daerah Sulawesi Utara
- Daerah Sulawesi Tengah
- Daerah Bali
- Daerah Lombok
- Daerah Sumbawa
- Daerah Flores
- Daerah Sumba
- Daerah Timor dan kepulauan
- Daerah Maluku Selatan
- Daerah Maluku Utara
Menurut hasil Konferensi Denpasar, wilayah Negara Indonesia Timur meliputi Karesidenan berikut, seperti termaktub dalam Staatsblad 1938 nomor 68 jo Staatsblad nomor 264, kecuali Irian Barat, yang akan ditetapkan kemudian hari.[2]
- Karesidenan Sulawesi Selatan
- Karesidenan Sulawesi Utara
- Karesidenan Bali
- Karesidenan Lombok
- Karesidenan Maluku
Negara Indonesia Timur didirikan untuk menyaingi dan memaksa Republik Indonesia untuk menerima bentuk negara federasi; dengan tujuan mengecilkan wilayah Republik Indonesia sehingga hanya menjadi salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat. Negara Indonesia Timur bubar dan semua wilayahnya melebur ke dalam Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950.
Presiden
24 Des 1946 - 17 Agu 1950 - Tjokorda Gde Raka Soekawati
Kabinet dan Perdana Menteri
- 13 Januari 1947 - 2 Juni 1947 - Nadjamuddin Daeng Malewa - Kabinet Pertama
- 2 Juni 1947 - 11 Oktober 1947 - Nadjamuddin Daeng Malewa - Kabinet Kedua
- 11 Oktober 1947 - 15 Desember 1947 - [[[Semuel Jusof Warouw]] - Kabinet Warouw
- 15 Desember 1947 - 12 Januari 1949 - Ida Anak Agung Gde Agung - Kabinet Pertama
- 12 Januari 1949 - 27 Desember 1949 - Ida Anak Agung Gde Agung - Kabinet Kedua
- 27 Desember 1949 - 14 Maret 1950 - J.E. Tatengkeng - Kabinet Tatengkeng
- 14 Maret 1950 - 10 Mei 1950 - D.P. Diapari - Kabinet Diapari
- 10 Mei 1950 - 17 Agustus 1950 - J. Poetoehena - Kabinet Poetoehena
Peristiwa[3]
- 27 Mei 1947 - Pengunduran diri ketua DPRS Tadjoeddin Noer
- 3 Des 1947 - DPRS mengirim misi persaudaraan ke Republik Indonesia di Yogyakarta
- 30 Des 1947 - Pihak oposisi mendirikan Gabungan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia (GAPKI) di Makasar, dipimpin oleh A. Mononutu
- 22 Jan 1948 - RI mengakui NIT sebagai negara bagian dari RIS yang akan dibentuk
- 18 Feb 1948 - Misi persaudaraan dari GAPKI tiba di Yogyakarta
- Okt 1948 - RI mengirim misi persaudaraan ke NIT yang diketuai Mr.Sartono
- Des 1948 - Kabinet NIT memprotes keras Agresi Militer II ke wilayah RI
- 6 Feb 1949 - PM Ide Anak Agung Gde Agung selaku penghubung BFO menemui Wapres Bung Hatta yang ditawan Belanda di Bangka.
Catatan kaki
- ^ Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia, Jurnal sejarah: pemikiran, rekonstruksi, persepsi, Yayasan Obor Indonesia, ISSN 1858-2117 (Indonesia)
- ^ Ensiklopedi Umum, Penerbit Kanisius, Edisi Kedua dengan EYD, 1977, hal.586, ISBN 978-979-413-522-8
- ^ Ensiklopedi Umum, Penerbit Kanisius, Edisi Kedua dengan EYD, 1977, hal.587, ISBN 978-979-413-522-8