Kali Angke: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
disambiguasi
Baris 2: Baris 2:
'''Kali Angke''' atau ''Cikeumeuh'' adalah nama sebuah sungai di Jakarta Indonesia. Nama Kali Angke diberikan setelah terjadinya peristiwa pembantaian etnis Tionghoa selama tiga hari oleh [[VOC]] di [[Batavia]] pada tanggal 9 Oktober 1740. ''Angke'' sendiri sebenarnya berasal dari dialek Hokkian, yang berarti Kali Merah. Dikatakan akibat peristiwa tersebut warna sungai berubah menjadi merah oleh darah etnis Tionghoa. Sejak itu namanya berubah menjadi Kali Angke.
'''Kali Angke''' atau ''Cikeumeuh'' adalah nama sebuah sungai di Jakarta Indonesia. Nama Kali Angke diberikan setelah terjadinya peristiwa pembantaian etnis Tionghoa selama tiga hari oleh [[VOC]] di [[Batavia]] pada tanggal 9 Oktober 1740. ''Angke'' sendiri sebenarnya berasal dari dialek Hokkian, yang berarti Kali Merah. Dikatakan akibat peristiwa tersebut warna sungai berubah menjadi merah oleh darah etnis Tionghoa. Sejak itu namanya berubah menjadi Kali Angke.


Sungai ini berhulu di kelurahan [[Menteng, Bogor Barat|CIlendek Timur, Bogor Barat]], Jawa Barat. Kemudian melewati [[Tangerang Selatan]], [[Kota Tangerang]] dan bermuara di [[Jakarta Barat]] di wilayah [[Muara Angke]]. Sungai ini tidak pernah kering selama musim kemarau, karena berhulu langsung di wilayah pegunungan di daerah Bogor, sebagaimana [[Kali Pesanggrahan]] dan [[Ciliwung]]. Vegetasi yang tumbuh di tepian sungai ini di antaranya adalah [[rengas]] (''Gluta renghas''), [[pandan kapur]] (''Pandanus tectorius''), [[bambu tali]] (''Bambusa vulgaris''), [[putat]] (''Planchonia valida''), [[pulai]] (''Alstonia scholaris''), [[kecapi]] (''Sandoricum koetjape''), [[waru]] (''Hibiscus tiliaceus'') dan sebagainya. Sungai Ini mebuat wilayah jakarta barat khususnya duri kosambi kebanjiran pada awal tahun 2015. Ketinggian air saat itu mecapai 300 Cm dengan status Siaga 1. Ketinggian air naik disebabkan hujan lokal yang sangat lebat di jakarta khususnya jakarta utara,pusat,dan barat.
Sungai ini berhulu di kelurahan [[Menteng, Bogor Barat|CIlendek Timur, Bogor Barat]], Jawa Barat. Kemudian melewati [[Tangerang Selatan]], [[Kota Tangerang]] dan bermuara di [[Jakarta Barat]] di wilayah [[Muara Angke]]. Sungai ini tidak pernah kering selama musim kemarau, karena berhulu langsung di wilayah pegunungan di daerah Bogor, sebagaimana [[Kali Pesanggrahan]] dan [[Ciliwung]]. Vegetasi yang tumbuh di tepian sungai ini di antaranya adalah [[rengas]] (''Gluta renghas''), [[pandan kapur]] (''Pandanus tectorius''), [[bambu tali]] (''Bambusa vulgaris''), [[putat]] (''Planchonia valida''), [[pulai]] (''Alstonia scholaris''), [[Kecapi (buah)|kecapi]] (''Sandoricum koetjape''), [[waru]] (''Hibiscus tiliaceus'') dan sebagainya. Sungai Ini mebuat wilayah jakarta barat khususnya duri kosambi kebanjiran pada awal tahun 2015. Ketinggian air saat itu mecapai 300 Cm dengan status Siaga 1. Ketinggian air naik disebabkan hujan lokal yang sangat lebat di jakarta khususnya jakarta utara,pusat,dan barat.


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi per 3 Desember 2016 23.06

Kali Angke

Kali Angke atau Cikeumeuh adalah nama sebuah sungai di Jakarta Indonesia. Nama Kali Angke diberikan setelah terjadinya peristiwa pembantaian etnis Tionghoa selama tiga hari oleh VOC di Batavia pada tanggal 9 Oktober 1740. Angke sendiri sebenarnya berasal dari dialek Hokkian, yang berarti Kali Merah. Dikatakan akibat peristiwa tersebut warna sungai berubah menjadi merah oleh darah etnis Tionghoa. Sejak itu namanya berubah menjadi Kali Angke.

Sungai ini berhulu di kelurahan CIlendek Timur, Bogor Barat, Jawa Barat. Kemudian melewati Tangerang Selatan, Kota Tangerang dan bermuara di Jakarta Barat di wilayah Muara Angke. Sungai ini tidak pernah kering selama musim kemarau, karena berhulu langsung di wilayah pegunungan di daerah Bogor, sebagaimana Kali Pesanggrahan dan Ciliwung. Vegetasi yang tumbuh di tepian sungai ini di antaranya adalah rengas (Gluta renghas), pandan kapur (Pandanus tectorius), bambu tali (Bambusa vulgaris), putat (Planchonia valida), pulai (Alstonia scholaris), kecapi (Sandoricum koetjape), waru (Hibiscus tiliaceus) dan sebagainya. Sungai Ini mebuat wilayah jakarta barat khususnya duri kosambi kebanjiran pada awal tahun 2015. Ketinggian air saat itu mecapai 300 Cm dengan status Siaga 1. Ketinggian air naik disebabkan hujan lokal yang sangat lebat di jakarta khususnya jakarta utara,pusat,dan barat.

Lihat pula

Catatan