Mus Mulyadi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gladynova (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Gladynova (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 35: Baris 35:
== Karier ==
== Karier ==
=== Mendirikan Band Irama Puspita ===
=== Mendirikan Band Irama Puspita ===
Sebelum terjun sebagai penyanyi, di masa remajabnya di Surabaya ia telah membentuk sebuah band [['''Irama Puspita''']] dengan personil tiga belas wanita-wanita perkasa yang telah dipersiapkannya untuk sukses di panggung hiburan. Ia menjadi pelatih band Irama Puspita selama beberapa tahun. Band asuhannya ini pernah manggung di acara POI [[Ganefo di Jakarta dan merajai berbagai lomba festival musik di Surabaya. Namun 3 diantara anggotanya tanpa sepengetahuannya kemudian memilih hengkang dan secara diam-diam pindah ke Jakarta. Ketiganya adalah [[Titiek AR]], [[Lies AR]] dan Sugien alias [[Susy Nander]]. Ketiganya kemudian diketahui bergabung dengan sebuah band wanita di ibukota yang bernama [['''Dara Puspita''']]. Tak lama kemudian Mus Mulyadi pun membubarkan band asuhannya tersebut.
Sebelum terjun sebagai penyanyi, di masa remajanya di Surabaya ia telah membentuk sebuah band [['''Irama Puspita''']] dengan personil tiga belas wanita-wanita perkasa yang telah dipersiapkannya untuk sukses di panggung hiburan. Ia menjadi pelatih band Irama Puspita selama beberapa tahun. Band asuhannya ini pernah manggung di acara POI [[Ganefo di Jakarta dan merajai berbagai lomba festival musik di Surabaya. Namun 3 diantara anggotanya tanpa sepengetahuannya kemudian memilih hengkang dan secara diam-diam pindah ke Jakarta. Ketiganya adalah [[Titiek AR]], [[Lies AR]] dan Sugien alias [[Susy Nander]]. Ketiganya kemudian diketahui bergabung dengan sebuah band wanita di ibukota yang bernama [['''Dara Puspita''']]. Tak lama kemudian Mus Mulyadi pun membubarkan band asuhannya tersebut.


=== Mendirikan Band Arista Birawa ===
=== Mendirikan Band Arista Birawa ===
Baris 41: Baris 41:
=== Mengembara ke Singapura ===
=== Mengembara ke Singapura ===
Bersama tiga rekannya, mereka meninggalkan [[Surabaya]] dan nekat mengadu nasib ke [[Singapura]] pada tahun [[1967]]. Setelah sempat menjadi pengangguran, Mus belajar menciptakan lagu dan muncullah lagu "Sedetik Dibelai Kasih", "Jumpa dan Bahagia", hingga terkumpullah 10 lagu. Ia kemudian menawarkan karya-karyanya itu kepada Live Recording Jurong tahun 1969. Di Singapura, Mus berhasil mendapatkan uang 2.800 dollar Singapura untuk dua LP ([[piringan hitam]]).
Atas ajakan temannya Jerry Souisa sebagai pemimpin group, mengajak 2 anggota Arista Birawa yakni Mus Mulyadi dan Jeffry Zaenal dan seorang rekannya Arkan untuk melakukan tur pertunjukan di Singapura. Meski pada mulanya ia ragu untuk meninggalkan bandnya yang sudah mempunyai gaung di kalangan arek-arek Surobayo. Apalagi saat itu ayahnya belum lama meninggal dunia. Namun akhirnya bersama tiga rekannya, ia meninggalkan Surabaya dan nekat mencoba mengadu nasib ke Singapura pada tahun [[1967]]. Menggunakan kapal kayu selama 2 minggu perjalanan hingga mendarat di Tanjung Pinang. Kemdudian mereka mereka menerima show hajatan tanpa dibayar oleh seorang saudagar tauke China sebagai upah untuk menyeberangkan mereka ke Singapura. Di Singapura mereka menumpang di rumah sebuah keluarga etnis Melayu. Selama 2 tahun di sana mereka tak kunjung mendapatkan tawaran show. Sempat menjadi gelandangan, kelaparan, dan terlunt-lunta tanpa makan, pekerjaan, dan uang. Dengan keteguhan dan kesabaran mereka akhirnya mulai mendapatkan kesempatan mengubah nasibnya. Setelah sempat menjadi pengangguran, Mus belajar menciptakan lagu dan muncullah lagu ''"Sedetik Dibelai Kasih"'', ''"Jumpa dan Bahagia"'', ''" Kr. Jauh di Mata"'', hingga terkumpullah 10 lagu. Mereka membentuk sebuah band yang diberi nama '''The Exotic''' dengan personil '''Jefry Souisa''' pada lead guitar, '''Arkan''' pada Rhythm guitar, '''Jeffry Zaenal (Abidin)''' pada drum dan '''Mus Mulyadi''' pada bass sekaligus vocalist. Ia kemudian menawarkan karya-karyanya itu kepada '''Live Recording Jurong''' tahun 1969. Mereka langsung membuat 2 album Pop dan Keroncong dalam bentuk vinyl / plat yang biasa disebut (EP7 (Extended Play). Dalam cover album tersebut Muladi mulai menggunakan nama Mus Mulyadi sebagai nama resminya. Tambahan kata Mus ia ambil dari penggalan nama ibunya. Di Singapura, Mus berhasil mendapatkan uang 2.800 dollar Singapura untuk dua LP ([[piringan hitam]]). Setelah mengantungi uang, Mus Mulyadi dan tiga rekannya kembali ke Tanah Air. Disayangkan mereka belum menikmati jerih payahnya di Singapura karena memilih pulang ke Indoensia bertepatan dengan hari wafatnya [[Bung Karno]].

Setelah mengantungi uang, Mus Mulyadi dan tiga rekannya kembali ke Tanah Air.
=== Favourite Group ===
=== Favourite Group ===
Pada tahun [[1971]] ia rekaman solo di '''Remaco''' diiringi kelompok [[A. Riyanto]], '''Empat Nada Band'''. A. Riyanto kemudian mengajaknya bergabung dengan Empat Nada dan jadilah [[Favourite Group]]. Mereka lalu rekaman di '''Musica Studio'''. Lahirlah lagu: "Cari Kawan Lain", "Angin Malam", "Seuntai Bunga Tanda Cinta", "Nada Indah". Kaset ini ternyata meledak dan Mus Mulyadi kemudian dibuatkan lagu [[bahasa Jawa|berbahasa Jawa]] oleh [[Is Haryanto]] berjudul "[[Rek Ayo Rek]]".
Pada tahun [[1971]] ia rekaman solo di '''Remaco''' diiringi kelompok [[A. Riyanto]], '''Empat Nada Band'''. A. Riyanto kemudian mengajaknya bergabung dengan Empat Nada. OLeh A. Riyanto konsep band pengiring yang selama ini dilakoninya di Remaco hendak diubahnya menjadi band mandiri. Band baru diberinama [[Favourite Group]]. Anggota awalnya adalah '''Mus Mulyadi''' (vokal/Rhythm), '''A Riyanto''' alias '''Kelik''' (Keyboard/Vokal), [['''Nana Sumarna''']] (Bass), [['''Eddy Syam''']] (Gitar) dan [['''M. Sani''']] (Drum). Mereka sangat modern dalam bermusik, tapi juga sangat maju dengan sentuhan romantisme masa silam. Mereka berhasil menempatkan nilai-nilai musik di kepala mereka sehingga menjadi kekuatan bagi Favourite’s Group. , Mereka lalu rekaman di '''Musica Studio'''. Lahirlah lagu: "Cari Kawan Lain", "Angin Malam", "Seuntai Bunga Tanda Cinta", "Nada Indah". Kaset ini ternyata meledak dan Mus Mulyadi kemudian dibuatkan lagu [[bahasa Jawa|berbahasa Jawa]] oleh [[Is Haryanto]] berjudul "[[Rek Ayo Rek]]".


=== Keluar dari Favourite Group & Bernyanyi Solo ===
=== Keluar dari Favourite Group & Bernyanyi Solo ===

Revisi per 22 September 2015 16.29

Mus Mulyadi
Berkas:Mus Mulyadi.jpg
Informasi latar belakang
Pekerjaanpenyanyi

Mus Mulyadi (lahir 14 Agustus 1945) adalah penyanyi keroncong Indonesia. Ia bahkan mendapat julukan sebagai si "Buaya Keroncong". Beberapa lagunya yang menjadi hit antara lain, "Kota Solo", "Dinda Bestari", "Telomoyo", dan "Jembatan Merah". Ia pernah menjadi anggota Favourite Band. Istrinya juga seorang penyanyi, Helen Sparingga, dan adiknya juga menjadi penyanyi pop & Jazz Mus Mujiono di era 80-an.

Biografi

Masa Kecil

Terlahir dengan nama Mulyadi, dilahirkan di Kota Buaya, dan menghabiskan masa kecil hingga remajanya di kota itu. Ia adalah anak ketiga dari depapan bersaudara anak dari pasangan Ali Sukandi dan Muslimah. Bakat seninya tumbuh secara otodidak karena pengaruh dalam keluarganya yang memang seniman. Meskipun ia tidak pernah dirancang oleh ayahnya yang berprofesi sebagai pemain Gamelan untuk mengikuti jejaknya. Tiga saudaranya memilih berkecimpung dalam bidang seni tarik suara. Dua kakaknya yakni Sumiati berprofesi sebagai penyanyi keroncong di Belanda dan abangnya Mulyono dikenal di Surabaya sebagai penyanyi keroncong. Selain itu adiknya Mus Mujiono pun pada akhirnya terjun ke dunia musik dengan memilih musik jazz dan pop sebagai jalur pilihan karirnya.[1]

Karier

Mendirikan Band Irama Puspita

Sebelum terjun sebagai penyanyi, di masa remajanya di Surabaya ia telah membentuk sebuah band '''Irama Puspita''' dengan personil tiga belas wanita-wanita perkasa yang telah dipersiapkannya untuk sukses di panggung hiburan. Ia menjadi pelatih band Irama Puspita selama beberapa tahun. Band asuhannya ini pernah manggung di acara POI [[Ganefo di Jakarta dan merajai berbagai lomba festival musik di Surabaya. Namun 3 diantara anggotanya tanpa sepengetahuannya kemudian memilih hengkang dan secara diam-diam pindah ke Jakarta. Ketiganya adalah Titiek AR, Lies AR dan Sugien alias Susy Nander. Ketiganya kemudian diketahui bergabung dengan sebuah band wanita di ibukota yang bernama '''Dara Puspita'''. Tak lama kemudian Mus Mulyadi pun membubarkan band asuhannya tersebut.

Mendirikan Band Arista Birawa

Mus kemudian mendirikan sebuah grup band '''Arista Birawa''' pada tahun 1964. Personilnya adalah ia sendiri sebagai pemegang bas dan merangkap sebagai vokalis, Jeffry Zaenal (Abidin) pada drum, Harrys pada Rhythm, Oedin Syach pada Lead Guitar, bersama Sonata Tanjung. Bersama Arista Birawa, Mus Mulyadi menelurkan satu album Jaka Tarub yang diproduksi PT Dimita Moulding Industries Record pada tahun 1965. Belakangan band itu menghasilkan album rekaman lokal Si Ompong & Masa Depanmu di Serimpi Recording tahun 1972 tanpa keterlibatan Mus Mulyadi. Kemudian dirilis ulang pada tahun 2005 di recording Shadoks-Jerman.

Mengembara ke Singapura

Atas ajakan temannya Jerry Souisa sebagai pemimpin group, mengajak 2 anggota Arista Birawa yakni Mus Mulyadi dan Jeffry Zaenal dan seorang rekannya Arkan untuk melakukan tur pertunjukan di Singapura. Meski pada mulanya ia ragu untuk meninggalkan bandnya yang sudah mempunyai gaung di kalangan arek-arek Surobayo. Apalagi saat itu ayahnya belum lama meninggal dunia. Namun akhirnya bersama tiga rekannya, ia meninggalkan Surabaya dan nekat mencoba mengadu nasib ke Singapura pada tahun 1967. Menggunakan kapal kayu selama 2 minggu perjalanan hingga mendarat di Tanjung Pinang. Kemdudian mereka mereka menerima show hajatan tanpa dibayar oleh seorang saudagar tauke China sebagai upah untuk menyeberangkan mereka ke Singapura. Di Singapura mereka menumpang di rumah sebuah keluarga etnis Melayu. Selama 2 tahun di sana mereka tak kunjung mendapatkan tawaran show. Sempat menjadi gelandangan, kelaparan, dan terlunt-lunta tanpa makan, pekerjaan, dan uang. Dengan keteguhan dan kesabaran mereka akhirnya mulai mendapatkan kesempatan mengubah nasibnya. Setelah sempat menjadi pengangguran, Mus belajar menciptakan lagu dan muncullah lagu "Sedetik Dibelai Kasih", "Jumpa dan Bahagia", " Kr. Jauh di Mata", hingga terkumpullah 10 lagu. Mereka membentuk sebuah band yang diberi nama The Exotic dengan personil Jefry Souisa pada lead guitar, Arkan pada Rhythm guitar, Jeffry Zaenal (Abidin) pada drum dan Mus Mulyadi pada bass sekaligus vocalist. Ia kemudian menawarkan karya-karyanya itu kepada Live Recording Jurong tahun 1969. Mereka langsung membuat 2 album Pop dan Keroncong dalam bentuk vinyl / plat yang biasa disebut (EP7 (Extended Play). Dalam cover album tersebut Muladi mulai menggunakan nama Mus Mulyadi sebagai nama resminya. Tambahan kata Mus ia ambil dari penggalan nama ibunya. Di Singapura, Mus berhasil mendapatkan uang 2.800 dollar Singapura untuk dua LP (piringan hitam). Setelah mengantungi uang, Mus Mulyadi dan tiga rekannya kembali ke Tanah Air. Disayangkan mereka belum menikmati jerih payahnya di Singapura karena memilih pulang ke Indoensia bertepatan dengan hari wafatnya Bung Karno.

Favourite Group

Pada tahun 1971 ia rekaman solo di Remaco diiringi kelompok A. Riyanto, Empat Nada Band. A. Riyanto kemudian mengajaknya bergabung dengan Empat Nada. OLeh A. Riyanto konsep band pengiring yang selama ini dilakoninya di Remaco hendak diubahnya menjadi band mandiri. Band baru diberinama Favourite Group. Anggota awalnya adalah Mus Mulyadi (vokal/Rhythm), A Riyanto alias Kelik (Keyboard/Vokal), '''Nana Sumarna''' (Bass), '''Eddy Syam''' (Gitar) dan '''M. Sani''' (Drum). Mereka sangat modern dalam bermusik, tapi juga sangat maju dengan sentuhan romantisme masa silam. Mereka berhasil menempatkan nilai-nilai musik di kepala mereka sehingga menjadi kekuatan bagi Favourite’s Group. , Mereka lalu rekaman di Musica Studio. Lahirlah lagu: "Cari Kawan Lain", "Angin Malam", "Seuntai Bunga Tanda Cinta", "Nada Indah". Kaset ini ternyata meledak dan Mus Mulyadi kemudian dibuatkan lagu berbahasa Jawa oleh Is Haryanto berjudul "Rek Ayo Rek".

Keluar dari Favourite Group & Bernyanyi Solo

Mus kemudian mencoba menyanyikan lagu keroncong pop, ternyata hasilnya luar biasa dan meledak di mana-mana, seperti lagu Kr. Dewi Murni. Kasetnya laku keras. Setelah itu, julukan "buaya keroncong" pun melekat padanya. Saat show ke luar negeri seperti Belanda atau Amerika, ia dikenal sebagai The King of Keroncong.

Menyanyikan Lagu Dangdut

Pada akhir tahun 1970-an ia mencoba menyanyikan lagu dangdut/melayu, dan sempat berduet dengan pedangdut asal Surabaya senior, Ida Laila. Beberapa lagu duetnya dengan Ida Laila, seperti Suara Hati dan Bunga Dahlia, populer diputar di radio.

Tentang cengkoknya yang sangat khas, Mus Mulyadi berujar, "Modal saya cuma berani berimprovisasi. Saya itu punya feeling, biasanya orang kalau dari fa ke mi atau mi ke fa, itu kan hanya dua tangga nada, saya bisa enam tangga nada. Saya berani memainkan tangga nada," begitu kiat si "buaya keroncong" yang telah merilis 80 album keroncong ini.[butuh rujukan]

Lagu Keroncong Rohani

  • Kasih setiamu
  • Betapa hatiku
  • Sadarlah Manusia
  • Persembahanku
  • Hanya ada satu Jalan
  • Saat ini saat indah
  • Peganglah tanganku Roh Kudus
  • Yesus seperti Gembala
  • Kasih dari Surga
  • Penuh Hidupku
  • Tuhanlah Perlindunganku
  • Padamu Bapa
  • Keroncong Rohani Volume 5

Filmografi

Pranala luar

  1. ^ http://josechoalinge-situs.blogspot.co.id/2014/06/mus-mulyadi.html