Mus Mulyadi: Perbedaan antara revisi
JohnThorne (bicara | kontrib) k menghapus Kategori:Tokoh Jawa menggunakan HotCat |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 7: | Baris 7: | ||
| birthdate = {{birth date and age|1945|8|14}} |
| birthdate = {{birth date and age|1945|8|14}} |
||
| birthplace = {{negara|Indonesia}} [[Surabaya]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]] |
| birthplace = {{negara|Indonesia}} [[Surabaya]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]] |
||
| birthname = |
| birthname = Mulyadi |
||
| deathdate = |
| deathdate = |
||
| deathplace = |
| deathplace = |
||
Baris 21: | Baris 21: | ||
| partner = |
| partner = |
||
| children = Irene Patricia (1976) </br> Erick Renanda (1978) |
| children = Irene Patricia (1976) </br> Erick Renanda (1978) |
||
| parents = |
| parents = Ali Sukandi, Muslimah |
||
| website = |
| website = |
||
| currentmembers = |
| currentmembers = |
||
Baris 30: | Baris 30: | ||
== Biografi == |
== Biografi == |
||
=== Masa Kecil === |
|||
⚫ | |||
Terlahir dengan nama Mulyadi, dilahirkan di Kota Buaya, dan menghabiskan masa kecil hingga remajanya di kota itu. Ia adalah anak ketiga dari depapan bersaudara anak dari pasangan '''Ali Sukandi''' dan '''Muslimah'''. Bakat seninya tumbuh secara otodidak karena pengaruh berkesenian yang cukup kuat dalam keluarganya. Meskipun ia tidak pernah dirancang oleh ayahnya yang berprofesi sebagai pemain gamelan untuk mengikuti jejaknya. Tiga saudaranya memilih berkecimpung dalam bidang seni tarik suara. Dua kakaknya yakni Sumiati berprofesi sebagai penyanyi keroncong di Belanda dan abangnya Mulyono dikenal di Surabaya sebagai penyanyi keroncong. Selain itu adiknya Mus Mujiono pun ikut memilih jalur musik jazz dan pop sebagai pilihan karirnya.<Ref>http://josechoalinge-situs.blogspot.co.id/2014/06/mus-mulyadi.html</Ref> |
|||
== Karier == |
|||
=== Mendirikan Band === |
|||
Sebelum terjun sebagai penyanyi, di masa remajabnya di Surabaya ia telah membentuk sebuah band [[Irama Puspita]] dengan personil tiga belas wanita-wanita perkasa yang telah dipersiapkannya untuk sukses di panggung hiburan. Ia menjadi pelatih band Irama Puspita selama beberapa tahun. Band asuhannya ini pernah manggung di acara POI Ganefo di Jakarta dan merajai berbagai lomba festival musik di Surabaya. Namun 3 diantara anggotanya tanpa sepengetahuannya kemudian memilih hengkang dan secara diam-diam pindah ke Jakarta. Ketiganya adalah Titiek AR, LIes AR dan Sugien alias Susy Nander. Ketiganya kemudian diketahui bergabung dengan sebuah band wanita di ibukota yang bernama [[Dara Puspita]]. Tak lamam kemudian Mus Mulyadi pun membubarkan band asuhannya tersebut. |
|||
=== Mendirikan Band Arista Birawa === |
|||
⚫ | Mus kemudian mendirikan sebuah grup band [[Arista Birawa]] pada tahun [[1964]]. Personilnya adalah ia sendiri sebagai pemegang [[bas]] dan merangkap sebagai [[vokalis]], Jeffry Zaenal (Abidin) pada drum, Harrys pada Rgythm, Oedin Syach pada Lead Guitar, bersama [[Sonata Tanjung]]. Bersama Arista Birawa, Mus Mulyadi menelurkan satu album yang diproduksi ''''''PT Dimita Moulding Industries''' Record pada tahun 1965. |
||
=== Mengembara ke Singapura === |
|||
Bersama tiga rekannya, mereka meninggalkan [[Surabaya]] dan nekat mengadu nasib ke [[Singapura]] pada tahun [[1967]]. Setelah sempat menjadi pengangguran, Mus belajar menciptakan lagu dan muncullah lagu "Sedetik Dibelai Kasih", "Jumpa dan Bahagia", hingga terkumpullah 10 lagu. Ia kemudian menawarkan karya-karyanya itu kepada Live Recording Jurong tahun 1969. Di Singapura, Mus berhasil mendapatkan uang 2.800 dollar Singapura untuk dua LP ([[piringan hitam]]). |
Bersama tiga rekannya, mereka meninggalkan [[Surabaya]] dan nekat mengadu nasib ke [[Singapura]] pada tahun [[1967]]. Setelah sempat menjadi pengangguran, Mus belajar menciptakan lagu dan muncullah lagu "Sedetik Dibelai Kasih", "Jumpa dan Bahagia", hingga terkumpullah 10 lagu. Ia kemudian menawarkan karya-karyanya itu kepada Live Recording Jurong tahun 1969. Di Singapura, Mus berhasil mendapatkan uang 2.800 dollar Singapura untuk dua LP ([[piringan hitam]]). |
||
Setelah mengantungi uang, Mus Mulyadi dan tiga rekannya kembali ke Tanah Air. Pada tahun [[1971]] ia rekaman solo di Remaco diiringi kelompok [[A. Riyanto]], Empat Nada Band. A. Riyanto kemudian mengajaknya bergabung dengan Empat Nada dan jadilah [[Favourite |
Setelah mengantungi uang, Mus Mulyadi dan tiga rekannya kembali ke Tanah Air. |
||
=== Favourite Group === |
|||
Pada tahun [[1971]] ia rekaman solo di '''Remaco''' diiringi kelompok [[A. Riyanto]], Empat Nada Band. A. Riyanto kemudian mengajaknya bergabung dengan Empat Nada dan jadilah [[Favourite Greup]]. Mereka lalu rekaman di Musica. Lahirlah lagu: "Cari Kawan Lain", "Angin Malam", "Seuntai Bunga Tanda Cinta", "Nada Indah". Kaset ini ternyata meledak dan Mus Mulyadi kemudian dibuatkan lagu [[bahasa Jawa|berbahasa Jawa]] oleh [[Is Haryanto]] berjudul "[[Rek Ayo Rek]]". |
|||
=== Keluar dari Favourite Group & Bernyanyi Solo === |
|||
Mus kemudian mencoba menyanyikan lagu [[keroncong]] [[Musik populer|pop]], ternyata hasilnya luar biasa dan [[meledak]] di mana-mana, seperti lagu ''Kr. [[Dewi Murni]]''. Kasetnya laku keras. Setelah itu, julukan "buaya keroncong" pun melekat padanya. Saat [[show]] ke luar negeri seperti [[Belanda]] atau [[Amerika Serikat|Amerika]], ia dikenal sebagai ''The King of Keroncong''. |
Mus kemudian mencoba menyanyikan lagu [[keroncong]] [[Musik populer|pop]], ternyata hasilnya luar biasa dan [[meledak]] di mana-mana, seperti lagu ''Kr. [[Dewi Murni]]''. Kasetnya laku keras. Setelah itu, julukan "buaya keroncong" pun melekat padanya. Saat [[show]] ke luar negeri seperti [[Belanda]] atau [[Amerika Serikat|Amerika]], ia dikenal sebagai ''The King of Keroncong''. |
||
=== Menyanyikan Lagu Dangdut === |
|||
Pada akhir tahun 1970-an ia mencoba menyanyikan lagu dangdut/melayu, dan sempat berduet dengan pedangdut asal Surabaya senior, [[Ida Laila]]. Beberapa lagu duetnya dengan Ida Laila, seperti ''Suara Hati'' dan ''Bunga Dahlia'', populer diputar di radio. |
Pada akhir tahun 1970-an ia mencoba menyanyikan lagu dangdut/melayu, dan sempat berduet dengan pedangdut asal Surabaya senior, [[Ida Laila]]. Beberapa lagu duetnya dengan Ida Laila, seperti ''Suara Hati'' dan ''Bunga Dahlia'', populer diputar di radio. |
||
Revisi per 22 September 2015 05.18
Mus Mulyadi | |
---|---|
Berkas:Mus Mulyadi.jpg | |
Informasi latar belakang | |
Pekerjaan | penyanyi |
Mus Mulyadi (lahir 14 Agustus 1945) adalah penyanyi keroncong Indonesia. Ia bahkan mendapat julukan sebagai si "Buaya Keroncong". Beberapa lagunya yang menjadi hit antara lain, "Kota Solo", "Dinda Bestari", "Telomoyo", dan "Jembatan Merah". Ia pernah menjadi anggota Favourite Band. Istrinya juga seorang penyanyi, Helen Sparingga, dan adiknya juga menjadi penyanyi pop & Jazz Mus Mujiono di era 80-an.
Biografi
Masa Kecil
Terlahir dengan nama Mulyadi, dilahirkan di Kota Buaya, dan menghabiskan masa kecil hingga remajanya di kota itu. Ia adalah anak ketiga dari depapan bersaudara anak dari pasangan Ali Sukandi dan Muslimah. Bakat seninya tumbuh secara otodidak karena pengaruh berkesenian yang cukup kuat dalam keluarganya. Meskipun ia tidak pernah dirancang oleh ayahnya yang berprofesi sebagai pemain gamelan untuk mengikuti jejaknya. Tiga saudaranya memilih berkecimpung dalam bidang seni tarik suara. Dua kakaknya yakni Sumiati berprofesi sebagai penyanyi keroncong di Belanda dan abangnya Mulyono dikenal di Surabaya sebagai penyanyi keroncong. Selain itu adiknya Mus Mujiono pun ikut memilih jalur musik jazz dan pop sebagai pilihan karirnya.[1]
Karier
Mendirikan Band
Sebelum terjun sebagai penyanyi, di masa remajabnya di Surabaya ia telah membentuk sebuah band Irama Puspita dengan personil tiga belas wanita-wanita perkasa yang telah dipersiapkannya untuk sukses di panggung hiburan. Ia menjadi pelatih band Irama Puspita selama beberapa tahun. Band asuhannya ini pernah manggung di acara POI Ganefo di Jakarta dan merajai berbagai lomba festival musik di Surabaya. Namun 3 diantara anggotanya tanpa sepengetahuannya kemudian memilih hengkang dan secara diam-diam pindah ke Jakarta. Ketiganya adalah Titiek AR, LIes AR dan Sugien alias Susy Nander. Ketiganya kemudian diketahui bergabung dengan sebuah band wanita di ibukota yang bernama Dara Puspita. Tak lamam kemudian Mus Mulyadi pun membubarkan band asuhannya tersebut.
Mendirikan Band Arista Birawa
Mus kemudian mendirikan sebuah grup band Arista Birawa pada tahun 1964. Personilnya adalah ia sendiri sebagai pemegang bas dan merangkap sebagai vokalis, Jeffry Zaenal (Abidin) pada drum, Harrys pada Rgythm, Oedin Syach pada Lead Guitar, bersama Sonata Tanjung. Bersama Arista Birawa, Mus Mulyadi menelurkan satu album yang diproduksi 'PT Dimita Moulding Industries Record pada tahun 1965.
Mengembara ke Singapura
Bersama tiga rekannya, mereka meninggalkan Surabaya dan nekat mengadu nasib ke Singapura pada tahun 1967. Setelah sempat menjadi pengangguran, Mus belajar menciptakan lagu dan muncullah lagu "Sedetik Dibelai Kasih", "Jumpa dan Bahagia", hingga terkumpullah 10 lagu. Ia kemudian menawarkan karya-karyanya itu kepada Live Recording Jurong tahun 1969. Di Singapura, Mus berhasil mendapatkan uang 2.800 dollar Singapura untuk dua LP (piringan hitam).
Setelah mengantungi uang, Mus Mulyadi dan tiga rekannya kembali ke Tanah Air.
Favourite Group
Pada tahun 1971 ia rekaman solo di Remaco diiringi kelompok A. Riyanto, Empat Nada Band. A. Riyanto kemudian mengajaknya bergabung dengan Empat Nada dan jadilah Favourite Greup. Mereka lalu rekaman di Musica. Lahirlah lagu: "Cari Kawan Lain", "Angin Malam", "Seuntai Bunga Tanda Cinta", "Nada Indah". Kaset ini ternyata meledak dan Mus Mulyadi kemudian dibuatkan lagu berbahasa Jawa oleh Is Haryanto berjudul "Rek Ayo Rek".
Keluar dari Favourite Group & Bernyanyi Solo
Mus kemudian mencoba menyanyikan lagu keroncong pop, ternyata hasilnya luar biasa dan meledak di mana-mana, seperti lagu Kr. Dewi Murni. Kasetnya laku keras. Setelah itu, julukan "buaya keroncong" pun melekat padanya. Saat show ke luar negeri seperti Belanda atau Amerika, ia dikenal sebagai The King of Keroncong.
Menyanyikan Lagu Dangdut
Pada akhir tahun 1970-an ia mencoba menyanyikan lagu dangdut/melayu, dan sempat berduet dengan pedangdut asal Surabaya senior, Ida Laila. Beberapa lagu duetnya dengan Ida Laila, seperti Suara Hati dan Bunga Dahlia, populer diputar di radio.
Tentang cengkoknya yang sangat khas, Mus Mulyadi berujar, "Modal saya cuma berani berimprovisasi. Saya itu punya feeling, biasanya orang kalau dari fa ke mi atau mi ke fa, itu kan hanya dua tangga nada, saya bisa enam tangga nada. Saya berani memainkan tangga nada," begitu kiat si "buaya keroncong" yang telah merilis 80 album keroncong ini.[butuh rujukan]
Lagu Keroncong Rohani
- Kasih setiamu
- Betapa hatiku
- Sadarlah Manusia
- Persembahanku
- Hanya ada satu Jalan
- Saat ini saat indah
- Peganglah tanganku Roh Kudus
- Yesus seperti Gembala
- Kasih dari Surga
- Penuh Hidupku
- Tuhanlah Perlindunganku
- Padamu Bapa
- Keroncong Rohani Volume 5
Filmografi
- Putri Solo (1974) di sutradarai oleh Fred Young bermain dengan bintang film Mieske Bianca Handoko, Harris Sudarsono, Ratmi B-29, Rendra karno, S.Poniman, Chitra Dewi, Debby Cynthia Dewi dengan direktur fotography Irwan Tahyar, komposer Nasruri, dan dioroduksi, PT. Agasam Film.
- Aku Mau Hidup (1974) di sutradarai oleh Rempo Urip. Di bintangi oleh Emilia Contessa dan Ferry Irawan.
Pranala luar
- (Indonesia) Profil di KapanLagi.com