Lompat ke isi

Ibrani 2

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Ibrani 2:17)
Ibrani 2
Sebagian naskah Papirus 13, yang memuat Surat Ibrani 2:14-5:5; 10:8-22; 10:29-11:13; 11:28-12:17, dibuat sekitar tahun 225-250 M.
KitabSurat Ibrani
KategoriSurat-surat Paulus/Surat-surat Am
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
19
pasal 1
pasal 3

Ibrani 2 (disingkat Ibr 2) adalah pasal kedua Surat kepada Orang Ibrani dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Tidak diketahui pengarangnya, selain dari informasi bahwa ia seorang laki-laki (berdasarkan jenis kata yang dipakainya, misalnya di Ibrani 11:32)[3] dan kenal dekat dengan Timotius.[4]

Lembaran yang memuat 2 Tesalonika 3:11-18 dan Ibrani 1:1-2:2 pada Codex Vaticanus, yang dibuat sekitar tahun 325-250 M.

Pembagian isi pasal:

Bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai. (TB)[5]

Injil rasuli pertama-tama diberitakan oleh Tuhan Yesus Kristus dan kemudian diteguhkan oleh

  • (1) kesaksian dari tangan pertama mereka yang telah mendengar dan mengenal Yesus selama hidup-Nya di dunia (bandingkan Kisah Para Rasul 1:4; 1 Yohanes 1:1), dan
  • (2) kesaksian dari Allah sendiri, yang bersaksi tentang keaslian pemberitaan Injil keselamatan melalui "tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh bagai-bagai penyataan kekuasaan" (Ibrani 2:4) dan oleh karunia-karunia rohani (bandingkan 1 Korintus 12:4–11). Demikian gereja mula-mula memberitakan Injil bukan saja dengan kata-kata tetapi juga "dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh" (1 Tesalonika 1:5).[6]

Referensi silang: Ayub 7:17,18; 15:14; Mazmur 8:4–9; 144:3

Ibrani 2:9-11 pada Papirus 116 (abad ke-6)

Referensi silang: Mazmur 22:22–26

Referensi silang: Yesaya 8:17–18

Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.[7]

Pada saat orang percaya tergoda untuk tidak setia kepada Allah dan menyerah kepada dosa, orang itu harus berdoa kepada Kristus yang telah menang atas segala pencobaan dan kini, selaku Imam Besar kita, berjanji untuk memberikan kekuatan dan kasih karunia untuk mengalahkan dosa. Tanggung jawab kita adalah mendekat kepada-Nya pada saat mengalami kesulitan; tanggung jawab-Nya adalah memberikan pertolongan manakala diperlukan (Ibrani 4:16).[6]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 979-415-905-0.
  3. ^ Ibrani 11:32
  4. ^ Ibrani 13:23
  5. ^ Ibrani 2:3 - Sabda.org
  6. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  7. ^ Ibrani 2:18

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]