Hidangan Kurdi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Hidangan Kurdi adalah masakan tradisional Bangsa Kurdi yang beragam, ragam masakannya bergantung pada kegiatan ekonomi setempat dan lokasi mereka tinggal. Bangsa Kurdi yang hidup nomaden atau berpindah-pindah hingga akhir abad 19 sangat berpengaruh terhadap ragam masakan Kurdi. Makanan orang Kurdi biasanya bersumber dari hewan-hewan ternak dan perkebunan anggur. Penopang ekonomi pada masa itu bertumpu pada peternakan sapi, penggilingan gandum, dan pemrosesan produk hewani.

Hidangan Kurdi juga menggambarkan hubungan antara bangsa Kurdi, Armenia, Asyria, dan Turki yang saling hidup berdampingan. Terdapat kemiripan antara hidangan Arab, Turki, Armenia, Asyria, dan Persia. Hidangan Kurdi terkadang memiliki nama yang sama dengan hidangan dari Iran, Irak, Syria, dan Turki namun memiliki bahan dan cara memasak yang berbeda.[1]

Ciri khas hidangan[sunting | sunting sumber]

Makanan pokok yang berasal dari domba dan ayam cocok dengan penduduk Kurdi yang merupakan penggembala dan hidup nomaden. Panganan sejenis itu telah menjadi makanan pokok selama berabad-abad. Hidangan Kurdi juga banyak terdiri dari berbagai jenis sayur, pilaf (hidangan beras bercita rasa Timur Tengah), dan olahan susu misalnya yoghurt. Pada umumnya hidangan Kurdi terdiri dari dolma (daun anggur yang diisi sayur-mayur), kofta (bola-bola daing atau daging cincang berempah), roti biasa, teh hitam dan madu.[2] Hidangan berbahan baku daging biasanya dihidangkan pada tamu atau saat acara khusus. Menyajikan daging merupakan cara menunjukan rasa menghargai dan hormat. Akan dipandang memalukan bila tidak menyajikan daging kepada tamu.[3]

Ragam makanan dan minuman[sunting | sunting sumber]

Brinj u Shla[sunting | sunting sumber]

Merupakan panganan yang kerap ditemui pada santapan makan malam, terdiri dari nasi dan olahan semur. Memiliki cita rasa asin dan berminyak, panganan yang mengenyangkan dan hampir selalu disajikan bersama dengan salad atau sayuran hijau yang segar. Semur berbahan dasar tomat biasanya disajikan di mangkuk kecil, bersebelahan dengan sajian nasi. Disantap bersama sesuap nasi. Beberapa semur tradisional berbahan dasar okra, kentang, kacang putih, kacang hijau, zukini, dan aprikot biasa dihidangkan bersama dengan seporsi daging merah dan/atau ayam.[3]

Cha[sunting | sunting sumber]

Teh hitam (cha) merupakan sajian penting dan merupakan bagian dari budaya Kurdi. Teh hitam disajikan dengan cita rasa teh yang kuat, panas, dan diberi banyak gula. Teh biasa diminum pada pagi hari dan siang hari atau biasa disebut sebagai "cha breaks", teh ini juga sering disajikan pada kunjungan malam hari.[3]

Yaprax atau Dolma[sunting | sunting sumber]

Terdapat tiga jenis Yaprax yaitu, terbuat dari daun anggur, daun chard (semacam daun lobak) yang dicampur dengan sayur lain, atau kubis. Tiap daun diisi campuran nasi kemudian disusun secara berlapis di dalam periuk, disiram dengan kaldu hingga penuh, dimasak dengan api kecil dalam waktu yang lama sampai semua rasa menyatu. Setelah itu dibalik dengan ditaruh di piring dan disajikan sebagai cemilan, seringkali didampingi dengan roti tipis. Daging dapat ditambahkan juga untuk menambah cita rasa.[3]

Yaprax dengan daun chard dan campuran sayur dapat dinikmati kapanpun. Yaprax yang terbuat dari daun anggur adalah hidangan yang sering ditemui di bagian timur tengah, biasanya raprax ini dibuat pada musim semi ketika daun anggur sedang banyak. Yaprax daun kubis adalah jenis Yaprax yang paling jarang ditemui, namun memiliki keunikan sendiri untuk dinikmati. Bila dimasak dengan benar, hidangan menjadi lembut dan penuh rasa.[3]

Kebiasan bersantap[sunting | sunting sumber]

Secara tradisional, hidangan panas, hidangan dingin, dan hidangan manis disajikan bersamaan. Hidangan Kurdi juga biasa disajikan di atas sifra (kain minyak atau taplak meja dari plastik) di tengah ruangan, biasanya disantap sambil duduk bersila di lantai.[1] Besar kecilnya sifra tergantung pada jumlah orang yang berkumpul.[3]

Para tamu akan diomeli berkali-kali karena dianggap makan terlalu sedikit, mangkuk makan akan terus diisi ulang bahkan ketika tamu sudah menolak tambahan makanan. Teh hitam panas yang biasanya sangat manis biasanya disajikan ketika semua orang sudah selesai makan dan peralatan makan sudah diambil pergi. Buah-buahan yang sedang musim akan dibagikan pada penghujung malam, selanjutnya semua orang akan berpamitan dan pulang ke rumah masing-masing.[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Gündoğan, Sinan. "Kurdish Cuisine". Kurdish Cuisine (dalam bahasa Turki). Diakses tanggal 19-10-2022. 
  2. ^ "Learn About Kurdish Food". The Kurdish Project (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 19-10-2022. 
  3. ^ a b c d e f g "Cuisine". Kurdish Central (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 19-10-2022.