Gembala

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gembala domba di Pegunungan Făgăraş Rumania
Gembala domba di Patagonia, Argentina

Gembala adalah seseorang yang mengurus ternak, terutama di peternakan. Menurut KBBI, Gembala memiliki arti penjaga atau pemiara binatang (ternak). Menurut jenis binatang yang diurus gembala dapat disebut "gembala sapi", "gembala domba" dan lain-lain.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Menggembala adalah salah satu pekerjaan tertua di dunia yang sudah dilakukan masyarakat di Asia Kecil sekitar 6 ribu tahun lalu. Peristiwa mengembala atau menggembala berawal dari ditemukannya hewan yang mudah dijinakkan (tidak liar) ketika bertemu manusia yang kemudian dipelihara. Untuk menjaga agar hewan gembalaan tidak pergi jauh, hewan-hewan itu diikat dengan tali yang diambil dari kulit kayu atau tumbuhan yang menyerupai tali. Antara gembala dan bercocok-tanam, masa permulaannya hampir bersamaan. Aktivitas gembala dan bercocok-tanam mulai giat dilakukan setelah keberadaan alam sebagai pendukung di sekitar sekelompok manusia pada masa itu mulai terdesak yang diakibatkan oleh aktivitas manusia sendiri atau faktor alam.

Domba diternakkan untuk diambil susu, daging, dan bulunya untuk dijadikan wol. Domba dalam jumlah kecil sering dipelihara di peternakan keluarga, dan dibesarkan bersama hewan ternak lain seperti babi dan ayam. Bila dipelihara dalam jumlah yang banyak, kawanan domba diberi makan dengan cara berpindah-pindah dari satu padang rumput ke padang rumput yang lain. Pekerjaan menggembala domba lahir dari kebutuhan untuk mengawasi kawanan domba dan menjaganya dari serangan serigala dan hewan pemangsa lain. Gembala juga bertugas mengawasi perpindahan kawanan, dan membawanya ke pasar ketika tiba waktunya untuk mencukur bulunya. Selain itu, gembala zaman kuno juga memerah sendiri hewan ternak mereka, dan mengolah susu hewan menjadi keju.

Gembala memegang peranan penting dalam bidang ekonomi sejumlah kebudayaan. Tidak seperti petani atau peternak, gembala biasanya tidak memiliki hewan ternak sendiri, dan menerima upah atas jasanya menjaga hewan ternak milik orang lain. Gembala hidup di lingkungan yang terpisah dari masyarakat umum. Sewaktu bekerja, gembala harus pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, sehingga gembala umumnya adalah laki-laki lajang yang tidak memiliki anak. Sewaktu terbuka kesempatan untuk menjadi gembala baru, calonnya umumnya dipilih dari kalangan bukan gembala. Petani peternak sering menugaskan pekerjaan menggembala kepada anak bungsu yang tidak mendapat hak atas tanah. Selain itu, pekerjaan menggembala sering ditugaskan kepada anggota keluarga yang masih anak-anak atau orang lanjut usia yang tidak lagi bisa bekerja keras.

Sewaktu menggembala kawanan dalam jumlah besar dikerjakan secara berkelompok. Seorang gembala menjaga kawanan yang menjadi tanggung jawabnya, sementara mengawasi kawanan milik rekan sesama gembala. Kelompok gembala tinggal di gubuk-gubuk kecil, dan sering juga satu atap dengan kawanan ternak. Bahan makanan keperluan gembala sering dibeli dari masyarakat setempat. Kadang-kadang, gembala tinggal dalam kereta kuda beratap yang bisa dibawa berpindah-pindah.

Keadaan geografi mempengaruhi pekerjaan menggembala. Petani di dataran rendah dan lembah sungai yang subur lebih suka bercocok tanam, dan hidup dari panen serealia. Sementara itu, kawanan domba hanya diternakkan di kawasan bergunung-gunung yang sulit ditanami.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]