Harry Darsono

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Harry Darsono
Ph.D
LahirMercelino Dominicus Savio Harry Daroeharto Darsono
15 Maret 1952 (umur 72)
Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia
KebangsaanIndonesia
AlmamaterChristchurch College
Pekerjaan
Dikenal atasPerancang adibusana
Situs webwww.harrydarsonocouture.com

Harry Darsono, Ph.D (lahir 15 Maret 1952) adalah seorang perancang busana, instruktur Paris Academy of Fashion, serta pengajar Etika & Estetika Busana. Harry mempunyai keahlian yang baik dalam bidang mode,[1] sehingga pernah dikontrak oleh perusahaan busana ternama di Indonesia seperti Batik Keris, Texmaco, dan Selvira. Dia juga mendirikan museum pribadinya yang terletak di Cilandak, Jakarta Selatan.[2]

Kehidupan awal dan karier[sunting | sunting sumber]

Harry Darsono lahir di Mojokerto pada 15 Maret 1952. Di masa kecilnya, putra Haji Darsono ini sempat dicap sebagai anak yang nakal, suka mengganggu serta keras kepala. Selain itu, Harry kecil sempat mengalami kesulitan berkomunikasi sehingga orang-orang di sekitarnya merasa sulit mengerti tentang apa yang dikatakan dan dipikirkannya. Harry mengidap gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) yang membuatnya beberapa kali harus keluar masuk sekolah.[3] Karena ‘kekurangannya’ itu, Harry dimasukkan ke sekolah luar biasa di Surabaya oleh kedua orangtuanya. Di sekolah itu dia mulai belajar berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat.[4]

Sejak kecil, dia memiliki bakat seni menggambar. Saat duduk di bangku SMP, Harry pernah belajar musik di Amerika Serikat. Bagi Harry, musik yang dipelajari hanya sebagai hobi saja. Harry Darsono juga dikenal ahli dalam bermain piano. Dia pernah menempuh pendidikan di Paris Academy of Fashion, dan dilanjutkan ke Fashion Marchandising & Clothing Technology di London College of Fashion, Inggris pada tahun 1972, dan berakhir di Psychology di Christchurch College, Oxford, Inggris, meraih gelar Ph.D dalam Humanistic Philosophy.

Setelah merampungkan studinya di Inggris, Harry kembali ke tanah air. Setibanya di Indonesia, ayahnya yang merupakan pemilik perusahaan rokok Surabaya yang memproduksi rokok merk Dji Sam Soe, Sampoerna, dan Wismilak menawarkannya untuk bekerja di perusahaannya seperti kedelapan saudaranya yang lain. Namun tawaran itu ditolak Harry karena merasa minat dan bakatnya bukan di tempat itu. Berbeda dengan kedelapan saudaranya yang lebih memilih bekerja di perusahaan ayahnya, dia lebih memilih untuk menjadi seorang perancang busana.

Namanya berganti menjadi Mercelino Dominicus Savio Harry Daroeharto Darsono, setelah pada tahun 1980, dia dibaptis untuk menjadi penganut Katolik Roma.

Perancang busana[sunting | sunting sumber]

Dari sekian banyak perancang di Indonesia, Harry Darsono mempunyai keahlian tersendiri, dia yang mempopulerkan istilah adibusana pada tahun 1970-an.[5] Karya-karyanya tidak hanya dikenal di Indonesia, namun sudah menyebar di luar negeri. Beberapa karyanya telah dipakai untuk pertunjukkan kelas dunia, seperti pertunjukkan Julius Caesar, Hamlet, Othello, King Lear, dan Romeo and Juliet karya William Shakespeare, serta Madama Butterfly karya Giacomo Puccini.[6]

Harry bertemu dengan Diana Spencer (dikemudian hari menjadi Putri) pada akhir 1970-an sebelum Diana menjadi guru taman kanak-kanak. Ibu baptis Harry di Inggris, Jane Phillipson, adalah saudara ipar Dame Barbara Cartland, novelis dan nenek tiri calon putri Inggris tersebut. Setelah Diana menikah dengan Keluarga Kerajaan Inggris, Harry mulai membuat gaun sutranya yang terinspirasi oleh wayang Jawa.[7] Sang Putri sejak itu telah memasang beberapa gaunnya untuk dilelang untuk mendapatkan uang bagi program amal AIDS-nya, yang harus dibeli kembali oleh Harry "dengan harga mahal." Mahkota safir yang dibuat Harry untuk Putri Wales dipajang di museum selama tur.[8]

Karya lain Harry adalah ketika menjadi perancang busana Rania dari Yordania. Harry membuat gaun merah berleher rendah, dijahit tangan dengan payet emas dan rok hitam panjang. Pada saat gaun ini dipakai, Harry menampilkan tarian Bali di hadapan keluarga kerajaan, mengenakan kostum kulit tradisional yang diukir tangannya sendiri.[8]

Pada tahun 1994, rumah beserta seluruh koleksinya terbakar habis dalam suatu insiden kebakaran, menyisakan sketsa-sketsa karyanya.[9] Orang-orang terdekatnya pun berturut-turut meninggalkannya. Asistennya, Emil Hari Wijaya, yang sudah dipersiapkan untuk menjadi penerus dirinya, meninggal dunia karena serangan jantung pada tahun 2007, tak lama kemudian Nelwan Anwar, dan disusul tokoh-tokoh yang dekat dengannya seperti Fuad Hassan dan Ny Hariati Sudibyo.

Pria yang juga memiliki butik dengan puluhan pekerja seni di dalamnya, sekarang bekerja menjadi konsultan mode dan penasihat rancangan. Setelah sebelumnya sempat bekerja sebagai instruktur Paris Academy of Fashion, pengajar Etika dan Estetika Busana Muslim Fatayat Nahdhatul Ulama (NU), penata motif dan busana sutera Mido Pte. Ltd. dan China Silk House, Singapura, dan menjadi perancang motif dan busana jadi Batik Keris. Dia sudah mempekerjakan kurang lebih 49 karyawan di perusahaannya.[10]

Museum pribadi[sunting | sunting sumber]

Dalam kurun waktu 1996-2001, Harry membangun museum pribadinya yang terletak di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.[11] Museum seluas 800 meter persegi ini berdiri di atas tanah seluar 1 hektare bergaya barok, berdasarkan sketsa buatannya pada usia sembilan tahun. Museum ini menyimpan berbagai karya Harry sejak 1970 hingga sekarang dalam bentuk adibusana, art to wear, kostum panggung kontemporer, tapestry, lukisan berukuran besar di atas sutra, desain-desain perhiasan, desain trofi, tenun ikat, sulaman dekoratif dan kontemporer, serta novelty fabrics untuk interior dan adibusana yang terbuat dari sutra halus. Pemerintah Kota Jakarta menetapkan rumah ini menjadi daerah tujuan wisata museum di kawasan Jakarta Selatan.[12]

Riwayat pendidikan[sunting | sunting sumber]

  • Psychology di Christchurch College, Oxford, Inggris (Ph.D dalam Humanistic Philosophy)
  • London Film & TV Academy untuk Stage Production di London (1972)
  • Fashion Merchandising & Clothing Technology di London College of Fashion, Inggris (1972)
  • Paris Academy of Fashion (1971)

Riwayat pekerjaan[sunting | sunting sumber]

  • Ketua Subkonsorsium Direktorat Jenderal PLSPO Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984)
  • Konsultan mode dan penasihat rancangan (sejak 1982)
  • Perancang motif dan busana jadi PT Batik Keris (sejak 1979)
  • Penata motif dan busana sutera Mido Pte.Ltd dan China Silk House, Singapura (1978)
  • Pengajar Etika dan Estetika Busana Muslim Fatayat NU (1976-1978)
  • Instruktur Paris Academy of Fashion (1972-1974)

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ APA & SIAPA sejumlah orang Indonesia 1985-1986. Tempo (Jakarta, Indonésie) (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: Grafiti Pers. 1986. ISBN 979-444-006-X. OCLC 37095471. 
  2. ^ Widyantari, Emri, ed. (21 April 2015). "Mengintip Keunikan Fashion di Museum Harry Darsono". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-16. Diakses tanggal 16 Februari 2020. 
  3. ^ Muftiarini, Ainun Fika (18 Desember 2013). "Gara-Gara Ini, Harry Darsono Jadi Desainer Terkenal". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-18. Diakses tanggal 16 Februari 2020. 
  4. ^ "Harry Darsono: Glam & Genius". The Writerpreneur (dalam bahasa Inggris). 20 Januari 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-29. Diakses tanggal 16 Februari 2020. 
  5. ^ Muftiarini, Ainun Fika (21 Desember 2013). "Harry Darsono Lebih Suka Bikin Adibusana". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-18. Diakses tanggal 16 Februari 2020. 
  6. ^ Rahmiasri, Masajeng (30 September 2016). "Musical couture by designer Harry Darsono slated for October". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-16. Diakses tanggal 16 Februari 2020. 
  7. ^ "Harry Darsono Pamer Karyanya yang Pernah Dipakai Putri Diana". detikcom. 3 Mei 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-16. Diakses tanggal 16 Februari 2020. 
  8. ^ a b Susetyo, Grace (2 Desember 2013). "Overwhelming Genius: The World of Harry Darsono". Indonesia Expat (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-28. Diakses tanggal 16 Februari 2020. 
  9. ^ "Magnificent Harry Darsono". Okezone.com. 21 Juni 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-16. Diakses tanggal 16 Februari 2020. 
  10. ^ (ika/JPC) (17 Januari 2018). Salbiah, Nurul Adriyana, ed. "Cerita Desainer Senior Soal Tren Busana Muslim: Banyak Kritikan!". JawaPos.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-16. Diakses tanggal 16 Februari 2020. 
  11. ^ Wulandari, Andhina (21 April 2015). Ariyanti, Duwi Setiya, ed. "Menikmati Keindahan Busana di Museum Harry Darsono". Bisnis.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-16. Diakses tanggal 16 Februari 2020. 
  12. ^ "Museum Harry Darsono". Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Juni 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-16. Diakses tanggal 16 Februari 2020. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]