Fibromyalgia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Fibromyalgia
Lokasi dari sembilan titik nyeri berpasangan berdasarkan kriteria American College of Rheumatology tahun 1990 untuk fibromyalgia
Informasi umum
Nama lainSindrom Fibromyalgia
Pelafalan
SpesialisasiPsikiatri, reumatologi, neurologi[2]
PenyebabBelum diketahui[3][4]
Aspek klinis
Gejala dan tandaNyeri yang meluas, rasa lelah, gangguan tidur[5][3]
Awal munculUsia pertengahan[4]
DurasiJangka lama[5]
DiagnosisBerdasarkan gejala setelah menyingkirkan kemungkinan penyebab lainnya [3][4]
Kondisi serupaPolymyalgia rheumatica, rheumatoid arthritis, osteoartritis, penyakit tiroid[6]
PerawatanOlahraga dan istirahat yang cukup, diet sehat[4]
PengobatanDuloxetine, milnacipran, pregabalin, gabapentin[4][7]
PrognosisHarapan hidup normal [4]
Prevalensi2–8%[3]

Fibromyalgia atau sindrom fibromyalgia adalah keadaan klinis yang ditandai dengan nyeri kronis yang dengan respon nyeri yang meningkat dengan penekanan.[5] Gejala lain termasuk kelelahan sampai pada tingkat tertentu yang mempengaruhi aktivitas normal, masalah tidur dan masalah ingatan.[3] Beberapa pasien melaporkan adanya sindrom kaki gelisah (Restless Legs Syndrome; RLS), masalah usus atau kandung kemih, mati rasa dan kesemutan, serta kepekaan terhadap kebisingan, cahaya, atau suhu.[4] Fibromyalgia sering dikaitkan dengan kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca trauma.[3] Jenis nyeri kronis lainnya juga sering muncul.[3]

Penyebab fibromyalgia masih belum diketahui, tapi kombinasi faktor genetik dan lingkungan diyakini terlibat.[3][4] Kondisi ini diyakini dapat diturunkan secara genetik.[8] Faktor lain yang dapat terlibat antara lain stres psikologis, trauma dan infeksi tertentu.[3] Rasa sakit yang muncul dapat diakibatkan oleh proses di sistem saraf pusat dan kondisi ini disebut sebagai "sindrom sensitisasi sentral".[5][3] Fibromyalgia dianggap sebagai sebuah kelainan oleh Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat dan American College of Rheumatology.[4][9] Saat ini tidak ada tes diagnostik khusus.[4] Diagnosis dapat ditegakkan dengan menyingkirkan kemungkinan penyakit lainnya dan membuktikan bahwa sejumlah gejala ada.[3][4]

Fibromyalgia diperkirakan dapat mempengaruhi 2-8% populasi.[3] Wanita lebih sering menderita penyakit ini dua kali lebih sering dibandingkan pria.[3] Angka tersebut tampak serupa di banyak wilayah di dunia dan di antara budaya yang berbeda.[3] Fibromyalgia pertama kali didefinisikan pada tahun 1990, dengan kriteria yang diperbarui pada tahun 2011.[3] Terdapat kontroversi mengenai klasifikasi, diagnosis, dan pengobatan fibromyalgia.[10][11] Meskipun beberapa pihak merasa diagnosis fibromyalgia dapat berdampak negatif pada seseorang, penelitian lain menganggapnya bermanfaat. [3]

Pengobatan fibromyalgia dapat menjadi sulit.[4]Rekomendasi pengobatannya sering kali mencakup tidur yang cukup, berolahraga secara teratur, dan mengonsumsi makanan yang sehat.[4] Terapi perilaku kognitif (CBT) juga dapat membantu penderita.[3][12] Obat duloxetine, milnacipran atau pregabalin dapat digunakan.[4] Penggunaan obat nyeri opioid masih kontroversial, beberapa pihak menyatakan kegunaannya tidak didukung oleh bukti[4][13], sedangkan pihak lain mengatakan bahwa opioid lemah mungkin dapat digunakan jika obat lain tidak efektif.[14] Suplemen makanan tidak memiliki bukti yang mendukung sebagai pengotaban.[4] Meskipun fibromyalgia dapat berlangsung lama, namun tidak menyebabkan kematian atau kerusakan jaringan.[4] Istilah "fibromyalgia" berasal dari bahasa Latin fibro-, yaitu "jaringan berserat", bahasa Yunani μυώ myo-, "otot", dan bahasa Yunani άλγος algos, "nyeri", sehingga istilah ini dapat diartikan sebagai "nyeri otot dan jaringan ikat fibrosa".[15]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "fibromyalgia". Collins Dictionaries. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 October 2015. Diakses tanggal 16 March 2016. 
  2. ^ "Neurology Now: Fibromyalgia: Is Fibromyalgia Real? | American Academy of Neurology". tools.aan.com. October 2009. Diakses tanggal 1 June 2018. [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q Clauw, Daniel J. (16 April 2014). "Fibromyalgia". JAMA. 311 (15): 1547–55. doi:10.1001/jama.2014.3266. PMID 24737367. Clauw, Daniel J. (16 April 2014). "Fibromyalgia". JAMA. 311 (15): 1547–55. doi:10.1001/jama.2014.3266. PMID 24737367. S2CID 43693607.
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q "Questions and Answers about Fibromyalgia". NIAMS. July 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 March 2016. Diakses tanggal 15 March 2016.  "Questions and Answers about Fibromyalgia". NIAMS. July 2014. Archived from the original on 15 March 2016. Retrieved 15 March 2016.
  5. ^ a b c d Ngian GS, Guymer EK, Littlejohn GO (February 2011). "The use of opioids in fibromyalgia". Int J Rheum Dis. 14 (1): 6–11. doi:10.1111/j.1756-185X.2010.01567.x. PMID 21303476. 
  6. ^ Ferri, Fred F. (2010). Ferri's differential diagnosis : a practical guide to the differential diagnosis of symptoms, signs, and clinical disorders (edisi ke-2nd). Philadelphia, PA: Elsevier/Mosby. hlm. Chapter F. ISBN 978-0323076999. 
  7. ^ Cooper, TE; Derry, S; Wiffen, PJ; Moore, RA (3 January 2017). "Gabapentin for fibromyalgia pain in adults". The Cochrane Database of Systematic Reviews. 1: CD012188. doi:10.1002/14651858.CD012188.pub2. PMC 6465053alt=Dapat diakses gratis. PMID 28045473. 
  8. ^ Buskila D, Sarzi-Puttini P (2006). "Biology and therapy of fibromyalgia. Genetic aspects of fibromyalgia syndrome". Arthritis Research & Therapy. 8 (5): 218. doi:10.1186/ar2005. PMC 1779444alt=Dapat diakses gratis. PMID 16887010. 
  9. ^ "Fibromyalgia". American College of Rheumatology. May 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 March 2016. Diakses tanggal 16 March 2016. 
  10. ^ Häuser W, Eich W, Herrmann M, Nutzinger DO, Schiltenwolf M, Henningsen P (June 2009). "Fibromyalgia syndrome: classification, diagnosis, and treatment". Dtsch Arztebl Int. 106 (23): 383–91. doi:10.3238/arztebl.2009.0383. PMC 2712241alt=Dapat diakses gratis. PMID 19623319. 
  11. ^ Wang, SM; Han, C; Lee, SJ; Patkar, AA; Masand, PS; Pae, CU (June 2015). "Fibromyalgia diagnosis: a review of the past, present and future". Expert Review of Neurotherapeutics. 15 (6): 667–79. doi:10.1586/14737175.2015.1046841. PMID 26035624. 
  12. ^ Mascarenhas, Rodrigo Oliveira; Souza, Mateus Bastos; Oliveira, Murilo Xavier; Lacerda, Ana Cristina; Mendonça, Vanessa Amaral; Henschke, Nicholas; Oliveira, Vinícius Cunha (26 October 2020). "Association of Therapies With Reduced Pain and Improved Quality of Life in Patients With Fibromyalgia: A Systematic Review and Meta-analysis". JAMA Internal Medicine. doi:10.1001/jamainternmed.2020.5651. 
  13. ^ Goldenberg, DL; Clauw, DJ; Palmer, RE; Clair, AG (May 2016). "Opioid Use in Fibromyalgia: A Cautionary Tale". Mayo Clinic Proceedings (Review). 91 (5): 640–8. doi:10.1016/j.mayocp.2016.02.002. PMID 26975749. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 August 2021. Diakses tanggal 22 July 2020. 
  14. ^ Sumpton, JE; Moulin, DE (2014). Fibromyalgia. Handbook of Clinical Neurology. 119. hlm. 513–27. doi:10.1016/B978-0-7020-4086-3.00033-3. ISBN 9780702040863. PMID 24365316. 
  15. ^ Bergmann, Uri (2012). Neurobiological foundations for EMDR practice. New York, NY: Springer Pub. Co. hlm. 165. ISBN 9780826109385. 
Klasifikasi
Sumber luar