Lompat ke isi

Dudy Singadilaga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Prof. H. Dudy Singadilaga,S.H.,M.P.A. (lahir 5 April 1930) adalah salah seorang politikus Indonesia yang berasal dari Purwakarta, Jawa Barat. Ia merupakan politisi pada era Orde Lama dan Orde Baru yang ikut dalam Partai Nasional Indonesia dan Partai Demokrasi Indonesia dan sempat menjadi Anggota Sekretaris Dewan Konstituante, DPR-GR dari tahun 1967-1971 dan DPR RI dari tahun 1982-1987 hingga 1987-1992. Selain aktif di lembaga legislatif, ia juga menjabat sebagai Ketua DPD PDI Jawa Barat pada dekade 1980 sekaligus juru bicara Fraksi PDI di DPR RI.[1]

Namanya sering disebut dalam "Kelompok 17", suatu kelompok, yang kebanyakan diisi oleh tokoh-tokoh senior PNI dan organisasi underbouw seperti GMNI, penentang kepemimpinan Soerjadi dalam memimpin Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada periode 1980-an akhir hingga Kongres Peralihan PDI pada tahun 1993 yang memilih Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI.[2][3][4][5] Ia pernah beranggapan ketika kelompok Soerjadi menguasai PDI, PDI diperlakukan sebagai perusahaan dan kelompok Soerjadi adalah direkturnya (Eklof,2004).[6]

Terkait politik luar negeri, Ia mendefinisikan sebagai berikut "Politik luar negeri adalah suatu kebijakan satu negara dalam cara mengendalikan hubungan-hubungan luar negeri sedemikian rupa sehingga dapat dicapai tujuan nasional yang dibebankan negara itu oleh rakyatnya"[7]

Riwayat Hidup

[sunting | sunting sumber]

Ia merupakan anak dari salah satu karyawan Balai Pustaka Raden Ibrahim Singadilaga yang namanya diabadikan sebagai nama jalan di Kabupaten Purwakarta. Ia menamatkan sekolah HIS dan Vierjarige Middlebare School di Purwakarta. Kemudian, ia meneruskan pendidikan tinggi (SMA) di Kota Bandung (tepatnya di SMA B Biliton Bandung).[8] Pada awalnya, ia adalah mahasiswa kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 1953. Akan tetapi, ia kemudian berpindah jalur ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Hukum UI ini, ia bergabung dengan Ikatan Mahasiswa Djakarta (IMADA).[8] Setelah lulus dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia, ia menjadi pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Padjadjaran Bandung dan pernah menjabat sebagai dekan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran, Bandung pada dekade 1960-an.[8][9] Sebelumnya, Ia sempat menempuh pendidikan lanjut terkait pemerintahan di Indiana University Bloomington, Bloomington, Indiana.[8]

Pada tahun 1991, ia ditahbiskan menjadi profesor di bidang ilmu politik (Rosidi, 2003).[8] Saat ini, ia dikenal sebagai salah satu anggota senat Universitas Nurtanio, Bandung dan Universitas Satyagama.[10]

Riwayat Politik

[sunting | sunting sumber]

Karir politiknya dimulai ketika ia menjadi sekretaris Konstituante RI pada akhir dekade 1950-an dan anggota DPR-GR pada tahun 1967 hingga 1971 mewakili Partai Nasional Indonesia (PNI). Kemudian, ketika PNI berfusi menjadi PDI pada 1973, ia tetap berkiprah di partai ini hingga terpilih sebagai Anggota DPR RI dari Jawa Barat pada periode 1982-1987 (pada periode ini, Ia menjabat sebagai Ketua Komisi X)[11] dan 1987-1992 meskipun pada periode kedua ia tidak sempat menyelesaikan masa jabatannya akibat kisruh di PDI.

Pada Awal Reformasi, Bergabung dengan Partai Nasional Demokrat (PND) Bentukan Edwin Sukowati

Kehidupan Pribadi

[sunting | sunting sumber]

Secara pribadi, ia adalah salah satu murid dari Abah Anom yang merupakan tokoh Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya.[12]

Karya Tulis

[sunting | sunting sumber]
  1. Politik Luar Negeri Indonesia : Suatu Esai Populer (1973)
  2. Pemilihan umum dan lembaga perwakilan rakyat di Indonesia : sarana menegakkan dan wahana mewujudkan Demokrasi Pancasila (1991)
  3. Ruang Lingkup dan Teori Kebijakan Publik (Diktat Kuliah) (2001)

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Administrator (1987-12-26). "Yoga menuntut". Tempo.co. Diakses tanggal 2020-07-11. 
  2. ^ Administrator (1988-12-10). "Mundurnya Para Banteng Kawakan". Tempo.co. Diakses tanggal 2020-07-11. 
  3. ^ "DPP PDI HENDAKNYA ADAKAN DIALOG DENGAN KELOMPOK 17". HM Soeharto. 2018-08-07. Diakses tanggal 2020-07-11. 
  4. ^ Publishing, TEMPO (2020-01-01). Jalan Memutar Megawati Memimpin Partai Politik Era 1990-an. Tempo Publishing. ISBN 978-623-262-368-2. 
  5. ^ Administrator. "Didongkel lagi". Tempo.co. 
  6. ^ Eklöf, Stefan. (2004). Power and political culture in Suharto's Indonesia : the Indonesian Democratic Party (PDI) and decline of the New Order (1986-98). Copenhagen: NIAS. ISBN 978-87-7694-520-6. OCLC 778447641. 
  7. ^ M.TR (HAN), Dr Ivan Yulivan, S. E. , M. M. Politik Luar Negeri. Jakad Media Publishing. ISBN 978-623-6442-44-9. 
  8. ^ a b c d e Rosidi, Ajip (2003-12-01). Apa Siapa Orang Sunda. Dunia Pustaka Jaya. ISBN 978-979-419-980-0. 
  9. ^ "Dudi Singadilaga, S.H., M.PA,". FISIP UNPAD. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-11. Diakses tanggal 2020-07-11. 
  10. ^ "Untitled Document". universitasnurtanio.tripod.com. Diakses tanggal 2020-07-11. 
  11. ^ Indonesia News and Views (dalam bahasa Inggris). Information Division, Embassy of Indonesia. 1983. 
  12. ^ Hajatan demokrasi : potret jurnalistik pemilu langsung simpul Islam Indonesia dari moderat hingga garis keras. Karni, Asrori S., 1975- (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: Era Media Informasi. 2006. ISBN 979-15146-0-7. OCLC 163625136.