Dengo-dengo
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Dengo-dengo adalah tradisi untuk membangunkan umat Islam melaksanakan sahur dan salat Subuh selama bulan Ramadan di Bungku, ibu kota Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah.[1] Dengo-dengo sendiri merupakan sebuah bangunan yang menjulang setinggi hampir 15 meter, terbuat dari batang bambu sebagai tiang penyangga, menggunakan lantai papan ukuran 3 x 3 meter persegi, dan beratap daun sagu. Bangunan ini didirikan dengan cara gotong royong oleh warga menjelang 1 Ramadan.[2]
Pada saat menjelang waktu Sahur, para penjaga dengo-dengo itu menabuh gong dan gendang serta rebana sehingga warga akan terbangun dari tidurnya untuk melaksanakan Sahur.[1]
Dengo-dengo sudah hadir di Bungku sejak awal masuknya Islam sekitar abad ke-17 untuk menyerukan kepada warga agar bangun saat sahur dini hari. Pembangunan dengo-dengo yang dalam bahasa Indonesia berarti tempat beristirahat ini diperkirakan menelan biaya sekitar lima ratus ribu rupiah untuk setiap bangunannya.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "'Dengo-dengo', Ajakan Makan Sahur". kompas.com. 19 Agustus 2010. Diakses tanggal 3 Juni 2017.
- ^ a b "Dengo-dengo Membangunkan Sahur". Republika Online. 19 Agustus 2010. Diakses tanggal 3 Juni 2017.