Carangsari, Petang, Badung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Koordinat: 8°27′02″S 115°13′17″E / 8.450686°S 115.221471°E / -8.450686; 115.221471

Carangsari
Negara Indonesia
ProvinsiBali
KabupatenBadung
KecamatanPetang
Kode pos
80353
Kode Kemendagri51.03.04.2001
Luas8,85 km²[1]
Jumlah penduduk4.778 jiwa (2016)[1]
Kepadatan542,82 jiwa/km²[1]
Jumlah KK1.489


Carangsari adalah desa di Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali, Indonesia.[2]

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Desa ini terbentuk dari 3 Desa Adat, yaitu: Desa Adat Carangsari, Desa Adat Anggungan, dan Desa Adat Samuan.

  1. Desa Adat Carangsari, Terdiri dari 7 banjar, diantaranya: Banjar Pemijian, Banjar Senapan, Banjar Beng, Banjar Sangut, Banjar Telugtug, Banjar Bedauh dan Banjar Mekarsari. Terdapat komunitas etnik china / thionghoa, yang telah ada sejak abad ke-18. Mereka tergabung ke dalam Banjar Adat Pemijian. Ada 4 buah setra / kuburan, diantaranya: Setra Dalem Bebalang (Dalem Dauh), Setra Dalem Sangut, Setra Dalem Puri dan sebuah kuburan China, lengkap dengan kelenteng / koncho. Terdapat beberapa pura, di antaranya: Pura Desa dan Puseh Carangsari (Pura Bale Agung), Pura Puseh Beng, Pura Pusering Jagat Puseh Kangin, Pura Dalem Puri, Pura Dalem Sangut dan Pura Dalem Bebalang (Dalem Dauh).
  2. Desa Adat Anggungan, Terdiri dari sebuah banjar, yaitu Banjar Anggungan. Terdapat komunitas kristen asli suku bali, yang telah ada sejak tahun 1932. Di sini terdapat sebuah gereja bernama Gereja Sinar Urip, dengan Ornamen Asli Bali. Menandakan akulturasi budaya Bali dan kristen.
  3. Desa Adat Samuan, Terdiri dari 2 banjar, yaitu: Banjar Samuan Kangin dan Banjar Samuan Kawan. Terdapat sebuah desa di sebelah utara Desa Dinas Carangsari, yang bernama Desa Angantiga. Desa ini sebagian dihuni oleh warga muslim (semeton selam / keluarga islam), yang telah menempati desa ini sejak abad ke-17. Awalnya datang utusan 3 orang bangsawan bugis dari Goa (Makasar), yaitu Daeng Mapilih, dll atas permintaan penguasa Puri Carangsari, untuk ikut mengamankan daerah hutan belantara Bangkiang Jaran (daerah yang diapit oleh 2 atau 3 puncak gunung / bukit) dari para perampok. Atas jasa ketiga orang bugis ini, mereka diberikan menempati wilayah tersebut oleh penguasa Puri Carangsari dan daerah tersebut dinamai amantiga, kemudian menjadi Angantiga. Dan berkembang sampai sekarang.

Penduduk[sunting | sunting sumber]

Penduduk desa Carangsari sampai dengan tahun 2021 terdiri dari 2.988 Laki-laki dan 3.023 Perempuan dengan sex ratio 100. Pertumbuhan penduduk sebesar 11,58 % dari sensus BPS tahun 2010.[1]

Tokoh terkenal[sunting | sunting sumber]

Pustaka[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d "Kecamatan Pétang dalam Angka 2017". Badan Pusat Statistik Indonesia. 2018. Diakses tanggal 4 Oktober 2019. 
  2. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  3. ^ Drs. I Putu Anom, M. Par, Dra. Ida Ayu Suryasih, M. Par, Ida Bagus Suryawan, S.T. M.Si, I Gst Ag. Oka Mahagangga, S.Sos, M.Si, I Wayan Mertha, SE., M.Si (Oktober 2015). "LAPORAN AKHIR KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI KABUPATEN BADUNG" (PDF). 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]