Bioregion Luwuk Morowali

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bioregion
Luwuk Morowali
Kondisi hutan di bioregion Luwuk Morowali
Ekologi
WilayahSulawesi
BiomaHutan tropis dan subtropis basah berdaun lebar
BatasBioregion Sulawesi Tengah bagian Timur
Geografi
Area1.648.783 km2 (636.599 sq mi)
NegaraIndonesia
ProvinsiSulawesi Tengah
Samudra atau lautanTeluk Tolo, Teluk Tomini
Jenis tanahAluvial, Batu kapur, Mafik, Karst

Bioregion Luwuk Morowali (Inggris: Luwuk Morowali Bioregion), adalah sebuah bioregion yang secara garis besar mencakup wilayah provinsi Sulawesi Tengah di Indonesia. Bioregion ini mencakup 9% wilayah Sulawesi, dengan luas hutan G2G mencapai 735,222 hektar, sekitar 45% dari total hutan keseluruhan di Sulawesi.[1]

Kondisi saat ini[sunting | sunting sumber]

Daerah ini mengandung sejumlah besar G2G yang berharga dan bahkan memiliki hutan lebat pada tanah kapur dan mafik. Hutan ini juga tetap bersebelahan dari ujung ke ujung, dan merupakan aspek konservasi yang penting. Sementara daerah-daerah tertentu di dekat pantai telah mengalami gangguan baru-baru ini, sebagian besar wilayah pedalaman yang tidak dapat diakses tetap dalam kondisi cukup baik. Bioregion ini berisi sekumpulan hutan lebat untuk batu kapur dataran tinggi dan mafik, kelas batu kapur Montane dan mafik serta Mangrove. Bioregion ini juga memiliki jumlah hutan G2G terbesar untuk kelas aluvium dataran rendah, dataran tinggi dan Montane.[1]

Kepentingan biogeografis[sunting | sunting sumber]

Bioregion ini mewakili puncak kompleksitas dan heterogenitas di hutan serta merupakan salah satu daerah yang menjanjikan untuk melestarikan sebagian besar hutan G2G yang berharga. Bentuk aneh daerah ini telah membuatnya terisolasi dari daratan utama dan rantai pegunungan yang memanjang. Topografi di sini pada umumnya sangat kasar dan meluas ke seluruh wilayah, dan jumlah yang relatif besar dari tanah intermediat yang bercampur dengan daerah mafik dan kapur menunjukkan bahwa formasi ini kurang ekstrem dalam ketersediaan nutrisi dan permintaan dari komunitas vegetasi. Campuran tanah ini kemungkinan dapat membuat campuran spesies tanaman yang lebih beragam di seluruh kelas hutan.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c Cannon et al. 2005, hlm. 47.

Bacaan lebih lanjut[sunting | sunting sumber]