Batas antara logam dan nonlogam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Batas antara logam dan nonlogam dapat diketahui melalui tabel periodik unsur kimia, terdiri dari unsur yang mempunyai sifat-sifat peralihan antara logam dan nonlogam.[1] Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan nonlogam menunjukkan sifat ganda, misalnya unsur Berilium dan Aluminium. Unsur-unsur tersebut disebut sebagai unsur amfoter karena termasuk unsur logam, tetapi memiliki beberapa sifat unsur nonlogam. Selain itu, Boron dan Silikon merupakan unsur-unsur metaloid (semilogam) yang mana termasuk unsur nonlogam tetapi memiliki sifat-sifat unsur logam.[2] Unsur-unsur yang tampak seperti logam tetapi tidak memiliki banyak sifat yang sama dengan logam yaitu memiliki reflektifitas logam, tetapi merupakan penghantar listrik yang berada di antara konduktor dan isolator yaitu semikonduktor. Oliver Sacks mendeskripsikan unsur-unsur antara logam dan nonlogam membentuk batas.[3]

Munculnya industri semikonduktor pada tahun 1950an serta perkembangan elektronik dan zat padat sejak awal tahun 1960an, unsur-unsur ini dikenal sebagai “in-between elements” yaitu batas antara logam dan non logam.[4] Unsur-unsur yang umum dikenali sebagai unsur batas peralihan logam dan nonlogam adalah Boron (B), Silikon (Si), Germanium (Ge), Arsen (As), Telurium (Te).[5] Garis batas antara logam dan metaloid berbentuk diagonal. Polonium (Po) dan Astatin (At) terkadang juga digolongkan sebagai metaloid. Germanium (Ge) dan Antimon (Sb) terkadang juga digolingkan sebagai logam (perbatasan).[4]

Sifat-sifat[sunting | sunting sumber]

sifat perantara antara logam dan nonlogam memiliki sifat fisik cenderung seperti logam. Sifat kimianya cenderung seperti golongan nonlogam dengan bilangan oksidasi berkisar +5 hingga -2 sesuai dengan keberadaan golongan. Unsur-unsur ini sebagai semikonduktor yang berguna dalam industri, berwujud padat pada suhu kamar, dapat membentuk paduan dengan logam lainnya. Silikon tampak berkilau, sulit dibentuk, rapuh. Ini merupakan karakteristik dari beberapa unsur nonlogam.[6]

Penggolongan tabel periodik unsur[sunting | sunting sumber]

Tabel periodik digunakan sebagai alat prediksi yang tersusun atas unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor atom. Terdapat beberapa golongan, seperti logam alkali (Golongan 1) dan logam alkali tanah (Golongan 2), serta halogen (Golongan 17) dan gas mulia (Golongan 18). Secara garis besar, penggolongan unsur dapat dibagi menjadi logam, nonlogam, dan semilogam. Semilogam menunjukkan sifat-sifat peralihan antara logam dan nonlogam. Logam terletak di sebelah kiri tabel periodik, dan nonlogam terletak di kanan atas yang dipisahkan oleh pita diagonal semilogam. Penggolongan unsur penting lainnya dalam tabel periodik adalah unsur golongan utama, logam transisi, lantanida, dan aktinida.[7]

Unsur-unsur kimia golongan logam atau nonlogam dipelajari pada 1905 dalam “Prinsip-Prinsip Kimia”. Mendeleev mengemukakan dan mendefinisikan logam dan non-logam di dunia pada tabel periodik, serta sifat peralihan unsur-unsur tertentu di antara kedua golongan logam dan nonlogam. Golongan III (A)-VI (A) pada tabel periodik merupakan unsur-unsur yang menarik, karena merupakan batas atau garis pemisah diagonal antara logam dan nonlogam. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh F. Hund mengenai konstanta dielektrik yang ditemukan, misalnya pada semi-logam golongan VA. Kedua karakteristik tersebut adalah gejala pada transisi pita sempit yang memisahkan ketiga kanonik, yaitu logam, isolator Mott dan isolator kovalen.[8]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "6.7: Metalloids". Chemistry LibreTexts (dalam bahasa Inggris). 2016-06-27. Diakses tanggal 2023-09-10. 
  2. ^ Setiyana (2020). Modul Pembelajaran SMA Kimia: Sifat-sifat Periodik Unsur (PDF). Bandung: Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN. hlm. 11. 
  3. ^ "4.1: The Periodic Table- A Brief Introduction". Chemistry LibreTexts (dalam bahasa Inggris). 2022-10-17. Diakses tanggal 2023-09-10. 
  4. ^ a b Vernon, René E. (2020-07-01). "Organising the metals and nonmetals". Foundations of Chemistry (dalam bahasa Inggris). 22 (2): 217–233. doi:10.1007/s10698-020-09356-6. ISSN 1572-8463. 
  5. ^ Vernon, René E. (2013-12-10). "Which Elements Are Metalloids?". Journal of Chemical Education (dalam bahasa Inggris). 90 (12): 1703–1707. doi:10.1021/ed3008457. ISSN 0021-9584. 
  6. ^ "4.1: The Periodic Table- A Brief Introduction". Chemistry LibreTexts (dalam bahasa Inggris). 2022-10-17. Diakses tanggal 2023-09-10. 
  7. ^ Yao, Benzhen; Kuznetsov, Vladimir L.; Xiao, Tiancun; Slocombe, Daniel R.; Rao, C. N. R.; Hensel, Friedrich; Edwards, Peter P. (2020-09-18). "Metals and non-metals in the periodic table". Philosophical Transactions of the Royal Society A: Mathematical, Physical and Engineering Sciences (dalam bahasa Inggris). 378 (2180): 20200213. doi:10.1098/rsta.2020.0213. ISSN 1364-503X. PMC 7435143alt=Dapat diakses gratis. PMID 32811363. 
  8. ^ Chakraverty, B. K. (1980-10). "Insulating ground state and nonmetal–metal transitions". Nature (dalam bahasa Inggris). 287 (5781): 393–396. doi:10.1038/287393a0. ISSN 0028-0836.