Balada Kampung Riwil

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Balada Kampung Riwil
SutradaraDwi Mustanto
ProduserTatak Prihantoro
Ditulis olehDwi Mustanto, Billy Aldi Kusuma, Panggah Rudhita
PemeranLihat daftar
Penata musikAdji Christian
Perusahaan
produksi
Bakar Production
Tanggal rilis
2020 di YouTube
Durasi30-60 menit
NegaraIndonesia
BahasaJawa

Balada Kampung Riwil adalah serial drama komedi berbahasa Jawa arahan sutradara Dwi Mustanto yang ditayangkan secara rutin setiap pekan di kanal berbagi video Youtube. Konten ini diproduksi sejak awal tahun 2020 oleh Bakar Production asal Kota Surakarta, Jawa Tengah. Para pemain yang terlibat di dalamnya terdiri dari aktor dan aktris Ketoprak Ngampung yang sebelumnya biasa bermain di Gedung Kesenian Taman Balekambang Surakarta, penyanyi, dan pewara. Cerita yang ditampilkan mengangkat tema kehidupan sehari-hari di sebuah kampung kecil bernama Kampung Riwil, dengan problematika antarwarga yang kadang dibumbui dengan aroma asmara segitiga, dikemas secara komedis, meskipun juga selalu disisipkan nasihat bijak. Per Februari 2022, Balada Kampung Riwil sudah memiliki lebih dari 440.000 pelanggan dan ditonton jutaan kali. Di beberapa episode, konten ini berkolaborasi dengan seniman lain, politisi, perguruan tinggi, dan perusahaan, termasuk BUMN. Pada awal produksi, sitkom ini hanya berdurasi sekitar 15 menit, tapi seiring bertambahnya pemirsa Youtube, durasinya ditambah menjadi 30 menitan lebih. Bahkan ada 4 episode khusus yang berdurasi lebih dari 1 jam, berkolaborasi dengan Sujiwo Tedjo, berjudul Dyah Puspa Jaladri.[1][2] Episode ini juga ditayangkan di Magna Channel. Pada Desember 2021, Tatak Prihantoro selaku produser dan Dwi Mustanto selaku sutradara Bakar Production diundang tampil di Kick Andy Metro TV, membagikan proses produksi Balada Kampung Riwil dan menyampaikan harapan mereka agar generasi muda tetap mencintai kesenian tradisional.[3]

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Balada Kampung Riwil bermula dari keprihatinan sosial seorang sineas dan sutradara ketoprak asal Kota Surakarta, Jawa Tengah, Dwi Mustanto, menyusul datangnya bencana pandemi covid-19 pada awal tahun 2020[4] yang berakibat terhentinya berbagai kegiatan kesenian para seniman. Atas gagasan yang disodorkan oleh Sigit Wardoyo dan Rudy Momon, Dwimus kemudian membikin film pendek yang menjadi cikal-bakal diproduksinya komedi berbahasa Jawa Balada Kampung Riwil[5]. Lalu, Dwi Mustanto menghimpun beberapa pemain ketoprak terdampak pandemi yang sebelumnya biasa tampil di Gedung Kesenian Taman Balekambang, ditambah beberapa pemain dari kalangan penyanyi campursari dan pewara. Keahlian dan profesionalitas para pemain inilah yang mempercepat proses produksi. Dengan modal uang sendiri yang sangat terbatas dan perangkat seadanya, maka dimulailah film komedi itu, berlokasi di Kampung Ngipang, Desa Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Satu tahun pertama, penghasilan dari konten ini sudah mampu menambal-sulam kebutuhan produksi. Selebihnya didapat dari endorse beberapa perusahaan yang terlibat di dalamnya.[6]

Alur cerita[sunting | sunting sumber]

Setiap episode, Balada Kampung Riwil selalu mengetengahkan judul sebagai acuan alur cerita, tapi pengadeganannya selalu dipotong menjadi beberapa bagian, dengan mengambil lokasi seputar rumah Pak RT, rumah Fandra, rumah Pak Kliwon, rumah Momon, rumah Paijo, rumah Mas No, rumah Bu Siti, dan jalan kampung. Masing-masing bagian selalu dihubungkan melalui dialog singkat. Cerita yang diangkat adalah seputar kehidupan warga Kampung Riwil dengan problematikanya yang konyol, dibikin ribet, ada yang dirisak, dan ada yang jadi korban perisakan. Paijo dan Fandra sering muncul di antara dialog orang tua dengan kalimat-kalimat nylekit, bahkan kadang membuat orang-orang dewasa geleng kepala karena akal bulus mereka. Tidak lupa, bumbu asmara segi empat juga dimunculkan. Momon, pemuda kampung yang bekerja di jasa laundry Bu Siti, sering membuat galau Minthul, Mimin, dan Kenes. Namun demikian, di sela itu diselipkan nasihat bijak yang disampaikan oleh Pak Kliwon.

Tidak ada pemeran utama[sunting | sunting sumber]

Dalam film komedi Balada Kampung Riwil tidak ada pemeran utama. Semua pemain berperan sesuai porsi masing-masing. Siapa pun, dalam sebuah episode bisa menonjol, di episode lain bisa saja tidak menonjol. Dwi Mustanto selaku sutradara dan penulis skenario bekerja mengalir menyesuaikan kondisi kesiapan para pemain. Sehingga, apabila seorang pemain sedang sibuk di luar Bakar Production, tidak dimunculkan. Namun, sementara ini, karakter paling menonjol dan hampir tiap episode muncul adalah Momon, Minthul, dan Mimin yang terlibat "cinta segitiga".

Pemeran dan karakter[sunting | sunting sumber]

  • Billy Aldi Kusuma sebagai Pak RT, tetua kampung yang mengalami obesitas karena gemar makan chiki
  • Putri Kaguya sebagai Bu RT yang sering dijuluki 'Ibu Bidadari'
  • Tri Handoko Putro sebagai Pak Bogang, karyawan jasa laundry yang tidak mau kalah dalam berdebat, meskipun konyol argumennya
  • Rudy Momon sebagai Momon, karyawan jasa laundry, play boy kampung yang dicintai beberapa gadis
  • Mamik Indrawati sebagai Bu Siti, pemilik jasa laundry bersuara merdu
  • Mahanufi Faiza Hida sebagai Minthul, putri Bu Siti, mahasiswi yang belum bisa melupakan kenangan bersama mantan kekasihnya, Bebek (Denny Caknan)[7], tapi kadang memberi harapan kepada Momon
  • Doel Sumbing sebagai Pak Doel, seniman musik yang merangkap sebagai bandar judi dadu
  • Lega Jumpris sebagai Bu Mami, istri Pak Doel, penjual gorengan yang cerewet, tiap hari memarahi suaminya
  • Fandra Famekas sebagai Fandra, kelas 2 SMP, putra Pak Doel dan Bu Mami
  • Raja Bagus Guntur sebagai Paijo, kelas 2 SD, putra Pak Bogang, sahabat karib Fandra
  • Darmono sebagai Pak Kliwon, tokoh kampung yang selalu menyampaikan nasihat bijak
  • Josevee Sadie Mintari sebagai Mimin, mahasiswi yang jatuh cinta kepada Momon
  • Anom Kentang sebagai Mas No, pekerja serabutan, pendatang baru di Kampung Riwil
  • Shinta Dewi sebagai Kenes, adiknya Mas No, karyawan di Pasar Nusukan, janda kembang yang diincar oleh Momon
  • Pak Mul, tentara, ayah Mimin
  • Iswati Handayaningsih sebagai Iis Bukan Dahlia, pemilik warung yang judes
  • Sigit Wardoyo sebagai Kincer, pekerja serabutan, pemuda kampung yang berpacaran dengan Damai, putri Pak RT
  • Saiful sebagai Darso, warga kampung, berprofesi sebagai tukang cat yang mengaku ahli warna
  • Davigio Paes Raya Kurniawan sebagai Jolodot, kelas 3 SD, sahabat Paijo dan Fandra
  • Abednego Apriadi sebagai Kabul, warga kampung yang provokatif
  • Panggah Rudhita sebagai Bandi, kakak Momon yang sering menyutradarai pementasan ketoprak
  • Ivan Gendon sebagai Ivan Gendon, sales alat elektronik yang sering dipalak oleh Paijo dan Fandra
  • Bob Lancar Jaya, pacar Mimin yang klemar-klemer dan agak aneh perilakunya.
  • Rafael Raka Rambu Suyono sebagai Supra, anak Supri yang dititipkan di rumah Bogang.

Tim produksi[sunting | sunting sumber]

  • Sutradara: Dwi Mustanto
  • Astrada: Anom Kentang
  • Produser: Tatak Prihantoro
  • Script: Dwi Mustanto, Billy Aldi Kusuma, Panggah Rudhita
  • Script continuity: Sri Kusuma Hari Murti
  • Koord. Pemain: Tri Handoko Putro
  • Koord. Kameraman: Deo Lovente
  • Tim penata kamera: Ali Yafie Muzaki, Bagus Prabowo, Halim Fajar Nugroho, Wildan Al Firdaus, Bob Ramadhan Nugroho
  • Perekam suara: Agung Gondrong
  • Artistik lampu: Iwan GBR, Agus Woyo, Satria Herdenta
  • Penata musik: Adji Christian
  • Perekam musik: Roni Rontok, Daniel Satyaki
  • Tim Editor: Irsan Sarashadi, Dimas Ariya, Bryan Maulana, Bayu Roy Pradhana

Fakta keseharian[sunting | sunting sumber]

  • Lokasi pengambilan gambar merupakan kampung seniman kethoprak Balekambang, atas bantuan Pemerintah Kota Surakarta. Suasana seperti layaknya sebuah kampung, sehingga aktivitas warga setempat yang tidak terlibat dalam film kadang dibiarkan muncul.
  • Kebanyakan pemain Bakar Production bertempat tinggal di Kampung Riwil dan sekitarnya.
  • Bu RT dan Pak RT, dalam kehidupan nyata adalah suami-istri
  • Rumah Pak RT, dalam keseharian merupakan rumah milik keluarga Fandra
  • Rumah Bu Mami dan Pak Doel, dalam keseharian adalah rumah milik Bu Siti
  • Rumah yang ditempati Paijo dan Bogang, dalam kesehariannya merupakan rumah milik Dwi Mustanto
  • Kincer yang berpacaran dengan Damai, putri Pak RT, dalam keseharian adalah suami-istri. Kincer juga merupakan putra kandung dari Bu Siti.
  • Momon, kesehariannya merupakan kakak kandung dari Iis Bukan Dahlia
  • Tempat tinggal Momon, dalam kesehariannya merupakan rumah milik Bogang.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Di Balik Kesuksesan Bakar Production Menjadi Channel yang Diminati Banyak Orang Diarsipkan 2022-02-24 di Wayback Machine. Naffapers. Diakses 24 Februari 2022.
  2. ^ Bupati Karanganyar Main Film Pikiran Rakyat. Diakses 24 Februari 2022.
  3. ^ Dwi Mustanto dan Tatak Prihantoro Ketoprak Kekinian Media Indonesia. Diakses 24 Februari 2022.
  4. ^ Pandemi Covid-19 Membawa Berkah, Bakar Production Produktif Berkarya. Gatra. Diakses 14 April 2022.
  5. ^ Bakar Production tak Mau Dianggap Besar. MettaNews. Diakses 14 April 2022.
  6. ^ Kembang-kempis Seniman Tradisi Bertahan di Masa Pandemi Solo Pos. Diakses 24 Februari 2022.
  7. ^ Nggrantes! Lamaran Denny Caknan Ditolak di Kampung Riwil Kota Solo. Solo Pos. Diakses 8 April 2022