Bahasa Ongota
Ongota | |
---|---|
iːfa ʕoŋɡota | |
Dituturkan di | Ethiopia |
Wilayah | di sebelah selatan Zona Omo |
Penutur bahasa | 12 orang, semuanya diatas umur 40 tahun[1] (2012) |
Afro-asia
| |
Kode bahasa | |
ISO 639-3 | bxe |
Ongota (dikenal juga dengan Birale ISO 639-3, Birayle) adalah salah satu bahasa yang terancam punah di barat-daya Ethiopia, di sebelah barat pinggir sungai Weito. Pada tahun 2012, UNESCO menyebutkan hanya ada 12 orang penutur bahasa ini. Penutur lainnya yang tersisa telah mengadopsi bahasa Tsamai.[1] Tata bahasanya mengikuti pola subyek + objek + kata kerja. dimungkinkan termasuk ke dalam rumpun bahasa Afro-Asia, namun belum benar-benar diklasifikasikan. sejak tahun 2004, bahasa ini telah dikaji oleh Aklilu Yilma dari Universitas Adis Ababa.
Klasifikasi[sunting | sunting sumber]
Bahasa Ongota sering dianggap sebagai rumpun Afro-Asia, namun pengklasifikasiannya termasuk keluarga ini menyisakan kontroversi sebagian karena sedikitnya data. Sementara Harold Fleming mengusulkan bahasa ini dimasukkan sebagai cabang tersendiri dalam rumpun bahasa Afro-Asia non-Omotik.[butuh rujukan]
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ a b Nomination File No. 00493 For Inscription on The List of Intangible Cultural Heritage in Need Of Urgent Safeguarding In 2012.
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
- Ethnologue version entry on Ongota
- A paper which includes a wordlist of Ongota
- A news article metaphorically extends language death from Ongota to radio Diarsipkan 2010-02-02 di Wayback Machine.
- UNESCO Interactive Atlas of the World’s Languages in Danger