Bahasa Kass

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa Kass
Dituturkan diKerajaan Babel
WilayahTimur Dekat
EtnisKass
EraAbad ke-18 hingga ke-4 SM
Aspek ketatabahasaan
Tipologi
Kode bahasa
ISO 639-3Tidak ada (mis)
Glottologkass1244[1]
QIDQ35612
Status konservasi
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
ICHEL Red Book: Extinct

Kass diklasifikasikan sebagai bahasa yang telah punah (EX) pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan

Referensi: [2][3]
 Portal Bahasa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Bahasa Kass adalah bahasa punah yang pernah digunakan oleh Kass, bangsa kuno yang pernah menetap di Pegunungan Zagros di Iran modern dan Mesopotamia selatan pada abad ke-18 hingga abad ke-4 SM. Dari abad ke-16 hingga ke-12 SM, raja-raja berkebangsaan Kass pernah memerintah di Kerajaan Babel sampai mereka digulingkan oleh bangsa Elam. Karena hanya beberapa lusin kata yang diketahui, tidak ada yang bukti bahwa bahasa ini terkait dengan rumpun bahasa apapun yang hidup atau mati, sehingga bahasa Kass dianggap sebagai bahasa isolat.

Kosakata[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan bukti penyebaran prasasti aksara paku yang ditemukan secara terpisah dan berbeda waktu, bahasa Akkadia, bahasa asli Kerajaan Babel yang merupakan bagian dari rumpun bahasa Semit sebagian besar digunakan untuk transaksi ekonomi selama era pemerintahan raja-raja bangsa Kass, dan bahasa Sumeria digunakan untuk penulisan resmi pada prasasti yang terkenal dari kerajaan tersebut. Jejak bahasa Kass sangat sedikit ditemukan, yaitu:

  • Kosakata bahasa Kass Babel berjumlah 48 kata, yaitu daftar padanan dwibahasa dari nama para dewa bangsa Kass, kata benda umum, kata kerja, dan kata sifat, seperti dakaš (bintang), hašmar (falkon), iašu (negeri), janzi (raja), mašḫu (dewa), miriaš (dunia akhirat, neraka), simbar (muda), dan šimdi (memberi);[4]
  • Terjemahan dari dari 19 nama orang Kass pada kolom keempat dari daftar nama era Asyur Baru, yang terkadang bertentangan dengan informasi yang diberikan dalam kosakata bahasa Kass Babel);[5]
  • Referensi yang tersebar dari daftar kosakata bahasa Akkadia untuk padanan bahasa Kass dari nama dewa-dewi, tumbuhan, dan lain-lain, misalnya nama tanaman yang termasuk dalam empat naskah Farmakope Babilonia, uru.an.na = maštakal, seperti ḫašimbur, kuruš, pirizaḫ, dan šagabigalzu, serta istilah dalam daftar sinonim delapan naskah Malku = šarru, seperti allak (pinggiran roda), and ḫameru (kaki);
  • Banyak nama asli dari catatan bahasa Akkadia, terutama dari Babilonia (khususnya pada tahun 1360–850 SM), dari Nuzi dan Iran; memberikan nama dewa, orang, tempat, dan beberapa famili hewan equidae;
  • istilah teknis yang berkaitan dengan peternakan, termasuk tanda dan penunjuk warna kuda dan keledai, ditemukan dalam dokumen Akkadia, seperti yang ditemukan pada daftar nama kuda yaitu sambiḫaruk, belum ada arti tersebut yang diketahui secara pasti,[6] dan alzibadar, ḫulalam, lagaštakkaš, pirmaḫ, šimriš, dan timiraš, warna dan penandaan pada equidae; iškamdi, (sedikit); akkandaš (kuda); kamūsaš (roda), dan šaḫumaš (untuk bagian perunggu dari kereta, dalam naskah kontemporer);
  • Kosakata bahasa Kass dari naskah-naskah terpisah, seperti bugaš (judul); dardaraḫ, (ornamen logam kecil); dan baziḫarzi, (benda terbuat dari kulit hewan), dalam konteks bahasa Akkadia.

Kurangnya naskah bahasa Kass membuat rekonstruksi tata bahasa ini belum dapat dilakukan saat ini.

Hubungan bahasa Kass dengan rumpun lain juga belum jelas, meskipun umumnya disepakati bahwa bahasa ini bukan bagian dari rumpun bahasa Semit, serta hubungan dengan bahasa Elam masih diragukan.

Hubungan dengan rumpun bahasa Hurri-Urartu telah disarankan oleh beberapa ahli bahasa,[7] berdasarkan sejumlah kata. Tidak jelas apakah Kass adalah bahasa yang berbeda dalam rumpun Hurri-Urartu, atau hanya dialek selatan dari bahasa Hurri. Jika pendapat yang terakhir diterima daripada yang pertama, dapat diduga bahwa bangsa Kass hanyalah bagian dari bangsa Hurri yang berkembang dari utara ke selatan dan menetap di Mesopotamia. Di sisi lain, jika pendapat pertama yang lebih benar daripada yang kedua, hal ini menunjukkan bahwa Hurri-Urartu adalah rumpun bahasa yang lebih besar dan lebih penting di wilayah tersebut daripada yang diketahui oleh para ahli sejarah, dan mungkin dituturkan oleh lebih banyak orang daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Morfem bahasa ini belum diketahui; kata buri (penguasa) dan burna (dilindungi) mungkin memiliki akar yang sama.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Kassite". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  3. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  4. ^ Theophilus G. Pinches (1917). "The Language of the Kassites". Journal of the Royal Asiatic Society: 102–105. JSTOR 25189508.  on Archiv Tablet BM 93005.
  5. ^ Tablet K. 4426 + Rm 617 (II R 65, No. 2; V R 44, treated in Balkan, Kassitenstudien, pp. 1–3)
  6. ^ Tablet CBS 12617.
  7. ^ Schneider, Thomas (2003). "Kassitisch und Hurro-Urartäisch. Ein Diskussionsbeitrag zu möglichen lexikalischen Isoglossen". Altorientalische Forschungen (dalam bahasa German) (30): 372–381. 

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

  • Ancilotti, A. La lingua dei Cassiti. Milan, 1980.
  • Balkan, K. Kassitenstudien. I. Die Sprache der Kassiten. New Haven, 1954.
  • Jaritz, K. Die kassitischen Sprachreste // Anthropos, vol. 52, 1957.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]