Lompat ke isi

Angkerbatu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Angkerbatu
SutradaraJose Poernomo
ProduserJose Poernomo
SkenarioHilman Mutasi
CeritaJose Poernomo
PemeranYama Carlos
Mieke Amalia
Susilo Badar
Imelda Therinne
Nuri Maulida
Bayu Septi Virguna
Priyo S. Winardi
Dan Kim
Penata musikDavid Poernomo
SinematograferJose Poernomo
PenyuntingAristo Pontoh
Perusahaan
produksi
Liquid Media
DistributorLiquid Media
Tanggal rilis
26 April 2007
Durasi86 menit
NegaraIndonesia
BahasaBahasa Indonesia

Angkerbatu adalah film horor Indonesia yang dirilis pada tahun 2007. Film yang disutradarai oleh Jose Poernomo ini dibintangi oleh Yama Carlos, Mieke Amalia, Susilo Badar, Imelda Therinne, Nuri Maulida, Bayu Septi Virguna, Priyo S. Winardi dan Dan Kim.

Film ini bermula dengan hilangnya seorang reporter bernama Manda (Nuri Maulida) serta kameramen bernama Rino (Bayu Septi Virguna) dari Voice of Korea, sebuah perusahaan televisi Korea yang berkontribusi dalam bidang berita yang meliput kegiatan perusahaan-perusahaan Korea di luar negeri. Saat itu, mereka sedang meliput peristiwa demonstrasi masyarakat yang menentang pembangunan sebuah lapangan golf modern terbesar di Asia dengan 180 lubang oleh sebuah perusahaan Korea di Indonesia. Lapangan golf tersebut akan dibangun di hutan yang memotong wilayah Angkerbatu, yang kemudian ditentang oleh masyarakat setempat yang khawatir akan pembabatan hutan ini karena dapat mengganggu ketentraman para "penunggu" hutan Angkerbatu (bernama Alas Ketonggo) dan akan memengaruhi kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Malam itu juga, tim berita Voice of Korea, yaitu seorang produser bernama Yudha (Yama Carlos), seorang reporter bernama Kanaya (Mieke Amalia) dan seorang sopir bernama Warno (Susilo Badar), segera menuju Angkerbatu untuk mencari rekan mereka yang hilang. Sesampainya di lokasi, mereka bertemu dengan Pak Kim (Dan Kim), pimpinan proyek PT Dae Sung Perkasa, yang terlihat sangat ketakutan dan mengajak mereka untuk segera menuju ke hotel. Ternyata, situasi yang mereka dapatkan jauh lebih buruk dari yang mereka duga. Bukan saja mereka tidak dapat menemukan Manda, tetapi juga tidak menemukan seorang pun di sana. Sebagian besar penduduk kota itu lenyap bagai ditelan bumi dan mereka hanya menemukan sebuah kota kosong. Sesuatu telah terjadi di sini, sesuatu yang tidak pada tempatnya dan kabut pun mulai datang menyelimuti Angkerbatu.

Yudha berinisiatif untuk mencari tahu apa yang tejadi di kota tersebut, tetapi akibat mencuci muka dengan air dari daerah tersebut, mereka kini dapat melihat makhluk-makhluk yang telah menguasai kota itu. Dari rekaman yang mereka temukan, sedikit demi sedikit mereka mulai mengetahui apa yang terjadi. Tampak Pak Gondo (Priyo S. Winardi), yang menjadi sesepuh daerah Angkerbatu, paling mengerti terhadap risiko kegiatan penebangan hutan itu hingga Yudha dan rekan-rekannya harus mencari Pak Gondo untuk membantu mencari teman mereka.

Kanaya adalah orang pertama yang mencuci muka di daerah tersebut hingga ia dapat melihat keganjilan dahulu di kota tersebut. Di tengah jalan, mereka bertemu dengan seorang wanita (Imelda Therinne) yang sedang berjalan sendirian sebelum akhirnya wanita itu jatuh. Karena tidak ada orang lain, rombongan Yudha pun akhirnya membawa wanita itu ke hotel tempat Pak Kim tinggal. Di hotel itu, Yudha mengganti baju dan akhirnya mencuci muka dengan air. Kanaya pun pergi ke supermarket untuk membeli beberapa barang seperti pembalut, kopi dan teh, tetapi karena di supermarket tidak ada siapapun, Kanaya hanya mengambil barangnya saja tanpa harus membayar. Saat akan memasukkan barang, troli yang dibawa oleh Kanaya bergerak sendiri dan Kanaya melihat penampakan di kaca kulkas. Kanaya berlari ketakutan dan hanya mengambil pembalut, lalu ia keluar dari supermarket hingga akhirnya ia ditabrak oleh mobil Yudha, meskipun Kanaya baik-baik saja.

Setelah itu, Yudha dan Kanaya kembali mencari Manda dan Rino dan akhirnya Kanaya menemukan Rino di kantor polisi dengan kondisi yang sangat ketakutan dan sempat mengamuk. Setelah Yudha berhasil menenangkan Rino dengan cara menamparnya, mereka pun pergi dari kantor polisi dan kembali ke hotel. Karena Manda belum ditemukan, mereka akhirnya memeriksa apa yang direkam oleh Rino dengan kameranya dan tampak Manda yang muncul di televisi hingga ia mendadak menghilang. Rino juga sempat merekam penampakan kuntilanak yang mengejarnya hingga ke kantor polisi. Setelah berdiskusi, Pak Kim dan Rino pergi dari kota tersebut, sedangkan Kanaya, Warno, Yudha dan wanita itu pergi ke bagian selatan kota di mana wanita itu telah memberitahu kepada mereka bertiga sebelumnya bahwa bagian itu terdeteksi oleh hantu dan masih ada warga di sana. Dalam kamarnya, Yudha diteror oleh hantu tersebut, begitu juga dengan Kanaya. Mereka akhirnya bergegas meninggalkan hotel.

Sesampainya di bagian selatan kota, situasinya ternyata sudah parah. Semua orang berlarian seperti kerasukan di tengah hujan deras. Penampakan pun beberapa kali dilihat oleh Warno yang membawa kamera hingga mereka akhirnya bertemu dengan Pak Gondo dan bersembunyi di tempat yang aman. Menurut wanita itu, Manda akan dapat diselamatkan apabila mereka datang ke wilayah Angkerbatu, tetapi Pak Gondo menentangnya walaupun usahanya sia-sia. Yudha kemudian pergi ke wilayah Angkerbatu bersama wanita itu karena ia tidak tega melihat Kanaya yang kerasukan. Setelah ia berhasil menyelamatkan Mandha, Yudha beserta warga di sana dapat menggembok kembali wilayah hutan tersebut, lalu rombongan mereka (tanpa Pak Kim dan wanita itu) akhirnya kembali ke Jakarta.

Sesampainya mereka di Jakarta, keadaan mereka yang sangat lelah selama perjalanan kembali tegang. Warno dan Kanaya menyadari bahwa tidak ada satupun orang di Jakarta. Mereka akhirnya berjalan-jalan di dekat mobil untuk melihat-lihat dan ternyata memang tidak adak lagi orang yang tersisa di Jakarta. Dari lingkup yang dekat hingga jauh tetap tidak ada orang maupun kendaraan yang melaju. Film berakhir saat handy talky milik Yudha bergetar, yang menandakan kembalinya setan dari Angkerbatu tersebut.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]