Te Deum

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Te Deum atau Madah Allah Tuhan Kami (dikenal juga dengan Himne Ambrosian atau Kidung Gereja) adalah kidung pujian Kristen awal. Judulnya diambil dari kata bahasa Latin pertamanya, Te Deum laudamus yang berarti "Engkau Allah yang kami puji". Kidung ini terdapat dalam liturgi Gereja Katolik. Kidung ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah untuk sebuah karunia istimewa, misalnya terpilihnya Paus, pengkonsekrasian Uskup, Kanonisasi santo-santa, profesi religius, publikasi traktat perdamaian, penobatan di lingkungan kerajaan, dan lain-lain. Te Deum dinyanyikan setelah misa maupun terpisah dari upacara keagamaan.[1] Kidung ini juga digunakan dalam Gereja Komuni Anglikan, dan beberapa Gereja Lutheran, dengan tata cara penggunaan yang tidak berbeda dengan tata cara Gereja Katolik Roma.

Asal usul[sunting | sunting sumber]

Kepengarangan secara tradisi dianggap berasal dari Santo Ambrosius dan Santo Agustinus, pada upacara terakhir pembabtisan tahun 387 Masehi. Kidung ini juga dianggap berasal dari Santo Hillarion tetapi Catholic-forum.com mengatakan "Kidung ini diakui berasal dari Nicetas, Uskup Remesiana (Abad IV)".[2] Doa pada akhir kidung (mulai dari Salfum fac populum tuum) adalah pilihan ayat dari kitab Mazmur, ditambahkan yang kemudian menjadi kidung asli. Kidung mengikuti garis besar Syahadat Para Rasul, memadukan pandangan puitis liturgi surgawi dengan pernyataan imannya. Menyebut nama Tuhan dengan segera, kidung meneruskan semua yang memuji dan memuliakan Tuhan, dari hierarki ciptaan surgawi, para martir dan santo-santa di surga, sampai pada Gereja yang masih berziarah di dunia. Kidung ini mengembalikan rumusan iman, Kristus dan kelahiran-Nya, sengsara dan kematian-Nya, kebangkitan dan kemuliaan-Nya. Pada intinya, kidung ini mengembalikan pengakuan kembali pujian Gereja Universal, mohon pengampunan atas dosa yang lalu, perlindungan dari dosa yang akan datangdan harapan penyatuan kembali.

Lirik[sunting | sunting sumber]

Lirik dalam bahasa Indonesia dapat ditemukan pada Puji Syukur nomor 669, di mana pada bagian tersebut juga menuliskan versi bahasa Latin.[3]

Bahasa Latin Bahasa Indonesia

Te Deum laudámus:
te Dóminum confitémur.
Te ætérnum Patrem,
omnis terra venerátur.
Tibi omnes Ángeli,
tibi cæli et univérsæ potestátes:
Tibi chérubim et séraphim
incessábili voce proclámant:
Sanctus, Sanctus, Sanctus,
Dóminus Deus Sábaoth.
Pleni sunt cæli et terra
maiestátis glóriæ tuæ.
Te gloriósus Apostolòrum chorus,
te Prophetárum laudábilis númerus,
te Mártyrum candidatus laudat exércitus.
Te per orbem terrárum
sancta confitétur Ecclésia,
Patrem imménsæ maiestátis;
Venerándum tuum verum et únicum Fílium;
Sanctum quoque Paráclitum Spíritum.
Tu rex glóriæ, Christe.
Tu Patris sempitérnus es Filius.
Tu, ad liberándum susceptúrus hóminem,
non horrúisti Virginis úterum.
Tu, devícto mortis acúleo,
aperuísti credéntibus regna cælórum.
Tu ad déxteram Dei sedes, in glória Patris.
Iudex créderis esse ventúrus.
Te ergo quǽsumus, tuis fámulis súbveni,
quos pretióso sánguine redemísti.
Ætérna fac cum sanctis tuis in glória numerári.

[Dari Mazmur]
Salvum fac pópulum tuum,
Dómine, et bénedic hereditáti tuæ.
Et rege eos, et extólle illos usque in ætérnum.
Per síngulos dies benedícimus te;
Et laudámus nomen tuum in sǽculum, et in sǽculum sǽculi.
Dignáre, Dómine, die isto sine peccáto nos custodíre.
Miserére nostri, Dómine, miserére nostri.
Fiat misericórdia tua,
Dómine, super nos, quemádmodum sperávimus in te.
In te, Dómine, sperávi:
non confúndar in ætérnum.

Allah Tuhan kami:
    Engkau kami muliakan.
Dikau Bapa yang kekal:
    Seluruh bumi sujud pada-Mu.
Para malaikat:
    serta segala isi surga bermadah.
Kerubim dan serafim:
    tak kunjung putus memuji Dikau,
Kudus, Kudus, Kuduslah:
    Tuhan Allah segala kuasa;
Surga dan bumi penuh:
    kemuliaan-Mu!
Kau dimuliakan kalangan para rasul.
Kau diluhurkan rombongan para nabi.
Engkau dipuji barisan para martir.
Engkau dipuji Gereja Kudus:
    di seluruh dunia;
Bapa sungguh mahakuasa;
Putra Bapa yang tunggal yang patut disembah;
Roh Kudus pula, Penghibur umat Allah.
Kristus raja nan jaya,
Engkaulah Putra Bapa yang kekal.
Untuk menebus kami Kau jadi manusia:
    sudi dikandung Santa Perawan.
Kuasa maut Kau kalahkan:
    Kau buka pintu surga bagi umat beriman.
Kau bertakhta dengan mulia di sisi kanan Bapa.
Dikaulah Hakim yang akan datang.
Maka kami mohon tolonglah hamba-Mu:
    Yang kau tebus dengan darah-Mu sendiri.
Satukanlah kami dengan orang kudus dalam kemuliaan-Mu.

[Dari Mazmur]
Selamatkanlah kami, Ya Tuhan:
    berkatilah umat pilihan-Mu.
Rajailah kami dan angkatlah kami untuk selamanya.
Setiap hari, kami memuji Dikau;
Kami memegahkan namaMu untuk sepanjang masa.
Ya Tuhan, sudilah menjaga kami, agar hari ini luput dari dosa.
Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami.
Limpahkanlah kasih setiaMu:
    kepada kami, sebab kami berharap pada-Mu.
Kepada Tuhan kami percaya:
    kami tak kecewa selamanya.

Catatan[sunting | sunting sumber]

  • Catatan 1: Dalam Puji Syukur, dituliskan bagian tersebut merupakan bagian permohonan dan dapat ditiadakan.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "The Te Deum" Musical Musings: Prayers and Liturgical Texts — The Te Deum. CanticaNOVA Publications. Diakses pada 7 Juli 2007
  2. ^ [1] Diarsipkan 2009-12-09 di Wayback Machine. dikonsultasikan pada 14 Oktober 2010
  3. ^ Komisi Liturgi KWI. 1994. Buku Puji Syukur. Jakarta: Penerbit Obor. Halaman 653 nomor 669.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]