Stasiun Patukan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Stasiun Patukan
P02

Stasiun Patukan, 2021
Lokasi
Koordinat7°47′18″S 110°19′31″E / 7.78833°S 110.32528°E / -7.78833; 110.32528Koordinat: 7°47′18″S 110°19′31″E / 7.78833°S 110.32528°E / -7.78833; 110.32528
Ketinggian+88 m
Operator
Letak
km 538+253 lintas BogorBandungBanjarKutoarjoYogyakarta[1]
Jumlah peron3 (satu peron sisi dan dua peron pulau yang sama-sama agak tinggi, namun tidak ada peron di antara jalur 2 dengan jalur 3 dan jalur 4 dengan jalur 5)
Jumlah jalur5 (jalur 2 dan 3: jalur lurus)
LayananHanya untuk penyusulan antarkereta api.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Fasilitas dan teknis
FasilitasMusala Toilet 
Tipe persinyalanElektrik tipe Westinghouse Rail Systems' Train Radio and Advanced Control (Westrace)[3]
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Patukan (PTN) merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Ambarketawang, Gamping, Sleman, tepatnya sekitar 100 meter sebelah timur jalan raya Sidoarum–Gamping. Stasiun yang terletak pada ketinggian +88 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta dan merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling barat di Kabupaten Sleman.

Nama stasiun ini berasal dari nama pedukuhan bernama sama tempat stasiun ini berada. Jika sore hari, tempat ini ramai dikunjungi masyarakat sekitar stasiun, bahkan dari daerah-daerah di sekitar Dusun Patukan. Tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi penyusulan antarkereta api atau dalam kasus yang sangat jarang terjadi, saat emplasemen di stasiun kereta api terminal Kota Yogyakarta seperti Yogyakarta dan Lempuyangan penuh sehingga KA harus singgah terlebih dahulu di stasiun ini untuk menunggu antrean.

Dahulu stasiun ini memiliki percabangan menuju Pabrik Gula Demakijo, tetapi setelah PG tersebut berubah menjadi Kompi Kavaleri Panser 2 dan Kompi Senapan C, jalur tersebut ditutup untuk pembangunan Jalan Ring Road Barat Kota Yogyakarta.

Bangunan dan tata letak[sunting | sunting sumber]

Awalnya, stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 yang lama merupakan jalur lurus.[4] Sejak beroperasinya jalur ganda di segmen Kutoarjo–Yogyakarta pada tahun 2006–2007, tata letak stasiun ini mengalami perubahan total, dengan jalur 1 yang lama diubah menjadi jalur 2 sebagai sepur lurus arah hulu (Yogyakarta), dan jalur 2 yang lama diubah menjadi jalur 3 sebagai sepur lurus arah hilir (Kutoarjo). Jalur 1 yang baru dan jalur 4 dibangun sebagai sepur belok, lalu jalur 5 dibangun sebagai jalur simpan dan dipasang perintang sarana tipe kupu-kupu.[5]

Selain itu, stasiun ini kini menggunakan bangunan baru yang dibangun oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian; bangunan lama stasiun ini yang merupakan peninggalan DKA terkena dampak pembangunan jalur 1 yang baru sehingga dirobohkan.

Pada peron dekat ruang kepala stasiun terdapat prasasti peresmian jalur ganda Kutoarjo–Yogyakarta. Prasasti ini dipasang pada November 2007, yang proses pembangunannya mendapat pinjaman dari Jepang melalui Japan Bank for International Cooperation.[6]

P

Lantai peron

Sepur badug
Jalur 4 Jalur untuk penyusulan KA
Peron pulau
Jalur 3 Sepur lurus untuk KA berjalan langsung arah Kutoarjo
Jalur 2 Sepur lurus untuk KA berjalan langsung arah Yogyakarta
Peron pulau
Jalur 1 Jalur untuk penyusulan KA
Peron sisi
G Bangunan utama stasiun

Insiden[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 24 November 2016, seorang warga tewas ditabrak kereta api Gajahwong saat hendak memasuki Stasiun Patukan. Pihak PT KAI Daop VI Yogyakarta kemudian mengimbau kepada warga agar tidak beraktivitas di jalur kereta api.[7]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Susanti, D.M. (Januari 2008). Kajian atas Pengelolaan Pengetahuan dalam Pengoperasian Teknologi Persinyalan Kereta Api (Studi Kasus Daop 2 Bandung) (Tesis S2). Program Magister Studi Pembangunan, Sekolah Arsitektur, Pengembangan, dan Perencanaan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung. 
  4. ^ Lampiran Surat Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian No. SK.02/DJKA/K.2/01/06
  5. ^ "Jalur Rel Ganda Kutoarjo-Yogya-Solo Dioperasikan". Tempo.co. 2007-09-25. Diakses tanggal 2018-02-17. 
  6. ^ "Jalur Ganda Yogya-Kutoarjo Dapat Dioperasikan Saat Lebaran". detikcom. Diakses tanggal 2019-07-08. 
  7. ^ "KA Gajah Wong Tabrak Orang, KAI Ingatkan Masyarakat Tak Beraktivitas Dekat Rel". krjogja.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-17. Diakses tanggal 2018-02-17. 
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Rewulu
ke arah Kutoarjo
Kutoarjo–Purwosari–Solo Balapan Yogyakarta
ke arah Solo Balapan