Kapal penjelajah Jepang Kashima

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kashima di Shanghai, 1940
Sejarah
Kekaisaran Jepang
Nama Kashima
Asal nama Kuil Kashima
Dipesan 1938 (Tahun Fiskal)
Pasang lunas 6 Oktober 1938
Diluncurkan 25 September 1939
Mulai berlayar 31 Mei 1940[1]
Dicoret 5 Oktober 1945
Pelabuhan daftar Pangkalan Laut Kure
Nasib Menjadi kapal repatriasi
Catatan Dibongkar pada tahun 1947
Ciri-ciri umum
Kelas dan jenis Kapal penjelajah kelas-Katori
Berat benaman

Rencana:

  • 6.300 ton panjang (6.401 t) (normal)[2][3][注釈 1]
  • 6.720 ton panjang (6.828 t) (muat penuh)[4]

Aktual:

  • 6.280 ton panjang (6.381 t) (normal)[4][5][6]
  • 6.697 ton panjang (6.804 t) (muat penuh)[4]
Panjang
  • 133,5 m (438 ft 0 in) (keseluruhan)[2][3]
  • 129,77 m (425 ft 9 in) (garis air)[3]
  • 123,5 m (405 ft 2 in) (perpendikuler)[3]
  • Lebar 15,95 m (52 ft 4 in)
    Daya muat 5,75 m (18 ft 10 in)
    Tenaga 8.000 shp (6.000 kW)
    Pendorong
    • Turbin bergir 2 poros, ditambah motor diesel
    • 3 Pendidih Kampon tipe Ho[7]
    Kecepatan
  • 18 knot (21 mph; 33 km/h) (Rencana)[3][8][9]
  • 19 knot (22 mph; 35 km/h) (Aktual)[2]
  • Jangkauan
  • 6.000 mil laut (11.000 km) pada 12 knot (22 km/h) (Rencana)[3]
  • 9.500 mil laut (18.000 km) pada 12 knot (22 km/h) (turbin + diesel)[2]
  • Awak kapal 315 orang + 275 kadet
    Senjata
    Pelindung Tidak ada
    Pesawat yang
    diangkut
    1 × pesawat apung
    Fasilitas penerbangan 1 katapel pesawat terbang

    Kashima (鹿島) merupakan kapal penjelajah latih dari kelas Katori, yang berpartisipasi selama Perang Dunia II milik Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Namanya diambil dari Kuil Shinto Kashima Jingu di Prefektur Ibaraki, Jepang. Dibangun pada 1939, Kashima selesai dibangun di Galangan Kapal Mitsubishi Yokosuka pada 31 Mei 1940 dan bermarkas di Pangkalan Laut Kure di laut pedalaman.

    Masa dinas[sunting | sunting sumber]

    Kashima memiliki sejumlah pengalaman dan jasa, ia bisa ditempatkan di sejumlah armada, baik sebagai pemimpin armada kapal selam, serta skuadron komandan pengawal. Bahkan selama perang berlangsung, Kashima dilengkapi dengan tambahan senjata penangkis pesawat dan peledak kedalaman.

    Pertengahan 1940, Kashima dan Katori mengunjungi Etajima, Ominato, Dairen, Port Arthur dan Shanghai. Kunjungan inilah yang menjadi target ekspansi Jepang.

    Selama Perang Dunia II, Kashima terbukti memiliki jasa dan pengalaman yang tiada tanding, seperti:

    • Operasi R (Invasi terhadap Rabaul & Kavieng), 23–24 Januari 1942, Kashima berangkat dari Truk guna membantu pendaratan pasukan. Lalu, pada 20 Februari 1942, sempat mengejar kapal induk USS Lexington dan Armada TF11, tetapi tak berhasil.
    • Operasi MO (Invasi terhadap Tulagi & Papua Nugini), pada 4 Mei 1942, Kashima mendarat di Rabaul, Inggris Baru guna mendukung operasi tersebut dan absen kala Pertempuran Laut Koral, di waktu yang nyaris bersamaan. Setelah sukses mendaratkan pasukannya, Kashima kembali ke Truk.

    Juli 1942, Kashima balik ke Kure, guna diperkuat dengan dua penangkis pesawat Tipe 96 25mm berkaliber ganda yang dipasang di ajungan depannya. Lalu kembali ke Truk 2 bulan kemudian. Namun, dengan kekalahan telak Jepang di Midway, pada 8 Oktober 1942, Kashima jadi tempat rapat kala membahas konstruksi pertahanan Jepang. Rapat tersebut dihadiri oleh Laksamana Madya Matome Ugaki, staf utama Armada Gabungan, dan sejumlah pejabat dari IJA bagian departemen konstruksi pertahanan.

    Di bulan yang sama, pada 26 October 1942 Wakil Laksamana Baron Tomoshige Samejima mengambil pimpinan Armada Keempat. Serta mulai 1 April 1943, Wakil Laksamana Masami Kobayashi menjadi komandan kapal Kashima. Kala itu, Kashima bermarkas di Truk, ia bisa menjaga sekitar laut di Kepulaun Marshall atau setidaknya kembali ke Kure atau Yokosuka untuk dirawat.

    1 November 1943, Kashima menjadi kapal bendera dari Armada Keempat, menggantikan penjelajah ringan Nagara dan ditugaskan kembali ke Divisi Latih Kure. 18 November 1943, Kashima berangkat dari Truk bersama kapal perawat kapal selam Chōgei dikawal oleh Wakatsuki dan Yamagumo. Baru setelah berangkat dari Truk, mereka diserang oleh kapal selam USS Sculpin. Untungnya, grupnya Kashima selamat tanpa korban satupun dari pihaknya. Kashima mendarat di Kure pada 25 November 1943, dan menetap di dok kering hingga 12 Januari 1944.

    Dari 23 Januari - 15 April 1944, Kashima tetap menjadi kapal latihan untuk Akademi IJN di Etajima.

    Namun, ketika Jepang kian terdesak, Kashima berubah tugas menjadi kapal transpor. Dari 26 Mei 1944 ke 11 Juli 1944, sudah 4 kali dari Shimonoseki ke Okinawa membawa pasukan militer beserta suplainya. Namun, dari 11 Juli 1944 kala Operasi Ro-Go, Kashima ditugaskan untuk mengangkut transpor pasukan dan suplai ke Taiwan, melakukan sejumlah perjalanan dari Kagoshima dan Kure ke Keelung.

    20 Oktober 1944, Kashima sempat terdeteksi oleh kapal USS Tang, tetapi tak mampu menyerang lantaran torpedo elektrik Mark 18-1 yang baru kurang cepat dan jarak yang dibutuhkan, walau jaraknya hanya 2 km.

    20 Desember 1944, Kashima dimodifikasi total di Arsenal Angkatan Laut Kure. Tuba torpedonya diganti oleh 2 penangkis pesawat tak berpelindung laras ganda 40-kaliber Tipe 89 berukuran 127 mm senjata HA, 4 buah penangkis pesawat Tipe 96 berlaras tiga, bersama dengan hadirnya radar permukaan tipe 22, hidropon dan sonar. Juga dipasangi dua alat komunikasi inframerah Tipe 2. Lalu haluannya, dilindungi oleh protektor berlapis beton bagi 100 peledak kedalamannya, dengan 4 pelempar peledak kedalaman dan 2 rel diinstal di dek seperempatnya. Plus, 8 penangkis pesawat tipe 96 berkaliber single 25mm, dengan total 38 barel dan sebuah radar udara tipe 13.

    Dari Februari 1945, Kashima ditugaskan untuk patrol anti kapl selam di Laut China Selatan dan sekitar Korea. 19 Mei 1945, Kashima menabrak dan mengkaramkan sebuah kapal kargo Daishin Maru di Teluk Tsushima. Tangki bensin di buritan Kashima mengalami kerusakan dan sempat terbakar, tetapi, ia sempat kembali ke Chinkai, Korea untuk diperbaiki. Kashima melanjutkan tugas sebagai pengawal konvoi dan patrol anti kapal selam hingga perang selesai.

    Kashima lalu dihapus dari daftar militer 5 Oktober 1945.

    Pasca perang[sunting | sunting sumber]

    Pasca perang, Kashima dijadikan sebagai kapal repatriasi transpor. Kapalnya dimodifikasi sedemikian rupa, agar dapat menampung orang-orang dengan jumlah yang besar. Selain itu, dari 10 Oktober 1945 - 12 November 1946, Kashima membukukan sebanyak 12 perjalanan ke Nugini Baru, Kepulauan Solomon, Kepulauan Marshall, Singapura, Indochina Prancis, Taiwan, Indonesia, Thailand dan Hong Kong, mentransfer sebanyak 5.800 eks-serdadu Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dan tahanannya kembali ke Jepang.

    Antara 15 November 1946 dan 15 Juni 1947, hidup Kashima telah tamat ketika dirinya dipreteli di Nagasaki, salah satu kota yang masih terkena dampak bom nuklir.

    Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

    Anotasi[sunting | sunting sumber]

    1. ^ #軍艦基本計画資料Awalnya, ia direncanakan memiliki berat 6.650 ton sebagai kapal pelatihan

    Kutipan[sunting | sunting sumber]

    1. ^ Lacroix, Japanese Cruisers, hal. 794.
    2. ^ a b c d #鹿島引渡目録 hal.1『二.要目表』
    3. ^ a b c d e f Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama 軍艦基本計画資料Sheet7
    4. ^ a b c #JapaneseCruisers(1997) hal.667, Table13.3 "Stability Data of the Katori Class". 1940年5月22日の鹿島の値。
    5. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama 艦艇処分状況
    6. ^ #終戦時の日本海軍艦艇 hal.13
    7. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama 海軍造船技術概要pp1693-1694
    8. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama 鹿島要目
    9. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama 重巡利根型軽巡香取型pp46-47

    Referensi[sunting | sunting sumber]

    • Brown, David (1990). Warship Losses of World War Two. Naval Institute Press. ISBN 1-55750-914-X. 
    • D'Albas, Andrieu (1965). Death of a Navy: Japanese Naval Action in World War II. Devin-Adair Pub. ISBN 0-8159-5302-X. 
    • Dull, Paul S. (1978). A Battle History of the Imperial Japanese Navy, 1941-1945. Naval Institute Press. ISBN 0-87021-097-1. 
    • Evans, David (1979). Kaigun : Strategy, Tactics, and Technology in the Imperial Japanese Navy, 1887-1941. Naval Institute Press. ISBN 0-87021-192-7. 
    • Howarth, Stephen (1983). The Fighting Ships of the Rising Sun: The drama of the Imperial Japanese Navy, 1895-1945. Atheneum. ISBN 0-689-11402-8. 
    • Jentsura, Hansgeorg (1976). Warships of the Imperial Japanese Navy, 1869-1945. Naval Institute Press. ISBN 0-87021-893-X. 
    • Lacroix, Eric; Linton Wells (1997). Japanese Cruisers of the Pacific War. Naval Institute Press. ISBN 0-87021-311-3. 
    • Whitley, M.J. (1995). Cruisers of World War Two: An International Encyclopedia. Naval Institute Press. ISBN 1-55750-141-6. 
    • Worth, Richard (2001). Fleets of World War II. Da Capo Press. ISBN 0-306-81116-2. 

    Pranala luar[sunting | sunting sumber]