Yosef Nguyễn Duy Khang
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Desember 2023. |
Yosef Nguyễn Duy Khang adalah seorang katekis Katolik Vietnam. Ia lahir pada tahun 1832 di wilayah Tra-Vinh yang berjarak sekitar 18 kilometer dari Nam Định. Sejak muda, ia adalah seorang yang taat pada imannya. Ketika usianya menginjak remaja, ia memiliki peran menjadi “pembisik” bagi umat Kristen di wilayah tempat tinggalnya. Setiap kali ada misionaris yang datang, ia akan pergi dari rumah ke rumah keluarga Kristen untuk mengabarkan kedatangan pelayan iman itu.
Kerelaan Joseph untuk membantu pelayanan para misionaris ini terinspirasi dari orantuanya. Sang ayah mengajarkannya untuk mewujudkan iman mereka dengan pelayanan yang tulus bagi para misionaris. Untuk itulah, Joseph tidak pernah berhitung tentang pengorbanan yang diberikannya kepada para misionaris.
Pada usia 16 tahun, ayahnya tutup usia. Situasi ini tak membuatnya patah semangat. Ia menjadi orang yang hidup dalam optimisme yang kuat akan imannya. Ia pernah meminta izin kepada sang ibu Thiên Khang untuk masuk seminari. Akan tetapi, ia mengurungkan niat karena hubungan Gereja dan pemerintah sedang panas-panasnya.
Ia berpikir bila tidak menjadi imam, cukuplah menjadi katekis. Dalam masa pengejaran terhadap umat Katolik di Tonkin, Joseph tampil sebagai katekis handal. Ia keluar masuk hutan, rumah penduduk, dan tempat-tempat persembunyian umat Katolik untuk menguatkan saudara-saudarinya. Ia lebih memilih membantu saudara-saudari seiman ketimbang membiarkan mereka dibunuh sebelum bertobat.
Ia terus menjalankan perannya ini dengan tekun, hingga ia bertemu Mgr Hermosilla. Ia bersama Mgr Hermosilla melayani hingga ke perbatasan Cochinchina secara gerilya. Karena ancaman dari kaisar, umat Katolik Tonkin beberapa kali menasihati Joseph agar menahan diri dalam pelayanan. Nasihat ini juga sempat dilontarkan Uskup Koajutor Vikaris Apostolik Tonkin Mgr Domingo Henares OP, tetapi Joseph tetap menjalankan kerasulannya.
Suatu ketika dalam perjalanan misi, sebuah pesan datang dari seorang katekis di Tonkin bahwa Mgr Hermosilla menjadi target tentara kerajaan. Sebenarnya, saat itu ia bisa melarikan diri. Namun, ia lebih memilih tetap melayani sang Uskup. Kabar buruk yang tidak berpihak ini membuat Mgr Hermosilla mengajaknya bersembunyi di geladak kapal.
Tempat itu menjadi aman dikarenakan kapal tersebut milik orang Spanyol. Dalam persembunyian itu, Joseph tetap memilih menjadi “pembisik” utama bagi uskup. Dalam kesempatan tertentu, ia melarang Mgr Hermosilla untuk keluar dari persembunyian. Selanjutnya katekisasi menjadi tanggungjawabnya. Beberapa kali juga, ia berbohong kepada para orang-orang lokal perihal Uskup. Ia mengatakan Mgr Hermosilla adalah awak kapal.
Banyak orang yang percaya soal kebohongan itu. Sampai suatu saat penyamaran Mgr Hermosilla terbongkar oleh seorang Katolik Tonkin yang ikut merayakan Ekaristi bersama Joseph. Orang Katolik tersebut melaporkan keberadaan keduanya kepada tentara kerajaan. Meski diminta melarikan diri, Joseph lebih suka berada disamping Mgr Hermosilla.
Selama tiga tahun, Joseph mendampingi karya kerasulan Mgr Hermosilla. Di saat itu spiritualitas St Dominikus menjiwai batinnya hingga dirinya menerima habit Ordo Ketiga Dominikan. Dalam masa itu juga, ia memposisikan diri sebagai “keledai tumpangan” bagi uskup. Ia seperti keledai yang ditumpangi Yesus saat memasuki Kota Yerusalem. Ayat Injil Yohanes 3:30, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil,” menjadi semangat pelayanannya.
Segera sesudah penangkapan itu, keduanya dijebloskan ke penjara. Mereka dicambuk berkali-kali, tetapi tak ada yang mengeluh. Semua mata yang memandang keduanya berteriak agar segera menanggalkan imannya. Joseph dan uskup hanya tersenyum. Keduanya terlihat sangat gembira menantikan surga abadi.
Keduanya wafat sebagai martir Kristus dengan cara dipenggal kepala pada 6 Desember 1861. Joseph, Mgr Hermosilla, dan sejumlah Martir Vietnam lainnya dibeatifikasi Paus Pius X pada 20 Mei 1906. Pada 19 Juni 1988, ia dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II. Ia menjadi pelindung para imam di wilayah-wilayah diaspora. Para martir Vietnam tersebut dikenang setiap 24 November.[1]