Yogi Sugito

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Prof. Dr. Ir.
Yogi Sugito
MS
Rektor UB 2006-2014
Rektor Universitas Brawijaya 11
Masa jabatan
25 Januari 2006 – 19 Juni 2014
Sebelum
Pendahulu
Prof. Dr. Ir Bambang Guritno, M.Agr.Sc
Pengganti
Prof. Dr. Ir. Muhammad Bisri, MS
Informasi pribadi
Lahir
Yogi Sugito

22 Januari 1951 (umur 73)
Tulungagung, Jawa Timur, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Alma materUniversitas Brawijaya, Institut Pertanian Bogor, Wageningen University Research
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito, MS (lahir 22 Januari 1951) adalah ilmuwan Indonesia yang menjabat sebagai Rektor UB ke-11 periode 2006-2014 selama dua periode. Yogi Sugito merupakan dosen di Fakultas Pertanian yang juga menjadi dosen terbang beberapa perguruan tinggi di Kolombia, Filipina, India, dan Tiongkok. Yogi Sugito juga pernah menjalani pelatihan keilmuan dibawah naungan FAO di Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan beberapa negara di Eropa. Yogi Sugito bertekad untuk secara total membawa Universitas Brawijaya menjadi PTN bertaraf internasional dan disegani baik oleh perguruan tinggi nasional maupun luar negeri. Yogi Sugito mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk mewujudkan otonomi kampus serta mengembangkan bisnis di wilayah kampus melalui konsep Inkubator Bisnis dengan merintis berdirinya unit-unit bisnis, baik yang bersifat akademis maupun non akademis. Selain soal bisnis, program terobosan baru lain yang sudah disiapkannya adalah Job Placement Center, yang diharapkan akan dapat memudahkan lulusan dan mahasiswa dalam penempatan kerja. Yogi Sugito menerima anugerah pemecahan rekor oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) yang diwakili oleh Paulus Pangka. Penghargaan yang disampaikan langsung oleh Mendiknas Muhammad Nuh tersebut dianugerahkan atas prestasi Yogi Sugito yang menjabat secara terus-menerus secara berjenjang mulai ketua program diploma hingga rektor, terhitung sejak tahun 1984-2014.

Sumbangsih[sunting | sunting sumber]

Dalam masa kepemimpinan guru besar Fakultas Pertanian ini, Universitas Brawijaya diarahkan untuk menjadi Entrepreneurial University yang bertaraf internasional, dibuat logo Universitas Brawijaya, mulai diperkenalkan singkatan “UB” menggantikan “Unibraw”, diberlakukan SPP proporsional bagi mahasiswa. Perkembangan yang begitu cepat membuat UB menjadi perguruan tinggi terbesar dan terbaik di Indonesia. Terbesar, karena jumlah program studi, dosen, karyawan hingga mampu mempunyai 4 kampus di lokasi berbeda (Ketawangede, Puncak Dieng, Kediri, dan Jakarta). Dikatakan terbaik, karena berbagai prestasi, baik di bidang akademik, keuangan, kepegawaian, kemahasiswaan, dan manajemen, serta suasana kampus. Rektor ini sangat memperhatikan keamanan, kenyamanan dan keindahan kampus.[1]

Ia juga memperkenalkan Mitreka Satata Brawijaya sebagai Doktrin kerjasama UB. Doktrin ini terinsipirasi dari politik luar negeri Kerajaan Majapahit yang hanya mau bekerjasama atau bersekutu dengan pihak yang dianggapnya seimbang dan berpotensi untuk menjalin persahabatan yang kekal.[2] Doktrin ini dianggap publik eksklusif namun sangat populer di kalangan pengambil kebijakan UB.[3]

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Pendidikan formal yang pernah di tempuh:[4]

Karier[sunting | sunting sumber]

Karier yang pernah dijalani:[5]

  • Sekretaris Jurusan Agronomi (1984-1985)
  • Ketua Program D-III Perkebunan (1985-1989)
  • Pembantu Dekan I Fakultas Pertanian (1990-1996)
  • Dekan Fakultas Pertanian (1996-2001)
  • Pembantu Rektor Bidang Akademik (2001-2006)
  • Rektor Universitas Brawijaya (2006-2014)
  • Guru besar Ekologi Tanaman pada Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Penghargaan[sunting | sunting sumber]

Beberapa penghargaan yang pernah diraih:[4]

  1. Dosen Teladan Tingkat Universitas. 1988.
  2. Juara I Lomba Karya Tulis di Mediamasa Tk. Nasional. 1992.
  3. Satya Lencana Karya Satya. 10 Tahun. 1996.
  4. Satya Lencana Satya 20 Tahun. 2002

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-26. Diakses tanggal 2018-07-26. 
  2. ^ https://koransulindo.com/mitreka-satata-cara-majapahit-membentengi-nusantara/
  3. ^ https://edukasi.kompas.com/read/2013/01/07/04281077/Universitas.Brawijaya.Tolak.Kerjasama.Luar.Negeri
  4. ^ a b UB.ac.id Profile lecture UB[pranala nonaktif permanen]
  5. ^ merdeka.com Profil Yogi Sugito[pranala nonaktif permanen]

Catatan Kaki[sunting | sunting sumber]