Wajar (lagu)
Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus pada 8 Oktober 2024. |
"Wajar" | ||||
---|---|---|---|---|
Singel oleh Astrid bersama Cokelat | ||||
Dirilis | 29 Oktober 2021 | |||
Direkam | 2021 | |||
Genre | ||||
Durasi | 4:25 | |||
Label | MyMusic Records | |||
Pencipta | Edwin Marshal Syarif | |||
Produser | William Chow | |||
Kronologi singel Astrid bersama Cokelat | ||||
| ||||
Video musik | ||||
"Wajar" di YouTube |
"Wajar" merupakan singel hasil kolaborasi Cokelat dan Astrid yang ingin menyampaikan bahwa tidak ada yang salah dengan mencintai dan mengutarakan cinta. Lagu ini diciptakan Edwin.
Lagu ini datang dengan lirik yang begitu jelas yakni bahwa cinta itu bukanlah sesuatu yang salah. Tak sampai di situ, Cokelat dan Astrid mengajak pendengarnya untuk mau mengungkapkan semua perasaan cinta yang tumbuh di dalam hati mereka.
Pesan positif yang ingin dibagi tidak sebatas di situ saja. Jika pendengarnya sudah berhasil mengekspresikan rasa cinta itu ke dalam bentuk yang nyata, ada satu hal lagi yang perl menjadi perhatian, yakni keikhlasan.
Dari segi musik, lagu Wajar terdengar unik dan tak biasa. Sebab, sama sekali tidak ada unsur rock di dalam lagu dan nuansanya pun sangat ballad.
Penulisan
[sunting | sunting sumber]Ernest, gitaris Cokelat, menceritakan bahwa Wajar diciptakan oleh Edwin. Ia membeberkan, lagu tersebut adalah hasil karya yang tercipta di masa PSBB.
Rilis
[sunting | sunting sumber]Video musik "Wajar" diunggah di kanal YouTube MyMusic Records pada 29 Oktober 2021. Pada bulan Oktober 2024, video ini telah ditonton lebih dari 120 ribu kali.[1]
Video musik
[sunting | sunting sumber]Video klip yang berlokasi di Tebing Koja, Tangerang, ini memiliki cerita unik di balik proses pembuatannya. Cokelat dan Astrid mengaku harus menanjak tebing demi video klip “Wajar”. Selain itu, Astrid dan grup band Cokelat juga harus berpanas-panasan di lokasi syuting yang dilaksanakan di Tebing Koja. Mereka pun harus berpacu dengan waktu agar proses syuting dapat selesai sebelum sinar matahari semakin terik.