Lompat ke isi

Waduk Melati

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Waduk Melati dengan pemandangan mengarah ke utara. Di latar belakang terlihat apartemen Thamrin Residence.

Waduk Melati, atau dikenal juga dengan nama panjang Waduk Kebon Melati, adalah sebuah waduk yang terdapat di daerah Jalan Dukuh Pinggir, Kelurahan Kebon Melati, Jakarta Pusat. Letaknya tepat di sebelah Thamrin Residence, dan di sekitarnya ada berbagai pusat perbelanjaan dan bisnis Thamrin, Kebon Kacang, Tanah Abang,[1] misalnya Thamrin City dan Grand Indonesia[2] Waduk ini dibangun pada 1966 untuk mengatasi banjir Jakarta, sebagai penampung air berlebih dari daerah sekitarnya.[3] Waduk ini memiliki ciri khas bersebelahan dengan kali kecil yang dipisahkan oleh dinding tebal melengkung sehingga air dari waduk akan berpindah ke kali atau sebaliknya jika salah satunya meluap.

Kondisi waduk

[sunting | sunting sumber]

Karena belum pernah dikeruk sejak pembangunannya hingga Desember 2013, Waduk Melati telah mengalami pendangkalan hebat. Isi waduk ini bukan lagi air, namun lumpur hitam dengan bau kotoran yang menyengat, serta terlihat beberapa tumpukan sampah. Warga di sekitar mengaku telah menyampaikan permintaan untuk normalisasi waduk, namun masih belum dikabulkan hingga akhir 2013 sebagai bagian dari proyek JEDI.[3] Sebenarnya pada tahun 2010, telah direncanakan pengerukan dengan bantuan Bank Dunia, dengan harapan bisa mengurangi banjir di kawasan Thamrin. Namun rencana ini terus tertunda hingga tiga tahun setelahnya.[4]

Pengerukan

[sunting | sunting sumber]

Program pengerukan diresmikan oleh Jokowi, didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Manggas Rudi Siahaan, Wali Kota Jakarta Pusat Syaifullah dan perwakilan dari Bank Dunia, pada tanggal 11 Desember 2013. Proyek bagian dari Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) ini melanjutkan program serupa yang telah tertunda selama lima tahun sebelumnya dan diharapkan selesai dalam jangka waktu dua tahun.

Dalam pengerjaan paket 1 JEDI, lokasi yang akan dikeruk yaitu Kali Ciliwung Gunung Sahari dari pintu air Masjid Istiqlal sampai pintu air Marina dengan luas 5.100 meter, kemudian Waduk Melati dengan luas 4,9 hektare, saluran Gresik dari Jalan Surabaya Menteng sampai Teluk Betung Kebon Kacang 2.004 meter dan Kali Cideng Hulu dari Waduk Setiabudi sampai dengan jalan Teluk Betung Kebon Kacang 1.260 meter. Total pengerukan yang dilakukan dalam volume pekerjaan paket I ini yaitu 98.240 meter kubik. Di sungai dan kali tersebut akan dilakukan pemasangan sheet pile di tiap tanggul sepanjang 4.832 meter dan 1.245 meter.

Normalisasi ini menelan anggaran Rp 284 Miliar sebagai pinjaman dari Bank Dunia.[5]

Partisipasi pengembang apartemen

[sunting | sunting sumber]

Semenjak Juni 2013, Basuki Tjahaja Purnama telah memberi kemudahan kepada pengembang yang ingin membangun apartemen di sekitar Waduk Melati dengan syarat harus berpartisipasi membersihkan waduk ini. Salah satu yang tergerak adalah PT Intiland yang bersedia menyumbangkan 160-180 pompa untuk membantu membersihkan waduk tersebut, dengan balasan izinnya membangun juga akan dipermudah.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Taktik Ahok Bangun Apartemen Dekat Waduk Harus Sumbang Pompa. Diakses dari situs berita detik pada 2 Januari 2014
  2. ^ Waduk Melati, Waduk Kecil di Pusat Kota Jakarta Diarsipkan 2014-01-02 di Wayback Machine.. Diakses dari situs GieWahyudi pada 2 Februari 2014
  3. ^ a b Waduk Melati Jakarta Pusat Tetap Jorok. Diakses dari situs berita Tribun News pada 2 Januari 2014.
  4. ^ Kawasan Thamrin Segera Bebas Banjir. Diarsipkan 2014-01-02 di Wayback Machine. Diakses dari situs Berita Tempo pada 2 Februari 2014
  5. ^ Waduk Melati Mulai Dikeruk, Jokowi Tak Mau Pengerjaaannya Lelet. Diakses dari situs berita Merdeka.com pada 2 Februari 2014

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]