Ketinggian hati

Ketinggian hati atau vanitas adalah kepercayaan berlebih terhadap kemampuan, keindahan maupun kepentingan diri. Vanitas itu sendiri adalah kata Latin yang sebelum abad ke-14 memiliki arti yang berbeda, yaitu "kesia-siaan".[2] Kata ini kemudian mendapat arti tambahan narsisisme dan egoisme.

Di dalam banyak agama, vanitas, dalam arti modernnya, dianggap sebagai suatu bentuk penyembahan diri, meninggikan dirinya sejajar dengan Tuhan demi kemuliaan diri sendiri. Dalam filsafat, vanitas merupakan bentuk lain dari ego dan kesombongan.
Dalam bahasa Indonesia, tindakan tinggi hati dapat disebut sebagai memegahkan diri. Ketinggian hati sering kali dilambangkan sebagai merak dalam dunia Barat, karena merak (jantan) dianggap sebagai burung yang angkuh dan suka pamer.
Dalam proyek ensiklopedia terbuka Wikipedia, suntingan vanitas, yakni suntingan tentang artikel biografi diri, sanak keluarga, maupun orang dekat, dianggap sebagai konflik kepentingan yang seringkali hanya menonjolkan sisi baik (diri sendiri atau orang dekat) tanpa menyebutkan sisi buruknya. Suntingan semacam itu dapat berupa tulisan artikel, maupun mempromosi dalam bentuk tulisan, pranala, gambar foto demi ketenaran dan keuntungan komersial diri sendiri maupun orang dekatnya. Hal ini yang dianggap membedakan sebuah artikel biografi di Wikipedia dengan situs web pribadi atau media promosi lainnya.
Karena tidak ada kriteria konkret untuk menentukan apakah seseorang dianggap tinggi hati atau tidak, maka banyak proyek Wikipedia yang kemudian mengganti kebijakan tentang ketinggian hati dengan konflik kepentingan, termasuk suntingan yang dibayar untuk tujuan promosi maupun menghilangkan informasi negatif.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]

Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Vanitas" Still Life". The Walters Art Museum.
- ^ Dalam Alkitab bahasa Inggris versi Raja James, misalnya tertulis "Vanity of vanities, saith the Preacher, vanity of vanities; all [is] vanity" yang dalam terjemahan Bahasa Indonesia berbunyi "Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia." Pengkhotbah 1:2