Lompat ke isi

Unggas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Unggas
Rentang waktu: Maastrichtian hingga Recent[1]
Kemungkinan asal-usul lebih tua bedasarkan jam molekul[2]
Kalkun sikat australia (Alectura lathami)
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Infrakelas: Neognathae
Klad: Pangalloanserae
Superordo: Galloanserae
Sclater, 1880
Subkelompok
Sinonim

Anatophasianae

Unggas (bahasa Inggris: poultry) adalah hewan domestik yang diternakkan oleh manusia untuk dimanfaatkan daging, telur, dan/atau bulunya. Umumnya, burung yang digolongkan sebagai unggas merupakan bagian dari ordo Galliformes (seperti ayam dan kalkun) dan Anseriformes (seperti bebek). Keduanya membentuk sebuah klad yang bernama Galloanserae atau Galloanseres (sebelumnya Galloanseri, dari kata bahasa Latin gallus ("ayam jantan") + ānser ("angsa")).[3] Keberadaan klad ini juga di dukung oleh data urutan DNA dan morfologis,[4] juga data kehadiran/ketidakhadiran retrotransposon.[5]

Bermacam-macam jenis unggas

Kata unggas juga umumnya digunakan untuk burung pedaging seperti di atas. Lebih luasnya, kata ini juga dapat digunakan untuk daging burung jenis lain seperti merpati. Unggas memiliki ciri fisik bersayap, berkaki dua, berparuh dan berbulu. Dalam kehidupan sehari-hari unggas merupakan burung yang diambil manfaatnya oleh manusia, entah itu daging, telur, bulu, atau dijadikan peliharaan untuk hiburan semata. Bagian paling berdaging dari burung adalah otot terbang pada dada, serta otot jalan pada segmen pertama dan kedua pada kakinya.

Sebutan hewan unggas sebetulnya hanya berlaku di dalam dunia peternakan saja, jika dalam ilmu pengetahuan biologi dan tata penamaan spesies sama sekali tidak ada ordo khusus yang menjadi penerjamahan dari unggas.

Maka dari itu dapat disimpulkan unggas ini sebetulnya secara keilmuan biologi adalah burung, namun yang membedakan penyebutan burung kebanyakan dan unggas hanya pada manfaat saja. Unggas adalah burung yang diambil manfaatnya oleh manusia.[6]

Menurut habitatnya unggas dibedakan menjadi dua:[7]

Unggas air

Unggas ini biasanya sangat suka hidup di air, ditandai dengan adanya selaput di kedua kakinya. Selaput ini digunakan untuk membantu pergerakannya selama di air. Sehingga lebih mudah untuk digunakan dalam berenang. Ciri-ciri lainnya juga dapat dilihat dari bulunya yang cepat mengering biasanya ada sejenis kandungan minyak yang membantu mengeringkan bulunya saat terkena air.

Unggas nonair

Unngas nonair ini sebetulnya unggas darat, namun jika disebut unggas darat akan sangat bias dengan makna unggas. yaitu burung yang dimanfaatkan oleh manusia. Seperti contohnya, merpati. Merpati menghabiskan waktunya di udara. Dan dapat dikatakan sebagai unggas udara. Maka dari itu saya memberikan kategori baru yaitu unggas nonair. Termasuk unggas udara dan unggas darat.

Unggas nonair ini menghabiskan sebagian waktunya di luar air. Ciri fisiknya sangat mudah, yaitu dari kakinya yang tidak berselaput. seperti ayam, merpati, burung ternak (kenari, love bird, beo).

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Elzanowski, A.; Stidham, T.A. (2011). "A Galloanserine Quadrate from the Late Cretaceous Lance Formation of Wyoming". The Auk. 128 (1): 138–145. doi:10.1525/auk.2011.10113. 
  2. ^ Kuhl., H.; Frankl-Vilches, C.; Bakker, A.; Mayr, G.; Nikolaus, G.; Boerno, S. T.; Klages, S.; Timmermann, B.; Gahr, M. (2020). "An unbiased molecular approach using 3'UTRs resolves the avian family-level tree of life". Molecular Biology and Evolution. 38: 108–127. doi:10.1093/molbev/msaa191alt=Dapat diakses gratis. PMC 7783168alt=Dapat diakses gratis. PMID 32781465. 
  3. ^ Sibley, C, Ahlquist, J. & Monroe, B. (1988)
  4. ^ Chubb, A. (2004)
  5. ^ Kriegs et al. (2007)
  6. ^ "unggas". Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses tanggal 2020-04-04. 
  7. ^ "unggas: klasifikasi, ciri, dan 10 macam contoh". jagad.id. Diakses tanggal 2020-04-04. 

Bacaan lanjut

[sunting | sunting sumber]
  • Benson, D. (1999): Presbyornis isoni and other late Paleocene birds from North Dakota. Smithsonian Contributions to Paleobiology 69: 253–266.
  • Chubb, A. (2004): New nuclear evidence for the oldest divergence among neognath birds: the phylogenetic utility of ZENK(i). Molecular Phylogenetics and Evolution 30: 140–151
  • Feduccia, A. (1999): The Origin and Evolution of Birds, Second Edition. Yale University Press, New Haven.
  • Kriegs, Jan Ole; Matzke, Andreas; Churakov, Gennady; Kuritzin, Andrej; Mayr, Gerald; Brosius, Jürgen & Schmitz, Jürgen (2007): Waves of genomic hitchhikers shed light on the evolution of gamebirds (Aves: Galliformes). BMC Evolutionary Biology 7: 190 (Fulltext).
  • Kulikova, Irina V.; Drovetski, S.V.; Gibson, D.D.; Harrigan, R.J.; Rohwer, S.; Sorenson, Michael D.; Winker, K.; Zhuravlev, Yury N. & McCracken, Kevin G. (2005): Phylogeography of the Mallard (Anas platyrhynchos): Hybridization, dispersal, and lineage sorting contribute to complex geographic structure. Auk 122 (3): 949–965. [English with Russian abstract] DOI: 10.1642/0004-8038(2005)122[0949:POTMAP]2.0.CO;2 PDF fulltext. Erratum: Auk 122 (4): 1309. DOI: 10.1642/0004-8038(2005)122[0949:POTMAP]2.0.CO;2
  • Sibley, C.G.; Ahlquist, J.E. & Monroe, B.L. (1988): A classification of the living birds of the world based on DNA-DNA hybridization studies. Auk 105: 409–423.