Tubuhku, pilihanku

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tubuhku, pilihanku adalah slogan yang mengaspirasikan perasaan wanita di berbagai belahan dunia yang berikatan dengan pilihan hidup atas tubuh mereka sendiri. Slogan ini menjadi pendukung bagi para perempuan agar tidak dijajak, dikapitalisasi, ditindas bahkan dirudung secara fisik. Karena setiap dasarnya manusia memiliki hak atas tubuhnya, baik perempuan maupun laki – laki.[1]

Pengertian dari slogan ini menimbulkan banyak kesalahpahaman, beberapa mengartikan bahwa slogan sebagai sarana untuk melegalkan tindakan aborsi, pilihan dalam berhubungan seksual, pencegahan kekerasan, dan hal-hal lain yang terkait dengan tubuh perempuan termasuk pilihan untuk divaksin atau tidak. Slogan ini tidak sepenuhnya salah apabila tidak dibiarkan bebas tanpa ada batasan yang jelas. Sebaliknya, slogan ini akan menjadi masalah jika setiap orang punya definisinya masing-masing tentang slogan ini. [butuh rujukan]

Otonomi dan integritas tubuh[sunting | sunting sumber]

Integritas berasal dari bahasa latin yang berarti utuh. Integritas cara untuk mengenali maupun mengetahui kemampuan diri. Yang menjadi pembeda dari pengertian lainnya ialah kemampuan dalam mengembangkan dan memperbaiki dari dalam diri sehingga membutuhkan pengalaman yang luar biasa.[butuh rujukan]

Integritas tubuh itu sendiri berarti gambaran mengenai kelengkapan tubuh yang ideal dalam jiwa dan raga. Friedrich Nietzsche menyatakan bahwa tubuh bukan hanya terikat pada mata, mulut, vagina, penis, jantung dan lainnya. Beliau menyatakan bahwa tubuh tidak hanya dimanfaatkan dalam banyak cara karena hasratnya dapat diubah oleh interpretasi budaya dan setiap aspek tubuh dapat secara menyeluruh dimodifikasi oleh teknik-teknik yang sesuai, yaitu tubuh yang lunak yang dapat di tundukkan dan dapat ditempah.[butuh rujukan]

Slogan tubuhku, pilihanku membawa Suzannah Weiss untuk mengungkapkan bahwa gagasan ini diterapkan pada hak reproduksi perempuan dan isu-isu hak perempuan lainnya. Pengertian ini berlawanan dengan perlakuan mengenai tubuh perempuan sebagai alat dan mengaskan bahwa adanya persetujuan dari setiap pihak.[butuh rujukan]

Agama dan slogan[sunting | sunting sumber]

Di dalam Islam, Rosulullah SAW menyampaikan sebuah hadis yang sarat makna. Beliau bersabda “Tidak rugi dan tidak merugikan” (Hadis Arbain ke-32). Hadis ini adalah sebuah hadis yang melarang muslim untuk berbuat kemudaratan atau keburukan. Kita punya hak terhadap diri kita sendiri selama kita tidak menyebabkan keburukan bagi diri sendiri ataupun orang lain. Merugikan diri sendiri saja dilarang, apalagi merugikan orang lain. [butuh rujukan]

Apabila berdasar pada persoalan aborsi, proses kehamilan tentu saja tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Setidaknya ada dua orang yang terlibat dalam proses ini. Tentu saja tidak boleh ada paksaan di dalamnya. Perempuan atau laki-laki punya hak yang sama dalam memutuskan aktivitas seksual. Jika terjadi proses pembuahan dan terjadi kehamilan, maka ini adalah bentuk tanggung jawab kedua belah pihak. Bukan hanya ibu atau ayahnya saja. Walaupun secara fisik, anak tersebut ada di tubuh ibu.[2]

Dalam Islam sendiri bila aborsi dilakukan karena alasan medis, dalam hal ini dapat membahayakan ibu dan bayinya, maka ini diperbolehkan. Dengan dasar memilih keburukan yang lebih kecil daripada keburukan yang lebih besar. Daripada kehilangan ibu dan bayinya sekaligus, maka kehilangan bayinya saja tentu menjadi pilihan yang lebih baik. Slogan ini juga kerap digunakan oleh seorang wanita yang memutuskan untuk tidak menikah.[butuh rujukan]

Slogan sebagai tameng untuk bertindak diluar norma[sunting | sunting sumber]

Tubuhku, pilihanku menjadi slogan yang digunakan sebagai kampanye oleh perempuan dalam berbagai negara untuk membela diri dan mengangkat marbatas atas tubuhnya. Kampanye ini digunakan untuk mewakili gagasan otonom yang berarti keputusan yang sah dan tidak dapat diganggu gugat dalam memaknai tubuh bagi seorang perempuan.[butuh rujukan]

Kampanye tubuhku, pilihanku kerap kali dijadikan topik aksi demonstrasi terkait feminis di berbagai negara. Seperti halnya berkaitan dengan melegalkan tindakan aborsi, pencegahan kekerasan, hingga penolakan terhadap vaksinasi.[3]

Sosial media juga digunakan untuk membicarakan tubuhku, pilihanku dengan menggunakan tagar. Setiap orang tentunya memiliki kuasa penuh atas tubuh yang dimilikinya. Begitu pula dengan perempuan, mereka berhak menentukan apapun hal yang akan dilakukan terhadap tubuhnya. Namun yang perlu diperhatikan adalah terkait bagaimana perempuan menggunakan slogan tubuhku, pilihanku yang harus didasari dan atas pertimbangan bahwa keputusannya tersebut tidak melanggar norma dan aturan yang berlaku, merugikan serta mengganggu orang lain. Setiap manusia memiliki hak atas kebebasan, namun kebebasan tersebut juga diiringi dengan hak kebebasan orang lain.[4]

Penggunaan slogan hanya dijadikan alat atau tameng pembenaran dari tindakan perempuan yang tidak seharusnya dilakukan karena melanggar aturan negara dan norma yaitu salah satunya norma agama. Slogan tubuhku, pilihanku digunakan untuk perjuangan perempuan dalam upaya menegakkan keadilan terkait adanya kekerasan yang dialami perempuan, diskriminasi, dan supaya perempuan tidak semata menjadi objek eksploitasi. Slogan tersebut bukanlah tameng untuk menormalisasikan hal-hal yang sudah dilarang dan diatur dalam norma maupun aturan dalam negara.

Pameran slogan[sunting | sunting sumber]

Sebagai bagian dari gerakan hak-hak perempuan dengan konsep "Tubuhku pilihanku", orang Afrika Selatan menyelenggarakan pameran fotografi dan multimedia. Salah satu pameran bertajuk Voices and Choices , yang dikuratori oleh sutradara Mmabatho Montsho, menampilkan cerita dan pengalaman aborsi dengan media fotografi, grafis, seni, dan video. Larissa Klazinga dari Universitas Rhodes, bereksperimen dengan pameran foto-foto dari berbagai pesan protes yang mengidentifikasi diri perempuan, dengan pandangan menentang objektifikasi dan ketidakadilan bersama dengan tubuh telanjang mereka, dengan konsep bahwa perempuan memiliki kekuatan untuk berbicara tentang tubuh mereka sendiri dan memutuskan berapa banyak untuk mengungkapkan untuk diri mereka sendiri.[5]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Standar Ganda dalam Slogan My Body, My Choice". The Columnist. Diakses tanggal 2023-03-18. 
  2. ^ Habiba, Iefone Shiflana (2020-08-28). "Muslimah dan Slogan "My Body My Choice"". Inspirasi Muslimah. Diakses tanggal 2023-03-18. 
  3. ^ "Tubuhku pilihanku. Slogan feminisme dan tubuh positif untuk t-shirt..." iStock. Diakses tanggal 2023-03-18. 
  4. ^ "My Body My Choice, Tameng Perempuan dalam Bertindak di Luar Norma dan Aturan". kumparan. Diakses tanggal 2023-03-18. 
  5. ^ "Naked truth about women". TimesLIVE (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-18.